wartawan singgalang

Kamis, 27 Maret 2014

Melihat Eforia Persaingan Partai dan Caleg Dapil III Padang Pariaman

Melihat Eforia Persaingan Partai dan Caleg Dapil III Padang Pariaman

Enam Lingkung--Eforia politik sangat terasa hangat dan bersaing ketat di Dapil III Padang Pariaman. Mujur betul orang partai dan caleg, dengan adanya pohon jati yang ditanam kiri kanan jalan sepanjang Pauh Kambar-Parit Malintang. Lihatlah. Tak satupun pohon jati yang kosong dari gambar caleg dan partai, atau calon anggota DPD sekalipun.
    Malah, dalam satu batang pohon yang ditanam sejak Muslim Kasim jadi Bupati di Padang Pariaman itu bisa tiga sampai lima orang foto caleg yang ganteng, cantik dan gagah. Sepertinya, sepanjang jalan menuju IKK itu, adalah zona kampanye baliho dan bendera partai. Dan itu tampak, semua partai peserta Pemilu yang ikut ambil bagian di lokasi demikian.
    Kalaulah boleh kayu jati itu mengeluh, mungkin dia merasa keberatan karena terlalu banyak ditumpangi baliho yang tak memberi kontribusi kepada kayu itu. Masyarakat yang tinggal ditepi jalan itu hanya bisa melihat orang senyum surang. Memang, Dapil III Padang Pariaman yang meliputi Kecamatan Ulakan Tapakis, Nan Sabaris, Enam Lingkung, 2x11 Enam Lingkung, dan Kecamatan 2x11 Kayutanam adalah Dapil yang sangat luar biasa.
    Pemilu tahun ini, di Dapil itu tersedia 11 kursi DPRD Padang Pariaman. Dan Dapil itu pun dianggap sebagai Dapil neraka, karena caleg yang maju banyak orang-orang hebat. Para mantan walinagari sebagian besar disini berangkatnya.
    Sebut saja Sukiman, mantan Walinagari Ulakan yang maju lewat Partai Hanura, Mothia Aziz Datuak Nan Basa, mantan Walinagari Lubuk Pandan yang maju dengan Partai NasDem. Selanjutnya, Nasrul Hamidi, mantan Walinagari Kapalo Hilalang yang memakai Partai Demokrat, Zaldi, mantan walinagari Guguak yang maju dengan PPP, Yahya Sasra, mantan Walinagari Sunua yang juga maju dengan kapal PPP.
    Disamping itu, juga pimpinan partai dan anggota dewan yang kembali ingin merebut kursi. Mulai dari Desril Yani Pasha, Wakil Ketua DPRD Padang Pariaman dari Golkar yang juga Sekretaris Parati Golkar daerah itu. Zulhelmi Tuanku Sidi, Ketua DPC PKB yang saat ini masih anggota dewan. Alfikri Mukhlis, Ketua DPC Partai NasDem, Mayadi, Sekretaris DPC PDI Perjuang yang maju untuk dewan Sumbar. Selanjutnya, Hendra, Ketua DPC PPP juga itu Dapil-nya.
    Pemilu 2009, Dapil itu menyediakan 10 kursi. Kini ditambah satu kursi lagi menjadi 11. Tampak, Panwaslu sebagai lembaga pengawas Pemilu hanya bisa melihat baliho dan alat peraga demikian. Mereka tak bisa bertindak, karena tidak punya kewenangan sebagai eksekutor. Dari 10 orang anggota dewan yang dihasilkan di Dapil itu pada Pemilu lalu, hanya seorang Masrizal yang tidak maju ke Padang Pariaman. Wakil Ketua Komisi I itu maju untuk DPRD Sumbar. Sembilan orang lagi masih bertahan dan ingin kembali merebut kursinya.
    Apakah sembilan orang ini mampu kembali meraih kursinya? Entahlah. Pasca tanggal 9 April yang akan menjawabnya. Yang jelas, mereka yang sembilan itu; Pebforil (Demokrat) Desril Yani Pasha dan Zakirman Kasim (Golkar), Yohanes Wempi (PKS), Zulhelmi Tuanku Sidi (PKB), Jempol (Gerindra), Makmur (PAN), Puadi (Hanura), dan Zaiful Leza (PDI Perjuangan), telah berusaha dan bekerja sesuai segmen dan caranya masing-masing. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar