wartawan singgalang

Senin, 17 November 2014

Nagari Lubuk Alung Menghasilkan Banyak Jenis Batu Permata

Nagari Lubuk Alung Menghasilkan Banyak Jenis Batu Permata

Lubuk Alung--Terbukanya kawasan wisata alam Lubuak Nyarai di Nagari Lubuk Alung, membuat nagari itu semakin terkenal. Lubuak Nyarai atau juga lazim disebut Air Terjun Nyarai terletak di hutan Gamaran, Korong Salibutan. Semakin banyak saja orang berkunjung, menikmati jernihnya air, dan indahnya alam itu saat musim libur. Setelah lokasi itu go nasional, ternyata banyak pula benda lain yang sangat berharga ditemukan di lokasi itu, selain indahnya alam ciptaan Tuhan tersebut.
    Ada banyak jenis batu permata yang ditemukan di Lubuak Nyarai demikian. Selama ini, baju akiak banyak ditemukan di daerah luar. Seperti Lumuik Sungai Dareh yang terdapat di Dharmasraya, Lumuik Suliki yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota, dan sejumlah batu lainnya yang ada di Solok Selatan dan Pesisir Selatan. Padang Pariaman rasanya belum punya jenis batu, yang kini sedang trend-trend sebagai perhiasan tangan oleh banyak orang, laki-laki dan perempuan.
    "Alhamdulillah, satu lagi kekayaan alam bersua di nagari ini. Ada batu jenis Lumuik, Limau Manih, Kecubung, Panca, Merah Dagiang, Virus. Semua itu ditemukan di hutan Nyarai, yang legalitasnya akan di-paten-kan. Menurut penemunya, sumber batu-batu itu sangat banyak, dan besar sekali potensinya. Tinggal lagi pengembangannya," kata Walinagari Lubuk Alung, Harry Subrata.
    Sekarang, hampir semua pecinta batu telah memakai hasil yang dikeluarkan Lubuak Nyarai itu. Dan popularitasnya mulai dikembangkan lewat dunia maya. Seiring dengan itu, para tukang asah batu pun mulai bermunculan di sekitar kawasan Lubuk Alung. Batu yang banyak itu ditemukan secara alamiah, dan telah diakui keabsahan oleh para ahli batu.
    Walinagari Lubuk Alung Harry Subrata termasuk anak muda yang sudah lama gemar dan hobi memakai cincin batu. Dia memang paling senang pakai cincin batu. "Kalau dilihat batu Lubuk Alung ini, tidak kalah oleh batu dari daerah lainnya. Cuman, populernya batu Lubuk Alung agak sedikit terlambat, bila dibandingkan dengan Lumuik Suliki, kampungnya Tan Malaka, dan Lumuiknya Sungai Dareh yang ikut dipopulerkan Presiden SBY," ujarnya.
    Hasil pengamatan, hampir semua bukik-bukik yang ada di Lubuk Alung punya potensi batu rancak. Begitu juga di Koto Buruak, tepatnya di bawah jembatan yang baru di bangun, dan di Bukik Lubuk Alung juga tidak kalah hebat dan rancaknya batu permata yang dihasilkan. Ternyata, secara umum perekonomian pengrajin batu lebih top pula saat ini, bila dibandingkan dengan perajin emas.
    "Banyak orang Lubuk Alung yang selama ini perajin emas di kampung orang, mulai beralih ke perajin batu. Dan itu ternyata menambah kemasukan bagi kehidupannya, dibanding sebelumnya saat mengembangkan usaha emas. Tentu hal itu akibat semakin tinggi dan banyaknya peminat batu tersebut," ungkapnya.
    Hadirnya beragam jenis batu permata di Lubuk Alung, agaknya mulai menghilangkan popularitas nagari itu yang selama ini terkenal sebagai penghasil galian C terbesar. Prosfek nagari itu untuk berkembang dan maju pesat, semakin terlihat. Termasuk kehadiran batu permata, yang mulai dilirik oleh orang luar.
    Walinagari Harry Subrata bersama masyarakatnya, ingin mengembangkan batu itu kearah yang lebih baik. Punya legalitas resmi, dan sah sebagai milik kekayaan alam nagarinya. "Sekarang, Padang Pariaman sudah punya produk tambahan; batu permata yang dihasilkan oleh bumi Lubuk Alung," sebutnya. (damanhuri)