wartawan singgalang

Selasa, 01 April 2014

Keteladanan Syekh Muhammad Yatim Nyaris Terlupakan

Keteladanan Syekh Muhammad Yatim Nyaris Terlupakan

Patamuan--Tidak jauh dari Pasar Tandikek, tepatnya di Sipinang, Syekh Muhammad Yatim dimakamkan pada tahun 1951. Ulama besar yang terkenal hebat dizamannya itu nyaris terlupakan. Namun, belum sepi dari pengunjung wisata ziarah, terutama dari kalangan masyarakat yang bertalian dengan pengajian yang dikembangkan ulama yang lahir tahun 1868 M itu.
    Syekh Muhammad Yatim punya banyak nama yang sangat mashur dan populer. Karena lama mendidik dan memimpin Pesantren Luhur Kalampaian, Ampalu Tinggi, orang Tandikek menyebut dia Ungku Ampalu. Sedangkan masyarakat Ampalu menyebutnya sebagai Ungku Mudiak Padang. Sebab, nama lain dari Tandikek adalah Mudiak Padang.
    Menurut Koten Tuanku Bandaro, Syekh Muhammad Yatim telah melahirkan banyak ulama besar dan hebat pula. Sebut saja Syekh Musa Tapakis, Syekh H. Ibrahim Ambung Kapur, Tuanku Shaliah Kiramaik, Tuanku Sidi Talue, Tuanku Shaliah Pengka Lubuk Pandan, ayah Syekh Ali Imran Hasan Ringan-Ringan, dan banyak lagi ulama lainnya.
    "Masa dulu dia termasuk orang hartawan, punya sawah dan harta yang banyak. Istrinya empat. Punya kendaraan kuda. Zaman itu orang yang punya kuda hanya bisa dihitung dengan jari, saking mewahnya kendaraan demikian. Syekh Muhammad Yatim pulang kampung ke Sipinang sekitar tiga tahun menjelang ajalnya datang," ujar Koten, saat menerima kunjungan Masrizal, Wakil Ketua Komisi I DPRD Padang Pariaman yang saat ini calon anggota DPRD Sumbar, Rabu kemarin.
    Cerita Koten, Syekh Muhammad Yatim awalnya menuntut ilmu ke Syekh Talawi. Dari situ berlanjut ke Syekh Sumani, Syekh Kenari, Syekh Cupak, Syekh Talang, dan Syekh Tuan Kadhi Padang Ganting, Tanah Datar. "Semua jejak perjalanan spritual yang dilakukan Syekh Muhammad Yatim, termasuk makam muridnya sudah kita rancahi kembali," ujar Koten.
    Masrizal menginginkan adanya pengharagaan terhadap ulama itu. Apalagi pertalian dan karyanya sangat besar sekali ditengah masyarakat Padang Pariaman dan Sumatera Barat di zamannya. Dia tidak sekedar ulama ahli kitab. Tetapi mampu memberikan keteladanan kepada banyak orang, yang dimulai dari dirinya sendiri.
    "Sedangkan sejumlah makam muridnya saja sudah berlabel cagar budaya. Seperti makam Tuanku Shaliah Kiramaik Sungai Sariak. Tentu sangat salah, dan kurang adap kita kalau makam beliau tidak atau belum dijadikan sebagai cagar budaya yang ditetapkan negara," ujar Masrizal yang calon nomor urut dua dari PPP ini. (damanhuri)

3 komentar:

  1. Batua wjar di jdikan cagar bdaya yg seharus nya diziarahi

    BalasHapus
  2. Admin boleh dikenalkan kpd saya kuncen atau yg mengurus makam beliau?? Saya masih salah satu cicit beliau yg lagi kuliah di Hadramaut Yaman.

    BalasHapus
  3. Saya mendengar dari guru saya klw Tuangku Sidi Tawaf dan Tuangku Ibrahim juga murid beliau.

    BalasHapus