wartawan singgalang

Senin, 29 Juni 2015

Percaturan Pilkada Terus Berjalan Ali Mukhni - Alfikri Mukhlis dan Damsuar - Syafrinaldi Tinggal Berangkat?

Percaturan Pilkada Terus Berjalan
Ali Mukhni - Alfikri Mukhlis dan Damsuar - Syafrinaldi Tinggal Berangkat?

Padang Pariaman, Singgalang
    Kurang dari sebulan lagi, pasangan calon kepala daerah sudah harus mendaftar ke KPU. Tentu bersama partai pengusung. Padang Pariaman yang ikut dalam Pilkada serentak 9 Desember itu, hingga saat ini masih belum ada yang mantap benar diantara pasangan yang akan maju.
    Namun demikian, situasi politik hampir tiap hari penuh dengan dinamika dan spekulasi yang dimainkan para elite politik lokal yang ada di daerah itu. Melihat petunjuk di KPU, tanggal 26-28 Juli masa pendaftaran pasangan calon kepala daerah oleh partai politik, mau tak mau bulan puasa ini partai yang akan berangkat kapalnya, sudah harus mendeklarasikan diri.
    Sepanjang Minggu, Singgalang mendapatkan informasi dari sejumlah pimpinan partai politik bahwa kapal yang akan ditumpangi Damsuar Datuak Bandaro Putiah telah oke. Wakil bupati ini akan berangkat lewat kombinasi PDI Perjuangan, PKB, dan PAN. Damsuar langsung pula menggandeng anak muda PKB, yang saat ini menjabat Ketua Fraksi PKB DPRD Padang Pariaman; Syafrinaldi.
    "Kalau tidak meleset, koalisi ini punya 11 kekuatan kursi di DPRD Padang Pariaman. Insya Allah, kita hanya menunggu surat keputusan resmi dari DPP masing-masing partai. Soal komitmen dan kerjasama, tidak ada lagi yang dipersoalkan. Semua sudah mantap," ujar Syafrinaldi dibalik gagang selulernya.
    Tetapi banyak pihak di daerah itu masih meragukan PAN ikut dalam barisan Damsuar - Syafrinaldi tersebut. "Kayaknya PAN akan ikut gerbong Ali Mukhni. Itu hitungan saya, berdasarkan komunikasi orang-orang Ali Mukhni dengan Asman Abnur, salah seorang petinggi DPP PAN. Yang jelas, politik itu dinamis. Hari ini ke Ali Mukhni, tahu-tahunya saat detik pendaftaran dia masuk Damsuar," kata seorang pemerhati masalah politik dan agama di Padang Pariaman.
    Yang paling mengejutkan itu, sepanjang Minggu beredar informasi, pasangan Ali Mukhni itu adalah Alfikri Mukhlis, yang Ketua DPD Partai NasDem Padang Pariaman. Disamping dukungan dari partai pimpinan Surya Paloh yang punya lima kursi DPRD itu, Ali Mukhni juga dapat dukungan penuh dari Partai Hanura. Kedua partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) di tingkat nasional itu, punya kursi yang cukup untuk mengantarkan pasangan Ali Mukhni - Alfikri Mukhlis ke KPU.
    Ketua DPC Partai Hanura Padang Pariaman, Jaliyus Budhi saat dikontak Singgalang merasa terkejut. "Ndak. Tidak dia (Alfikri Mukhlis) yang akan diambil Ali Mukhni. Sampai kemarin, (Sabtu, 27/6) belum ada pembicaraan calon pendamping Ali Mukhni yang mantap. Soal NasDem berkoaliasi dengan Hanura, iya benar. Tapi calon wakil masih dalam pemikiran calon bupati, Ali Mukhni," kata Jaliyus Budhi.
    Ketua DPD Partai NasDem Padang Pariaman, Alfikri Mukhlis mengaku deklarasi partai yang dia pimpin bersama mitra koaliasinya dilakukan pada 17 Ramadhan. "Insya Allah, mungkin dilakukan di Padang, sekalian deklarasi pasangan calon kepala daerah yang kita usung. Apakah Ali Mukhni - Alfikri Mukhlis? Insya Allah," kata dia.
    Lalu bagaimana dengan Jasma Juni Datuak Gadang, anggota DPRD Sumbar dari Partai Gerindra yang sempat mencuat namanya untuk berpasangan dengan Ali Mukhni? Sejumlah tokoh yang berada di barisan Ali Mukhni, masih mengakui kalau pasangan Bupati Padang Pariaman itu masih tetap JJ, panggilan akrap Jasma Juni. "Info Ali Mukhni - Alfikri Mukhlis baru sepihak dari NasDem," kata tokoh yang namanya tidak ingin ditulis tersebut.
    Ada kemungkinan satu pasang calon kepala daerah lagi yang akan memakai kapal Gerindra, Demokrat, dan PKS. Duet Refrizal - Happy Neldy yang akan menggunakan kekuatan Gerindra dan PKS, kabarnya akan hilang sendiri ditelan masa. Banyak pihak yang melarang Refrizal, anggota DPR RI tiga periode itu maju di kampungnya sendiri Padang Pariaman. (501)

Minggu, 28 Juni 2015

Darmon Berikan Motivasi Ternyata Nama Gubernur dan Wagub Sumbar Sekarang Belum Diketahui di Lubuk Alung

Darmon Berikan Motivasi
Ternyata Nama Gubernur dan Wagub Sumbar Sekarang Belum Diketahui di Lubuk Alung

Lubuk Alung---Siapa nama Gubernur Sumbar? Tanya anggota DPRD Sumatera Barat, H. Darmon kepada sejumlah pelajar Lubuk Alung yang aktif melakukan kegiatan Ramadhan di Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung, Kamis malam lalu, saat politikus PAN ini memimpin Tim Safari Ramadhan (TSR) provinsi ke masjid tersebut.
    Meskipun pertanyaannya sangat mudah, tetapi tak seorangpun diantara banyak pelajar yang mencatat ceramah ustad setiap malamnya itu mampu menjawabnya. Tak berselang lama, Darmon yang berasal dari Dapil Padang Pariaman dan Kota Pariaman ini melanjutkan dengan sebuah pertanyaan baru; siapa nama Wakil Gubernur Sumbar? Lagi-lagi para pelajar itu tak seorangpun yang berani menjawab.
    Padahal, pertanyaan itu sebelum dilontarkan, Darmon telah mewanti-wanti bahwa siapa diantara anak-anak yang mampu menjawab pertanyaan akan diberikannya hadiah berupa uang tunai. Darmon agak sedikit bingung. Kenapa para pelajar itu tak seorangpun yang tahu dengan dua sosok pemimpin Sumatera Barat, yang tahun ini mereka sudah harus mengakhiri masa kepemimpinannya.
    Kurang apa seorang Irwan Prayitno. Meskipun dia baru satu periode jadi orang nomor satu di ranah Minang ini, nama tokoh partai PKS ini sudah lama melambungnya. Dia pernah dua periode jadi anggota DPR RI. Bahkan, di kalangan dunia pendidikan, Irwan Prayitno sudah sangat terkenal. Namun, di kalangan anak muda dan pelajar di Lubuk Alung, dia sama sekali belum tersosialisasi dengan baik.
    Begitu juga dengan seorang Muslim Kasim, yang saat ini jadi Wagub Sumbar mendampingi Irwan Prayitno. Boleh dikatakan, nilai Irwan Prayitno dan Muslim Kasim sama di kalangan pelajar demikian. Yakni, sama-sama tak diketahuinya. Padahal, sebelum jadi Wagub, MK, begitu Muslim Kasim mempopulerkan namanya, dua periode atau 10 tahun berkuasa di Padang Pariaman. Tetapi, calon masa depan bangsa di Lubuk Alung, sama sekali tak mengenal tokoh yang asli Gadua, Kecamatan Enam Lingkung yang cukup bertetangga dengan Lubuk Alung itu.
    Darmon yang putra Lubuk Alung ini juga bertambah bingung. Dia pun melanjutkan dengan pertanyaan yang ketiga; siapa nama Bupati Padang Pariaman? Seorang diantara pelajar itu mengacungkan telunjuknya tinggi-tinggi. "Awak pak, awak pak," katanya dengan senang ingin menjawab pertanyaan yang dianggapnya mudah untuk dijawab tersebut.
    "Ali Mukhni, pak," ujar anak itu. "Bagus. Ini hadiahnya Bapak kasih," kata Darmon menimpalinya seraya langsung mengeluarkan uang senilai Rp50 ribu dari dalam sakunya, yang selanjutnya diserahkan kepada anak tadi, sebagai hadiah karena yang bersangkutan lancar menyebut nama Ali Mukhni.
    Bagi Darmon, orang yang lama berkecimpung di masjid yang terletak di pusat Lubuk Alung itu, tentu menjadi sebuah pertanyaan besar kenapa para pelajar di kampungnya tak seorangpun yang tahu nama pemimpin di Sumatera Barat. Memang, hal demikian tak pula ada dalam mata pelajaran di sekolah dan MDA masjid tempat anak-anak menimba ilmu agama. Namun, sebagai masyarakat, setidaknya nama dua petinggi itu tentu harus diketahui oleh semua masyarakat. Paling tidak tahu dan pandai menyebut namanya saja. (501)

Minggu, 07 Juni 2015

Menelusuri Kampung Tersuruk 5 Di 25 KK Belum Berlistrik, 69 KK Dibawah Garis Kemiskinan

Menelusuri Kampung Tersuruk 5
Di 25 KK Belum Berlistrik, 69 KK Dibawah Garis Kemiskinan

VII Koto--Gotong royong sepertinya sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Korong Guguak, Nagari Lurah Ampalu, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman. Minggu (31/5) lalu, empat dusun; Dusun Tigo Jurai, Padang Pauah, Tonyok, dan Guguak Tangah yang ada dalam korong yang berada di kampung tersuruk itu serentak melakukan gotong royong demikian.
    "Ini inisiatif yang kita ambil secara bersama, mengingat kondisi jalan dan rumah ibadah saatnya untuk dibersihkan. Apalagi bulan puasa akan masuk. Sebagai umat Islam tentu dituntut untuk membersihkan diri dan lingkungannya masing-masing," kata Walikorong Guguak Nazaruddin.
    Korong Guguak merupakan korong yang paling besar, dari sekian banyak korong yang ada di Nagari Lurah Ampalu. Minggu itu, Singgalang menelusuri kampung tersebut bersama Nazaruddin, yang saat ini dipercaya sebagai walikorong. Ada sekitar sekilo panjangnya jalan di korong itu yang belum disentuh aspal. Gotong royong mereka lakukan, sesuai kebutuhan. Tidak ada jadwal tertentu.
    Menurut Nazaruddin, jalan yang menghubungkan Padang Bungo, Nagari Koto Dalam, Kecamatan Padang Sago dengan Guguak melewati Dusun Tigo Jurai, sebagiannya telah dirabat beton oleh PNPM tahun lalu. Kondisi demikianlah, membuat jalan itu bisa dilalui kendaraan roda empat, sehingga kampung itu tidak terisolir benar.
    Dari 200 kepala keluarga (KK) yang ada di Guguak, 69 diantaranya masih berstatus KK miskin. 25 KK belum dapat aliran listrik. "Tentunya hal ini jadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. Mereka yang belum dapat listrik, telah kita ajukan permohonan melalui Nagari Lurah Ampalu ke Pemkab Padang Pariaman, lewat Koperindag tahun lalu. Namun, sampai sekarang belum ada kejelasannya," ungkap Nazaruddin.
    Nazaruddin yang juga guru mengaji di korong itu menyebutkan, bahwa KK yang sebanyak itu terdiri dari berbagai suku atau kaum, yang masing-masing kaum punya surau dan labai, sebagai tokoh yang menggerakkan masyarakatnya untuk beribadah ke surau. Dan di surau itu pula mereka membangun kaum dan dusunnya masing-masing, dalam hidup bermasyarakat.
    "Ada sembilan surau yang menampung kaum tersebut. Mulai dari Surau Koto Runciang, Toboh Binu Tangah, Toboh Binu Hilia, Padang Pauah, Jambak, Surau Kapeh, Ambiyo, Tonyok, Tungkuih Nasi, dan Surau Ulu Banda. Dari surau yang sebanyak itu, secara berkorongnya punya satu masjid. Masjid Raya Guguak namanya. Dengan itu, labainya tentu sembilan orang pula, dengan seorang labai nagari," Nazaruddin menjelaskan.
    Sekolah dasar, lanjut Nazaruddin, ada dua unit. SD 06 VII Koto Sungai Sariak yang terletak di Ulu Banda, Dusun Guguak Tangah, dan SD 33 VII Koto Sungai Sariak yang terletak di Dusun Padang Pauah. SMP belum ada. Bagi anak-anak kampung yang akan melanjutkan pendidikan menengah, ada yang ke Padang Sago, Lareh Nan Panjang, dan ada pula yang langsung ke Kota Pariaman.
    "Seperti masyarakat Tigo Jurai, mereka lebih dekat ke SMP Padang Sago dan SMP Ampalu di Nagari Lareh Nan Panjang. Sedangkan yang di Tonyok dan Guguak Tangah lebih dekat ke Kota Pariaman," kata dia. (501)