Givo Saputra
Anak Kampung Sungai Geringging Itu Raih Prestasi Nasional
Padang Pariaman--Senanglah hati
orangtuanya yang tinggal nun jauh disana, paling Utara Padang Pariaman
demikian. Begitu juga, keluarga besar MTsN Sungai Geringging yang pernah
dikepalai oleh H. Maswar pada tahun 1990 an itu. Para gurunya menyambut
gembira, saat mendengar kabar tentang seorang anak didiknya meraih
prestasi yang sangat luar biasa sekali. Dikancah Nasional lagi. Hebat
anak itu rupanya.
Acara yang diadakan dari 6-10
Desember itu, membuat nama Kabupaten Padang Pariaman yang dikenal
sebagai gudang agama di Sumatera Barat kembali bergema. Meskipun pada
MTQ tingkat Sumbar di Pasaman Barat yang lalu, daerah ini hanya
bertengger pada peringkat 16, dibawah Mentawai lagi, tentu prestasi
seorang Givo Saputra, anak kampung Sungai Geringging mampu mengobati
insan-insan penggiat seni keagamaan tersebut.
Dalam acara yang
dilaksanakan oleh Ditjen Penerangan Islam Kementerian Agama RI yang
bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, DPP LASQI dan
DPW LASQI Kalimantan Timur. Festival tingkat nasional yang ke-XVIII
tahun 2013 ini, membuat Kepala Kemenag Padang Pariaman, H. Masrican
Tuanku Marajo Basa bersemangat.
Acaranya dibuka secara resmi oleh
Wakil Menteri Agam RI, Prof. Nasaruddin Umar. Sebanyak lima cabang
dilombakan, dengan 139 penampilan. Para juara disamping dapat
penghargaan, juga diberikan uang pembinaan sebesar
Rp250 juta. Givo Saputra yang juara I pun meraih demikian. Sangat
senang hatinya. Anak kampung sebesar itu merasa puas, bisa naik pesawat
pulang dan pergi. Dapat prestasi lagi.
Disamping festival Seni,
pada kesempatan itu juga dilangsungkan Munas LASQI. Tujuan Festival Seni
Qasidah menurut Ketua Panitia Pelaksana, Hj. Euis Sri Mulyani, Ditjen
Penerangan Islam Kementerian Agama RI, sebagai upaya pengembangan
potensi seni budaya yang bernuansa Islami kepada masyarakat bangsa
Indonesia, memberikan apresiasi kepada pencipta seni qasidah, serta
melestarikan dan memperkenalkan akan ketinggian dan keluhuran seni
budaya Islam kepada generasi muda. (damanhuri)
Givo Saputra raih juara I pada Festival Seni Qasidah tingkat Nasional
di Balikpapan, Kalimatan Timur. Siswa Kelas II MTsN Sungai Geringging,
Kabupaten Padang Pariaman ini merupakan utusan Sumatera Barat dalam
ajang yang diadakan tiga tahun sekali tersebut.
Selasa, 24 Desember 2013
Penghargaan Adiwiyata Nasional Untuk SMA Lubuak Aluang Kado Terindah Diakhir Tahun
Penghargaan Adiwiyata Nasional Untuk SMA Lubuak Aluang Kado Terindah Diakhir Tahun
Padang Pariaman---Senja menjelang Magrib, Sabtu (21/12) lalu suasana terminal BIM agak ramai. Para penunggu menyemut. Tempat parkir mobil juga nyaris penuh. Tiba-tiba ditengah kerumunan orang banyak itu mencogok Dian Mulyati Syarfi. Kepala SMAN 1 Kecamatan Lubuak Aluang, Kabupaten Padang Pariaman ini baru saja keluar dari pesawat Garuda membawa sebuah penghargaan Adiwiyata yang baru saja diterimanya dari Mendiknas RI, lantaran berhasil dalam bidang lingkungan di sekolahnya.
Tidak tanggung-tanggung. Sejumlah majelis guru dan siswanya menyambut kedatangan sang kepala sekolah yang juga istri terkasih Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, Syamsulrizal itu bagaikan pejuang yang baru saja pulang dari medan tempur. Ibuk Dian pun sampai berpeluh, karena saking terenyuhnya melihat sambutan demikian. Tidak itu saja. Bupati Ali Mukhni, Sekdakab; Jonpriadi, Kepala Dinas Pendidikan Sumbar; Syamsulrizal, Kepala KLH; AK Jailani, Kepala Bappeda; H. Taslim, Kepala Dinas Perhubungan; Budi Utama, Kasat Pol PP; Syafrimen, Kepala BKD; Muhadek Salman ikut menyambutnya.
"Luar biasa. Piagamnya seperti biasa saja. Namun, yang paling berkesan itu karena ada tingkat nasionalnya. Itulah yang paling berarti sekali. Dan ini satu-satunya SMA di Sumatera Barat yang menerima Adiwiyata tahun ini. Tentunya, penghargaan ini kado terindah di akhir tahun untuk Padang Pariaman, disamping juga penghargaan nasional dari DKP dan juara satu seni kasidah tingkat nasional yang pernah diraih putra daerah ini," kata Ali Mukhni, saat menerima piagam dari Dian Mulyati Syarfi.
Memang, SMA Lubuak Aluang merupakan sekolah terhebat dan unggul yang pernah dimiliki daerah itu. Kalau saja Mahkamah Konstitusi (MK) tidak membubarkan RSBI, maka sekolah yang terletak di Sungai Abang Lubuak Aluang ini masih saja menyandang status demikian. Kepedulian Dian Mulyati Syarfi dalam menerapkan lingkungan asri, hijau dan bersih patut diacungi jempol. Dengan inilah terjadinya ramah lingkungan yang terpatri dikalangan sekolah yang telah melahirkan orang-orang hebat dan pintar di Padang Pariaman dan Sumatera Barat itu.
Menurut Dian, dengan predikat Adiwiyata ini pihaknya berkewajiban melakukan pembinaan yang sama, minimal untuk 10 sekolah SMA di Padang Pariaman. Dan lagi, pesan ramah lingkungan itu berantai, sampai ke tengah masyarakat yang tentunya melalui siswa dan siswi sekolah yang telah dibinanya itu.
Setelah melakukan serangkaian serimonial dan foto bersama di bandara yang terletak di Nagari Ketaping, Kecamatan Batang Anai tersebut, Dian yang telah hilang rasa capeknya sehabis terbang selama satu setengah jam dari Jakarta, bersama keluarga besar SMA Lubuak Aluang yang datang menjemput dijamu langsung oleh Bupati Ali Mukhni dengan makam malam bersama di Restoran Lamun Ombak, Pasa Usang.
Bagi Bupati Ali Mukhni yang pernah jadi guru dulunya, penghargaan demikian sangat besar sekali artinya. Apalagi, yang dibawa Dian dan SMA Lubuak Aluang tidak lagi Kabupaten Padang Pariaman. Tetapi Provinsi Sumatera Barat. Sebuah prestasi yang patut sekali dihargai dan dijunjung tinggi oleh pemerintah daerah. (damanhuri)
Padang Pariaman---Senja menjelang Magrib, Sabtu (21/12) lalu suasana terminal BIM agak ramai. Para penunggu menyemut. Tempat parkir mobil juga nyaris penuh. Tiba-tiba ditengah kerumunan orang banyak itu mencogok Dian Mulyati Syarfi. Kepala SMAN 1 Kecamatan Lubuak Aluang, Kabupaten Padang Pariaman ini baru saja keluar dari pesawat Garuda membawa sebuah penghargaan Adiwiyata yang baru saja diterimanya dari Mendiknas RI, lantaran berhasil dalam bidang lingkungan di sekolahnya.
Tidak tanggung-tanggung. Sejumlah majelis guru dan siswanya menyambut kedatangan sang kepala sekolah yang juga istri terkasih Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, Syamsulrizal itu bagaikan pejuang yang baru saja pulang dari medan tempur. Ibuk Dian pun sampai berpeluh, karena saking terenyuhnya melihat sambutan demikian. Tidak itu saja. Bupati Ali Mukhni, Sekdakab; Jonpriadi, Kepala Dinas Pendidikan Sumbar; Syamsulrizal, Kepala KLH; AK Jailani, Kepala Bappeda; H. Taslim, Kepala Dinas Perhubungan; Budi Utama, Kasat Pol PP; Syafrimen, Kepala BKD; Muhadek Salman ikut menyambutnya.
"Luar biasa. Piagamnya seperti biasa saja. Namun, yang paling berkesan itu karena ada tingkat nasionalnya. Itulah yang paling berarti sekali. Dan ini satu-satunya SMA di Sumatera Barat yang menerima Adiwiyata tahun ini. Tentunya, penghargaan ini kado terindah di akhir tahun untuk Padang Pariaman, disamping juga penghargaan nasional dari DKP dan juara satu seni kasidah tingkat nasional yang pernah diraih putra daerah ini," kata Ali Mukhni, saat menerima piagam dari Dian Mulyati Syarfi.
Memang, SMA Lubuak Aluang merupakan sekolah terhebat dan unggul yang pernah dimiliki daerah itu. Kalau saja Mahkamah Konstitusi (MK) tidak membubarkan RSBI, maka sekolah yang terletak di Sungai Abang Lubuak Aluang ini masih saja menyandang status demikian. Kepedulian Dian Mulyati Syarfi dalam menerapkan lingkungan asri, hijau dan bersih patut diacungi jempol. Dengan inilah terjadinya ramah lingkungan yang terpatri dikalangan sekolah yang telah melahirkan orang-orang hebat dan pintar di Padang Pariaman dan Sumatera Barat itu.
Menurut Dian, dengan predikat Adiwiyata ini pihaknya berkewajiban melakukan pembinaan yang sama, minimal untuk 10 sekolah SMA di Padang Pariaman. Dan lagi, pesan ramah lingkungan itu berantai, sampai ke tengah masyarakat yang tentunya melalui siswa dan siswi sekolah yang telah dibinanya itu.
Setelah melakukan serangkaian serimonial dan foto bersama di bandara yang terletak di Nagari Ketaping, Kecamatan Batang Anai tersebut, Dian yang telah hilang rasa capeknya sehabis terbang selama satu setengah jam dari Jakarta, bersama keluarga besar SMA Lubuak Aluang yang datang menjemput dijamu langsung oleh Bupati Ali Mukhni dengan makam malam bersama di Restoran Lamun Ombak, Pasa Usang.
Bagi Bupati Ali Mukhni yang pernah jadi guru dulunya, penghargaan demikian sangat besar sekali artinya. Apalagi, yang dibawa Dian dan SMA Lubuak Aluang tidak lagi Kabupaten Padang Pariaman. Tetapi Provinsi Sumatera Barat. Sebuah prestasi yang patut sekali dihargai dan dijunjung tinggi oleh pemerintah daerah. (damanhuri)
Langganan:
Postingan (Atom)