wartawan singgalang

Senin, 28 September 2015

Tinggal Dalam Rumah tak Layak Huni Listriknya Belum Pula Ada

Tinggal Dalam Rumah tak Layak Huni Listriknya Belum Pula Ada

Lubuk Alung--Sudah sepekan lamanya Jusmaini diserang penyakit asma. Turun naik saluran pernafasannya tampak kencang. Kalau dia berjalan, tiap sebentar harus berhenti lantaran tak kuat menahan rasa capek. Tinggal dalam sebuah pondok tak layak huni, membuat ibu berusia 45 tahun ini banyak bermenung. Mungkin meratapi nasibnya yang belum seberuntung orang lain di sekelilingnya.
    Bersama suaminya Buyuang, Jusmaini mengaku sudah lama tinggal dalam pondok berukuran 2x3 meter di Jorong Kampuang V Koto, Korong Balah Hilia, Nagari Lubuk Alung itu. Buyuang, sang suami tercintanya jarang pulang. Tiap hari kerjanya mencari barang bekas untuk selanjutnya dijual pula buat menyambung hidupnya. Sekali pulang, banyak barang-barang bekas yang dibawa Buyuang.
    Tak heran pula, di samping rumah kecilnya itu ada ruangan penyimpan barang bekas, seperti botol Aqua, kaleng susu, botol plastik lainnya. "Kalau sekilo hanya Rp1.200 dibeli induk semang. Kadang lah lama kita kerjakan pembersihannya, eh cuman beratnya lima kilo," cerita dia.
    Pasangan suami istri ini telah dikarunia dua orang anak. Seorang anaknya telah meninggal dunia. Tinggal seorang anak gadisnya, yang baru saja melepaskan masa lajangnya sekitar sebulan yang lalu, dan kini tinggal tak jauh dari pondoknya itu dengan menyewa sebuah rumah milik masyarakat Kampuang V Koto, bersama suaminya. Maklum, pondok kecil ini tak cukup untuk mereka bersama.
    Pondok kecilnya yang pas terletak di pinggir Irigasi Anai I itu hanya sebuah kamar kecil, ruangan, dan dapur. Tak ada listrik yang menyala dalam rumah itu bila malam hari. Yang ada hanya lampu togok. Soal berita tv atau sinetron apa yang disukainya, jangan tanya sama Jusmaini. Tak pernah dia menonton tv, apalagi mendengar radio.
    Sabtu (26/9), Jusmaini merasa terkejut. Di luar dugaannya, rumah kecilnya didatangi banyak tamu, yang tentunya ingin melihat dari dekat keadaan yang sebenarnya dialami Jusmaini. Ada Kepala Dinas Kesehatan Padang Pariaman, Dr. Aspinuddin bersama sejumlah anak buahnya yang bertugas di Puskesmas Lubuk Alung. Ikut pula Kaur Kesra Pemerintahan Nagari Lubuk Alung; Yardi, Kepala Jorong Kampuang V Koto; Jasmihardi.
    Pengakuan Bujang, sapaan akrap Yardi dari Kaur Kesra Nagari Lubuk Alung, tahun ini dan tahun sebelumnya memang Jusmaini belum kebagian jatah beras miskin atau Raskin. Namun, secara kemanusiaan pihaknya tertap menaikkan namanya sebagai keluarga yang patut dapat bagian tersebut. Tetapi, entah dimana kendalanya, jatah Raskin untuk nagari itu belum ada perubahannya dari data awal dulu.
    Jasmihardi yang baru jadi Kepala Korong di Kampuang V Koto itu melihat, ada banyak rumah tak layak huni yang dia jumpai di korongnya. "Dari data yang kami lakukan, ada 15 unit rumah tak layak huni seperti rumah Jusmaini ini. Sebagai perangkat nagari yang paling bawah, kami hanya membetulkan data yang sebenarnya," kata dia.
    Bujang dan Jasmihardi ingin, di Korong Balah Hilia yang begitu besar butuh penambahan bidan desa. "Nampaknya, seorang bidan untuk satu korong tak cukup. Korong ini punya sembilan jorong. Luas pula. Tentu sangat tidak terjangkau oleh seorang bidan desa, untuk melihat kondisi masyarakat," ungkapnya.
    Aspinuddin, Kepala Dinas Kesehatan Padang Pariaman minta pada Jusmaini untuk segera mendatangi Puskesmas Lubuk Alung. "Kita harus cek dulu kesehatannya. Sebab, menentukan apakah dia terserang asma, atau TBC harus melewati medis," katanya.
    "Program Padang Pariaman Sehat (PPS) itu diluncurkan, adalah untuk mengawasi semua lini kehidupan masyarakat. Lewat PPS, jangan adalagi rumah masyarakat yang tidak terkunjungi. Kondisi Jusmaini mengundang program SKPD lainnya, seperti Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, lantaran berkaitan dengan kondisi rumah yang tak layak huni," ungkapnya. (501)

Kamis, 24 September 2015

Pilkada Padang Pariaman Mulai Memanas Baliho Ali Mukhni - Suhatri Bur Dirusak Orang tak Dikenal

Pilkada Padang Pariaman Mulai Memanas
Baliho Ali Mukhni - Suhatri Bur Dirusak Orang tak Dikenal

Lubuk Alung--Pilkada serentak di Padang Pariaman dinilai mulai memanas. Meskipun diikuti dua pasang kontestas yang tak head to head, hangatnya mulai dirasakan banyak orang. Ke panasan demikian terlihat di Lubuk Alung, sebuah kecamatan di daerah itu yang memang terkenal dengan panasnya.
    Adalah sebuah baliho ukuran 2x3 meter bergambar Ali Mukhni - Suhatri Bur, tampak sengaja di sayat dengan silet atau pisau tajam oleh oknum tak dikenal, di bagian mata kedua Cabub dan Cawabup dengan nomor urut satu tersebut.
    Baliho yang sengaja di pasang di depan Kantor Camat Lubuk Alung oleh personil KPU Padang Pariaman di kecamatan itu, adalah bagian dari upaya sosialisasi untuk masyarakat dalam menentukan pilihannya pada 9 Desember mendatang. Baliho Ali Mukhni - Suhatri Bur tak tagak surang di situ. Ada pula gambar rivalnya; Alfikri Mukhlis - Yulius Danil.
    Namun, hanya gambar calon dari petahan (incumbent) saja tampak sengaja di sayat yang cukup lebar di bagian matanya. "Pagi dua hari yang lalu, di samping tersayat oleh pisau tajam bagian wajah pasangan itu, balihonya juga sekalian direbahkan. Kita dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) langsung menegakkannya kembali. Tetapi, yang robek itu belum diperbaiki," kata Asnawir Purnama, Ketua PPS Nagari Lubuk Alung.
    "Kita telah melaporkan hal demikian ke induk semang diatas, KPU dalam soal kejadian itu. Dan KPU pun telah menyuruh kami untuk memperbaikinya. Kini, baliho yang awalnya rebah satu diantara dua baliho itu telah diupayakan kembali berdiri kokoh. Namun, robek bagaikan luka di bagian wajanya itu masih tampak jelas," ujar Asnawir.
    Ketua Tim Pemenangan Ali Mukhni - Suhatri Bur Kecamatan Lubuk Alung, Topik Hidayat langsung naik gula melihat keadaan demikian. "Saya telah minta KPU Padang Pariaman untuk melaporkan hal itu ke polisi, supaya bisa ditindak tegas. Ini sudah mencerminkan Pilkada tidak santun dan badunsanak lagi," kata Topik Hidayat.
    Zulhijasmar Apung, Komisioner KPU Padang Pariaman Bidang Logistik kepada Singgalang mengaku telah menerima laporan perihal tersebut. "Kita telah perintahkan personil KPU yang ada di kecamatan dan nagari itu, untuk segera memperbaikinya," ujar dia.
    Menurut dia, KPU telah membuat edaran, bahwa baliho yang tidak dibikinnya supaya ditanggalkan. Ini dimaksudkan, agar segala gesekan dalam Pilkada bisa dihindari dengan baik. "Kita ingin, proses Pilkada ini aman, sesuai keinginan semua pihak. Untuk itu, biarkan saja baliho yang telah disebar KPU itu berkibar sendirinya, dan jangan dirusak," ungkapnya. (501)

Zainal Abidin, Tukang Tambal Sepatu di Perkampungan Sepi

Zainal Abidin, Tukang Tambal Sepatu di Perkampungan Sepi

Sungai Limau--Tinggal di sebuah gubuk beratap rumbia peninggalan mendiang orangtuanya, tak membuat Zainal Abidin kaku. Setiap hari bapak berusia 65 tahun ini menunggu kedatangan banyak tamu yang ingin memperbaiki sepatunya. Kalau ada orang yang akan memperbaiki sepatu atau sandalnya, maka dapat uanglah dia untuk menghidupi lima orang anaknya.
    "Yang namanya hidup di kampung, ya beginilah nasib. Kadang ada yang mau mengupahkan sepatunya ke kita. Kadang, tidak sama sekali. Jadi, tak ada pasnya berapa penghasilan dalam sehari. Paling banyak itu Rp50 ribu sehari, dan ada pula yang hanya Rp20 ribu. Itu kalau banyak sepatu orang yang rusak," ujar Zainal Abidin.
    Zainal Abidi yang sudah ditinggal istrinya karena meninggal dunia itu, mengayuh biduk kehidupan surang diri. Untungnya, empat dari lima anaknya telah dewasa dan mampu hidup di kaki sendiri. "Tingga surang sibungsu nan sedang bersekolah di Kota Pariaman, yang biayanya saya sendiri yang mencarikan," ceritanya.
    Membuka usaha sol sepatu di kampung lengang yang tak begitu ramai; Lampanjang, sebuah korong dalam Nagari Kuranji Hilia, Kecamatan Sungai Limau, Padang Pariaman tampak Zainal Abidin tabah dan sabar menjalani usahanya. Bunyi besingan mobil dan motor sesekali, seolah-olah menjadi irama tersendiri olehnya dalam mengisi kekosongan hidupnya, untuk berusaha yang memang dianjurkan pula dalam agama.
    Zainal Abidin melakukan kerja itu sudah sejak lama. Sebelum memutuskan hidup di kampung halaman, Zainal pernah hidup dan lama tinggal di Pulau Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Kerasnya hidup di rantau, ditambah perginya istri yang dia cintai, maka Zainal memilih untuk menetap di Lampanjang, jalan lintas Sungai Limau - Sungai Geringging.
    Satu hal yang pernah dirasakan Zainal Abidin, dia pernah sukses dulunya dalam usaha produksi sepatu di Kota Medan, Sumatera Utara. "Memang, roda kehidupan itu selalu berputar sesuai kehendak Tuhan. Kini, roda awak sadang di bawah. Ya, terpaksa dijalani saja dengan penuh syukur pada Yang Maha Kuasa," doa dia.
    Menurut dia, permintaan akan perbaikan sepatu berasal dari PNS tiap awal bulan. Namun, itu tidak selalu pula. "Kita tahu, gaya hidup orang sekarang itu, bila sepatu atau sandal tak lagi bisa dipakai, ditaroknya saja di rumah. Dan gantinya sebuah sepatu baru telah pula ada.
    Bagi masyarakat Sungai Limau dan Sungai Geringging sol sepatu Pak Zainal Abidin sudah tidak asing lagi. Bagi pegawai rendahan, atau guru sekolah dasar, dan masyarakat biasa banyak mengupahkan sepatunya yang telah punah ke Zainal ini. Zainal pun dalam mengerjakan itu tak pakai waktu lama. Seumpama pagi diletakkan oleh yang punya, sore atau siangnya sudah bisa diambil kembali, yang tentunya dengan keadaan sepatu yang awalnya robek, sudah terjahit dengan rapinya. (501)

Rabu, 23 September 2015

Lima Tahun Bupati Ali Mukhni Pembangunan Nasional Banyak Potensi Pertanian Terabaikan

Lima Tahun Bupati Ali Mukhni
Pembangunan Nasional Banyak Potensi Pertanian Terabaikan

Padang Pariaman--Pontensi lahan pertanian di Kabupaten Padang Pariaman, hampir merata di semua kecamatan dan nagari yang ada. Namun, potensi demikian belum sepenuhnya tergarap secara maksimal, karena berbagai faktor yang muaranya juga tergantung pada politikal will seorang kepala daerah.
    Wakil Ketua DPRD Padang Pariaman, Januar Bakri melihat yang ada itu baru peninggalan nenek moyang. Gebrakan baru belum ada, untuk meningkatkan kesejahteraan petani yang menjadi masyarakat mayoritas di daerah ini. "Tentu, lima tahun mendatang, siapapun yang akan terpilih jadi kepala daerah, harus melihat hal ini sebagai potensi terbesar yang harus dimajukan," kata dia pada Singgalang, kemarin di Pariaman.
    "Sepertinya, untuk menata persoalan pertanian ini, perlu sinergitas antar satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada di lingkungan Pemkab Padang Pariaman. Sebab, pertanian butuh yang namanya infrastruktur irigasi yang sehat, yang muaranya ada di Dinas PU. Butuh pangsa pasar yang jelas, yang ujung-ujungnya berkomitmen juga dengan Dinas Koperindag," ujar Januar Bakri yang politikus Partai Demokrat ini.
    Kemudian, katanya lagi, yang memimpin SKPD itu hendaknya orang yang memang spesialisasi di bidang bersangkutan. "Soal pertanian, barangkali Padang Pariaman bisa dijadikan daerah contoh untuk Sumatera Barat. Namun, karena keterbatasan SDM yang berhubungan dengan pengembangan hal itu, maka hasilnya, ya, seperti yang kita lihat saat ini di tengah masyarakat," ungkapnya.
    Sebagai contoh, kata Januar Bakri, para petani yang mengikuti pelatihan supaya bisa betani secara profesional, tetap saja kerjanya pasca pelatihan itu seperti sediakala. "Seharusnya, dia tentu bisa mengembangkan ilmunya untuk petani lain yang ada di tengah masyarakat, sebagai tindak-lanjut dari ilmu yang didapatkannya melalui SKPD yang ada di Padang Pariaman," sebutnya.
    Di sisi yang lain, Januar Bakri mengakui, bahwa daerahnya banyak dapat bangunan proyek besar yang anggarannya berasal dari produk APBN sejak Ali Mukhni memulai jadi bupati pada 2010 silam hingga saat ini. "Soal ini boleh kita berbangga. Tetapi, pembangunan yang monumental dasar, yang menjadi esensi masyarakat korong dan nagari, kita belum apa-apa-nya," ungkapnya.
    "Tentu, lima tahun Ali Mukhni yang berduet dengan Damsuar Datuak Bandaro Putiah, yang sebentar lagi akan mengakhiri masa tugasnya, harus berkaca pada masa lampau tersebut, untuk memantapkan langkah lima tahun mendatang, kalau Ali Mukhni ingin kembali jadi bupati," ulas dia. (501)

Senin, 21 September 2015

Jangan Adalagi Masyarakat yang Tidur dalam Rumah Beralaskan Tanah dan Dinding Treval

Jangan Adalagi Masyarakat yang Tidur dalam Rumah Beralaskan Tanah dan Dinding Treval

Padang Pariaman--Potensi dana zakat dari masyarakat Padang Pariaman setiap tahunnya berkisar sekitar Rp100 miliar. Namun, anggaran sebanyak itu belum tergarap secara maksimal untuk mengembangkan ekonomi masyarakat miskin yang juga sebagai mustahik.
    Berangkat dari realita demikian, Suhatri Bur yang mantan Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Padang Pariaman ingin hal itu dikembangkan dengan sebaik-baiknya, untuk kesejahteraan masyarakat yang sampai saat ini masih dalam kategori miskin.
    Suhatri Bur memantapkan langkahnya maju ke depan. Dia ikut dalam pusaran politik praktis Pilkada Padang Pariaman, maju menjadi calon wakil bupati mendampingi calon incumbent; Ali Mukhni, dan ditetapkan sebagai calon kepala daerah dengan nomor urut satu, berangkat lewat Partai Golkar, Demokrat, PKB, PAN, PKS, Gerindra, dan PPP. "Kita optimis, Padang Pariaman lima tahun mendatang bisa lebih maju lagi, karena sudah berjalannya sejumlah program oleh kepala daerah saat ini, terutama yang dikelola Baznas. Apalagi, daerah ini baru saja terlepas dari status daerah tertinggal," ungkap Suhatri Bur.
    Bagi Suhatri Bur yang saat ini juga sebagai Ketua DPD Asosiasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Padang Pariaman, tidak ingin lagi adanya masyarakat yang mendiami rumah beralaskan tanah dan berdinding traval. "Saat ini kondisi itu masih ada, dan telah dimasukkan ke dalam program Padang Pariaman Sejahtera di Baznas," sebutnya.
    "Padang Pariaman sebagai daerah yang kuat dengan tradisi adat dan agama ini, harus ada aturan yang kuat untuk mengatur hiburan malam dan orgen tunggal. Ke depan, orgen tunggal yang memekakkan telinga tengah malam tidak adalagi. Perlu dibuat dan ditegakan kearifan lokal, sehingga masyarakat merasa nyaman dan tenang dalam istirahat malamnya," kata dia.
    Suhatri Bur yang pernah jadi anggota dan Ketua KPU Padang Pariaman (2003-2013) ini memulai pendidikannya; SDN 1 Pakandangan 1984, SMP N Pakandangan 1987, SMA N Lubuk Alung 1990, Sarjana Ekonomi Unand Padang 1996, Pasca Sarjana 2010. Pendidikan informal yang pernah di tempuhnya; Pesantren Darul Ikhlas Lubuak Tajun, Pakandangan 1983 – 1987. Suami Yusrita, yang juga seorang PNS di SMP Pakandangan ini, juga banyak bergelud di berbagai organisasi sosial kemasyarakatan.
    Mulai dari Ketua DPP LPM Padang Pariaman 2008 – 2014 dan 2015-2020, Ketua FKMD Padang Pariaman 2013 – 2018, Wakil Ketua DPP LPM Provinsi Sumatera Barat 2013 – 2018, Ketua Komite SMKN Enam Lingkung 2013 – 2018, Sekretaris Karang Taruna Padang Pariaman 2007 – 2012, Wakil Ketua Kombat Sena Sumatera Barat 2013 – 2018, Anggota Bamus Nagari Pakandangan 2003 – 2008 dan 2008-2014, Ketua Bamus    Nagari Pakandangan 2014 – 2020, Wakil Ketua 1 KONI Padang Pariaman    2012 – 2017.
    Selanjutnya, Ketua KNPI Kecamatan Enam Lingkung 2004 – 2012, Sekretaris Forum Komite Sekolah Enam Lingkung 2013 – 2018, Ketua Harian PBVSI Padang Pariaman 2014 – 2018, Bendahara PC Nahdlatul Ulama Padang Pariaman 2004 – 2008, Wakil Ketua Ormas Nasional Demokrat Padang Pariaman 2004 – 2008.
    Suhatri Bur yang lahir 11 Oktober 1970 di Pakandangan, dan telah di karunia empat orang putra-putri ini juga pernah melakukan sejumlah pekerjaan dan profesi. Mulai dari PT Yakult Indonesia Persada 1998 – 1999, Koordinator Marketing Harian Indonesia Express 1999 – 2000, Tenaga Lapangan Dikmas Pendidikan Masyarakat 2000–2003, Manager Program Ketahanan Pangan (PKP) 2001 – 2002.
    Atas kesuksesannya melakukan Pemilu, Pileg dan Pilkada di Padang Pariaman, Suhatri Bur dapat penghargaan dan apresiasi dari KPU Pusat. "Pikiran ini tenang, manakala pekerjaan dilakukan dengan baik dan benar, selesai dengan membuahkan hasil yang maksimal. Soal gejolak atau ketidak-puasan dari pekerjaan yang kita lakukan, tentu hal yang biasa. Namun, hasilnya harus sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku," kata dia.
    "Yang namanya Pemilu, Pileg, Pilpres, dan Pilkada jelas anggota dan pimpinan KPU berhadapan dengan kepentingan banyak orang. Banyak tekanan dan intervensi yang kita hadapi. Namun, semua itu adalah bumbu dan dinamika yang harus dilalui dengan cantik dan manis, tanpa ada peraturan yang kita langgar. Untuk ini, dalam Pilkada serentak yang dilakukan tahun ini, kita ingin pihak penyelenggara mampu melakukannya dengan baik, sesuai aturan main yang berlaku," katanya. (501)

Ulama dan Tokoh Adat Punya Peranan Besar dalam Membangun Bangsa

Ulama dan Tokoh Adat Punya Peranan Besar dalam Membangun Bangsa

Padang Pariaman--Yulius Danil, mantan Ketua DPRD Padang Pariaman itu punya banyak pengalaman dalam politik dan pengiriman tenaga kerja ke Jepang. Sepertinya, pilihan Alfikri Mukhlis untuk menggandengnya jadi calon wakil bupati sudah tepat. Banyak orang mengatakan, pasangan dengan nomor urut dua ini sama-sama gagah, dan tentunya banyak disukai oleh pemilih nantinya.
    "Satu hal yang kita raih, selama memimpin lembaga wakil rakyat Padang Pariaman 2004-2009, tak seorangpun di antara anggota dan pimpinan dewan yang bermasalah dengan hukum yang akan memasukannya ke penjara. Semuanya aman, dan sukses dalam menjalankan visi misi daerah, sesuai kewenangan sebagai wakil masyarakat yang duduk lewat partai politik," kata dia.
    Yulius Danil yang lahir di Cimparuah, Kota Pariaman pada 10 Juli 1960, tinggal di Desa Bungo Tanjuang, Kecamatan Pariaman Timur ini sempat membuat DPRD Padang Pariaman berpolemik dengan eksekutif yang kala itu di pimpin Bupati Muslim Kasim. "Yang namanya lembaga politik, jelas punya dinamika tersendiri dalam bermitra dengan eksekutif. Tentu, dinamika ini bagian dari pendewasaan berpolitik bagi anggota dewan terhormat dalam menyikapi berbagai perkembangan yang terjadi," ungkapnya.
    Alumni STM Muhammadiyah Padang pada 1977-1980, yang pernah jadi anggota DPRD Kota Pariaman 2009-2014, dan sempat jadi calon Walikota pada Pilkada Kota Pariaman 2008 lalu ini memulai pendidikan SD-nya di Cimparuah Pariaman 1967 – 1974, SMP Sekolah Teknik Pariaman 1974 – 1977, punya pengalaman jadi Dosen Bahasa Jepang di AKPER Pemda Padang Pariaman 2009, Dosen Bahasa Jepang (PNGG) Padang 1992 – sekarang, Pendiri Pusat Pendidikan Bahasa Jepang Padang 1992 – sekarang, PT Semen Padang Padang 1982 – 1996, Ketua Kerukunan Usaha Kecil Menengah Indonesia (KUKMI) Provinsi Sumatera Barat 2001 – 2005, Ketua Bidang Kerjasama Asia Timur Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Sumatera Barat 2002 – 2007.
    Ada yang menarik dari seorang Yulius Danil yang pernah menjabat Ketua DPD Partai Golkar Padang Pariaman 2003-2008 ini, dia jadi Ketua DPRD daerah ini berangkat dari Dapil IV yang meliputi Kecamatan Lubuk Alung, Batang Anai, dan Kecamatan Sintuak Toboh Gadang. Tidak tanggung-tanggung pula. Di Dapil itu, di samping dia yang duduk, juga berhasil naik seorang lagi kader partai berlambang pohon beringin yang naik pula jadi wakil rakyat, yakni mendiang Indra Yuda. Padahal, Yulius Danil lahir di Kota Pariaman, besar di Padang, tetapi mampu meraih simpati di wilayah yang bukan basis pribadinya.
    "Kuncinya, secara pribadi dan partai politik saya banyak dekat dengan ulama dan tokoh adat di Dapil IV tersebut. Ulama dan tokoh adat, untuk kita ketahui, adalah komponen yang punya kontribusi positif dalam membentuk NKRI ini. Tanpa adanya ulama dan tokoh adat, mustahil kemerdekaan ini bisa diraih dengan baik. Alhamdulillah, hingga saat ini hubungan baik dengan ulama yang merupakan suluah bendang di tengah masyarakat ini, tetap jadi prioritas utama bagi saya dalam hidup dan kehidupan ini," kata Yulius Danil, suami dari Lusi Minda Wati ini.
    Prestasi Yulius Danil sebagai Ketua DPD Golkar Padang Pariaman kala itu, adalah mampunya partai itu jadi pemenang di tingkat nasional, dan di Padang Pariaman sendiri. "Pemilu 2004, Golkar dapat sembilan kursi, sehingga berhak kader partai ini jadi ketua dewan. Membangun itu tidak mudah. Di mana hantaman pada partai yang pernah jaya saat Orde Baru ini datang dari berbagai kekuatan lainnya. Namun, lewat kebersamaan dan slogan 'Golkar dengan Paradigma Barunya' kita mampu jadi partai peraih suara dan kursi terbanyak," kata dia. (501)

Alfikri Mukhlis Inginkan Padang Pariaman Mendatang Lebih Terkenal Lagi

Alfikri Mukhlis Inginkan Padang Pariaman Mendatang Lebih Terkenal Lagi

Padang Pariaman--Alfikri Mukhlis ingin Kabupaten Padang Pariaman lebih terkenal lagi. "Sekarang, lima tahun sudah Ali Mukhni jadi bupati, daerah itu telah jauh terkenalnya. Lima tahun mendatang, hendaknya lebih terkenal lagi," kata Alfikri Mukhlis, calon bupati yang diusung Partai NasDem dan Hanura ini.   
    Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Padang Pariaman yang lahir di Nagari Kepalo Hilalang, Kecamatan 2x11 Kayutanam 15 Mei 1964 ini sengaja menggandeng Yulius Danil untuk berhadapan dengan calon incumbent; Ali Mukhni, ingin mengabdi buat daerah yang dia cintai, dan ingin membangun masyarakat yang madani.
    Alfikri Mukhlis memastikan, semua tim suksesnya solid sejak dari tingkat kabupaten, hingga ke tingkat korong yang ada di basis tempat pemungutan suara (TPS), untuk memenangkannya dalam Pilkada serentak 9 Desember mendatang. "Tim sukses merupakan gabungan pengurus Partai NasDem dan Hanura, yang di kabupaten langsung dipimpin Endarmy dan Joni Hendra. Sedangkan untuk tingkat kecamatan, langsung pengurus DPC NasDem dan DPAC Partai Hanura. Begitu juga di bawahnya; nagari dan korong," kata dia.
    Selain itu, ujar calon bupati yang berpasangan dengan Yulius Danil dengan nomor urut dua ini, pihaknya mulai kebanjiran tim relawan yang membentuk kelompoknya sendiri. "Tim relawan yang di luar partai politik ini langsung mereka sendiri yang membentuk, dari kabupaten hingga ke tingkat nagari dan korong. Mereka bergerak, tanpa menunggu perintah atau komando dari partai pengusung," kata Alfikri.
    Cuma, pihaknya belum membentuk semacam koordinator seluruh tim relawan tersebut. "Tentunya, kita ingin semua pergerakan yang dilakukan tim relawan itu terarah, dan terstruktur dengan baik. Apa yang dilakukan tim relawan, sangat kita hargai dan apresiasi," sebutnya. Khusus untuk anggota DPRD Padang Pariaman yang berasal dari NasDem, lanjut Alfikri, di samping juga ditugaskan menjadi tim sukses di tingkat kabupaten, mereka juga di bebankan mengembalikan suara yang mereka peroleh saat Pileg tahun lalu. Itu ukuran minimal. Kalau boleh tentu harus berlebih.
    "Misalnya, Mothia Azis Datuak Nan Basa yang berhasil jadi Wakil Ketua DPRD Padang Pariaman dari NasDem, mendapatkan 3.000 lebih suara saat Pileg lalu. Untuk Pilkada serentak ini, dia harus mampu mencarikan suara minimal sebanyak itu pula untuk pasangan Alfikri Mukhlis - Yulius Danil. Demikian itu langsung intruksi partai dari DPP di Jakarta sana," katanya.
    Alfikri Mukhlis maju jadi calon Bupati Padang Pariaman ini langsung pula dapat dukungan yang penuh dari pusat. Apalagi, dalam Pilkada di Pulau Sumatera, Alfikri satu-satunya calon yang berasal dari kader partai murni. "Alhamdulillah, dari sekian banyak Pilkada yang diikuti NasDem di Sumatera, hanya saya di daerah ini yang berasal dari kader. Tentunya hal ini, langkah awal untuk mewujudkan restorasi, sesuai garis perjuangan partai pimpinan Surya Paloh ini," ungkapnya.
    Suami dari Yulianus Tavip, S. Pd, MM yang PNS dan dikaruniai empat putra-putri; Rahmad Idha, S.Pd, Fauza Aulia Putra, Nurul Fadila Alvi, dan Nuqvah Dinda Alvi ini, sebelum bergabung dengan Partai NasDem pernah memangku sejumlah jabatan di BUMN dan organisasi sosial kemasyarakatan. Mulai dari PT Hanbo & Co (Perusahaan Korea) Padang 1984 – 1985, PT OBAYASHI (Perusahaan Jepang) Aceh 1985 – 1988, PT Pupuk Iskandar Muda (Persero)    Aceh 1988 – 2008, Anggota KPU Padang Pariaman 2003 – 2008, Direktur CV KBKS Padang Pariaman 2000 – Sekarang, Pelatih Kepala SSB PT PIM Persero Lhokseumawe Aceh 1988 – 19994, Pengurus KONI Aceh Utara, Pelatih Kepala PSLA Sicincin, Padang Pariaman 2000 – 2005, Ketua TPA/TPSA Muawwanah Kepalo Hilalang 2005 – sekarang, Ketua Pemuda Demokrasi Kebangsaan Sumbar 2008 – 2010, Pengurus Pengda PSSI Sumbar 2008 – 2015, Ketua Bidang Organisasi Ormas Nasional Demokrat 2010, Ketua Lansia Kepalo Hilalang 2010 – 2015.    
    Tinggal di Dusun Villa Jaya Kiambang, Nagari Lubuak Pandan, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Alfikri Mukhlis memulai pendidikannya di SD Kepalo Hilalang 1976, SMP Sicincin, 1976 – 1980, SMA Lubuk Pandan 1983 – 1984. "Saya dari dulu hobi bola. Saking hobinya, sampai-sampai kuliah tak sempat menyelesaikannya. Pernah kuliah di Aceh dan Padang. Namun, tak selesai-selesai," kata dia.
    Alfikri Mukhlis yang juga Ketua DPD Partai NasDem Padang Pariaman ini, di samping butuh dukungan penuh dari masyarakat, dia juga ingin masyarakat daerahnya proaktif dalam mengawal jalannya Pilkada ini. "Silahkan hidupkan lampu kita, dan sekali-kali jangan memadamkan lampu orang lain. Sebab, semua calon kepala daerah adalah orang-orang pilihan yang ditetapkan dengan berbagai pertimbangan yang sangat matang," ungkapnya.
    Salam dua jari
    Sepertinya, pasangan Alfikri Mukhlis - Yulius Danil sangat cocok dengan nomor urut dua. Apalagi, Alfikri yang dalam Pilpres tahun lalu memang berada di barisan Jokowi-JK, yang sangat akrap dengan 'salam dua jari'. "Ini mungkin sudah takdir saya, kenapa nomor urut dua yang dapat dalam pengundian yang dilakukan KPU beberapa waktu lalu. Semoga saja nomor ini membawa berkah yang sama dalam Pilpres tahun lalu, yakni mampu mewujudkan restorasi di Padang Pariaman," harapnya. (501)

Baznas Jadi Pelipur Lara dan Harapan di Tengah Kesulitan yang Menghimpit Masyarakat

Baznas Jadi Pelipur Lara dan Harapan di Tengah Kesulitan yang Menghimpit Masyarakat

Padang Pariaman--Dalam perjalanannya Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Padang Pariaman, sebagai lembaga yang menerima dana berupa zakat, infak dan sadaqoh yang sampai sekarang masih terfokus dari PNS di lingkungan Pemkab, telah medapat tempat dihati masyarakat. Bagaimana tidak, di tengah sumber dana dari APBD yang terbatas, Baznas menjadi salah satu solusi bagi masyarakat miskin untuk mengajukan bantuan kebutuhan masyarakat itu sendiri.
    Landi Efendi, salah seorang tokoh pemuda di Lubuk Alung menilai, bagi masyarakat Padang Pariaman kemiskinan masih menjadi permasalahan terbesar. Pascagempa 2009 yang meluluh-lantakkan infrastruktur dan sendi-sendi perekonomian. Di tengah permasalahan inilah, zakat muncul menjadi alternatif sebagai pengentasan kemiskinan yang efektif, akuntabel dan terpercaya.
    "Zakat memiliki banyak keunggulan dibandingkan pendanaan konvensional yang ada. Penggunaan zakat sudah ditentukan secara jelas dalam syariat (QS At Taubah: 60), dimana zakat hanya diperuntukkan bagi 8 golongan saja (ashnaf) yaitu: fakir, miskin, amil zakat, mu’allaf, budak, orang-orang yang berhutang, jihad fisabilillah, dan ibnu sabil. Dan dalam pelaksanaannya, Baznas sebagai lembaga yang mengumpulkan dan menyalurkan zakat, hadir sebagai operator yang cukup terpercaya," kata dia.
    Apalagi, kata Landi Efendi yang juga Sekretaris Askab PSSI Padang Pariaman itu, Baznas daerah ini menekankan pada lima aspek; Padang Pariaman Cerdas, Padang Pariaman Sehat, Padang Pariaman Peduli, Padang Pariaman Makmur, dan Padang Pariaman Taqwa. Program Baznas telah dapat dirasakan dan dininkmati langsung oleh masyarakat.
    "Untuk Padang Pariaman Cerdas, telah banyak pelajar dan mahasiswa dari keluarga miskin yang ada di daerah ini, baik dari perguruan tinggi negeri maupun swasta, sangat terbantu dengan program ini. Kedepan, diharapkan tidak ada lagi generasi muda potensial dan cerdas, terbengkalai pendidikannya," ujar Landi yang juga Sekretaris Walinagari Lubuk Alung itu.
    Padang Pariaman Sehat, penilaian Landi Efendi, sulit rasanya menafikan bantuan dan kontribusi Baznas. Baznas hadir sebagai oase di tengah padang pasir yang kering. "Pengalaman saya selama ikut mendampingi masyarakat, mulai dari pengurusan administrasi pengajuan bantuan, sampai penyalurannya, banyak kesan positif dan ekspekatasi yang begitu besar dari masyarakat," ungkapnya.
    Dari sekian banyak permasalahan kesehatan yang telah dibantu Baznas, yang disaksikan Landi Efendi di Lubuk Alung, diantaranya; biaya persalinan dan pengobatan bayi kembar tiga di Kampuang Tangah, Balah Hilia. Orangtua bayi merupakan keluarga miskin, yang kesehariannya sebagai buruh kuli di tepi Sungai Batang Anai. "Masih segar dalam ingatan, waktu itu kami bersama Ketua Baznas Suhatri Bur mendatangi keluarga bayi itu, dihadang hujan lebat. Malam hari lagi, lantaran keluarga tersebut pindah rumah. Kami berputar-putar mencari alamatnya, hingga akhirnya setelah sekian kali bertanya, berhasil menemukan orangtua bayi, dan bantuan dapat disalurkan," cerita dia.
    Selanjutnya, sambung Landi Efendi, bantuan untuk seorang nenek yang terlantar di Rimbo Panjang. Nenek itu menderita penyakit yang sangat parah dan menahun. Yang membuat hati ini miris, nenek itu hanya diurus dan dirawat oleh seorang cucunya yang masih kelas lima SD. Rindu nama cucunya itu. Bupati Ali Mukni pun tak kuasa menahan buliran air matanya melihat keadaan nenek tersebut.
    "Seketika, Bupati Ali Mukhni langsung memberikan santunan dari saku pribadinya. Berkat kerjasama Baznas, Dinas Kesehatan Padang Pariaman, dalam satu hari pasca didatangi bupati, nenek itu pun dirawat di RSUP M. Jamil Padang untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik. Namun akhirnya, Allah SWT berkehendak lain, setelah sekian lama dirawat nenek tersebut akhirnya dipanggil-Nya," ulas Landi.
    Sedangkan untuk Padang Pariaman Peduli, Baznas memberikan bantuan bencana alam maupun bencana lainnya. Seperti bencana kebakaran yang dialami Tiwi Kirana Putri di Kampuang Tarandam, Lubuk Alung. Tiwi kehilangan rumah beserta harta benda seisi rumahnya. Hanya membutuhkan waktu tiga hari, Baznas Padang Pariaman menyalurkan santunan kepada Tiwi. Yang terbaru, Baznas menyalurkan bantuan kepada korban kebakaran di Pasa Jambak.
    Landi Efendi melihat, apa yang dilakukan Baznas Padang Pariaman tentunya mendapat apresiasi dari masyarakat. Baznas selalu hadir menjadi pelipur duka, sekaligus harapan bagi masyarakat di tengah kesulitan yang melanda. Satu hal yang membuat Baznas berkesan di tengah masyarakat, tidak memberikan syarat dan pengurusan adminstrasi yang sulit. Baznas dapat merangkul dan bekerjasama dengan instansi lainnya. Salah satunya dengan Pemerintahan Nagari. Baznas selalu berkoordinasi dan berkomunikasi, mulai dari pengusulan sampai penyaluran bantuan, selalu mengikut-sertakan Pemerintahan Nagari. Baznas sangat diperlukan masyarakat, dan selalu menjadi solusi di tengah kesulitan dan penderitaan masyarakat. (501)

Sabtu, 19 September 2015

Ajo Andre Seniman dan Pelawak Minangkabau Itu Meninggal Dunia

Ajo Andre
Seniman dan Pelawak Minangkabau Itu Meninggal Dunia

Tandikek--Kabar meninggalnya Andrea Adhan begitu menyentakkan banyak orang di Padang Pariaman. Maklum, pria berusia 46 tahun yang terkenal dengan seniman kawakan, punya segudang jurus lawak, yang membuat orang ketawa terpingkal-pingkal bila mendengarkan kaset lawaknya.
    "Ajo Andre lah maningga, da. Begitu telepon yang masuk ke Singgalang, Jumat (18/9) sekitar pukul 07.15 Wib. Telepon itu datang dari seseorang yang rumahnya berdekatan dengan rumah orangtua Ajo Andre, sapaan akrap Andrea Adhan di Lambau, Nagari Tandikek, Kecamatan Patamuan.
    Ajo Andre yang lahir 2 September 1969 di Tandikek, sudah lama mengidap penyakit stroke. Persisnya, dia tidak lagi memenuhi undangan manggung sejak gempa 2009. Ajo Andre mengalami sakit yang menakutkan itu sejak daerah Padang Pariaman dilanda gempa besar akhir September 2009 tersebut.
    Bupati Ali Mukhni selaku kepala daerah di Padang Pariaman, saat mendapat kabar meninggalnya seniman urang awak itu langsung menjenguk ke rumah duka, di pinggir jalan Sicincin - Malalak. Saat Ajo Andre terbaring sakit dulu, calon bupati dengan nomor urut satu dalam Pilkada serentak 9 Desember mendatang ini sempat pula mendatanginya.
    Pengakuan Ajo Andre pada Singgalang pada 2012 silam, dia sempat dibantu biaya berobat oleh Uni Ely Kasim. Banyak sudah tempat berobat yang dikunjunginya untuk mendapatkan yang namanya kesehatan. Namun, ibarat baut tak juga ketemu dengan mornya, maka penyakit itu merenggutnya ke haribaan Yang Maha Kuasa. Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Terakhir, tiga pekan yang lalu, Ajo Andre sempat menjalani perawatan di RSUD Pariaman.
    Ajo Andre tak hanya pandai bernyanyi. Namun, pria yang mudah akrab dengan semua orang ini juga punya sejuta jurus untuk melawak dan cerita yang lucu-lucu. "Bara taluak asin ciek, yuang. Saribunyeh, Jo. Baa dek maha bana. Aa keteknyo ha. Dalang, Ajo. Kok gadang talua asin ko, manga ndak pacah lancik itiak". Ini satu dari sekian banyak cerita lawak yang lahir dari putra asli Tandikek, Kecamatan Patamuan ini.           
    Selama menjalani sakit, Ajo Andre bersama orangtua dan keluarganya tampak tabah dan sabar. Sebelum dia mengalami sakit, namanya melambung tinggi di belantara seniman Minangkabau. Banyak kasetnya beredar, dan nyanyian serta cerita lawak dan lucu menjadi hiburan tersendiri oleh banyak orang.
    Berbagai karib kerabat, handai tolan, masyarakat biasa, sampai ke pejabat dari berbagai daerah datang melayat. Di dunia maya, terutama jejering sosial facebook, berjibun banyaknya status yang hampir bersamaan, tentang kepergian seorang Ajo Andre, sang pelawak, yang hingga saat ini belum ada gantinya di dunia musik Minang tersebut.
    Kini, lawak dan cerita lucu Anjo Andre hanya tinggal sebuah kenangan yang tak akan pernah dilupakan orang. Paling tidak, Ajo Andre telah mengajarkan pada kita semua lewat seninya, bahwa keindahan hidup itu terletak pada seni. Semoga, amal ibadahnya diterima Allah Swt, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan iman. Amien. (501)

Minggu, 13 September 2015

Pemilik PO Transport Group Itu Telah Pergi Selamanya

Pemilik PO Transport Group Itu Telah Pergi Selamanya

Lubuk Alung--Assalamualaikum, Tuanku. Ado berita duka. Mak Itam Erfan Ganef, lah dahulu sabantakoa, di RSUP M. Djamil Padang. Itu bunyi kabar dalam telepon genggam Singgalang yang disampaikan Alfa Edison, anggota DPRD Padang Pariaman dari Partai NasDem, ketika mengabarkan rekan sesama anggota dewan dengan dia meninggal dunia, Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Telepon dari Alfa Edison yang mantan Walinagari Koto Dalam, Kacamatan Padang Sago ini datang sekitar pukul 14.15 siang, Sabtu (12/9).
    Tak berselang lama, datang pula kabar serupa lewat telepon dari Walinagari Lubuk Alung Harry Subrata bersama stafnya Yardi. Erfan Ganef yang populer dengan sapaan Mak Itam, adalah anggota DPRD daerah ini hasil Pileg 2014, dari PKPI. Dia satu-satunya anggota dewan yang kursinya milik partai pimpinan Sutiyoso tersebut.
    Di samping anggota dewan, Mak Itam bersama keluarga besarnya; H. Sudirman Nazar, H. Alfi Peria, dan saudara lainnya adalah pemilik perusahaan PO Transport Group di Lubuk Alung. Dia terkenal ramah, dan bergaul dengan semua pihak di Lubuk Alung dan Padang Pariaman. Barangkali, bukan orang Lubuk Alung seseorang itu, kalau tak kenal dan mengenal Mak Itam.
    Menurut Alfa Edison, Mak Itam dapat penyakit serangan jantung. "Sekitar pukul 03.00 Wib dini hari, Sabtu kami bersama melarikannya ke M. Djamil dari Hotel Rocky Padang. Sebab, saat itu kami anggota dewan bersama eksekutif tengah membahas APBD Perubahan Padang Pariaman," kata Alfa Edison.
    Tak berselang lama setelah berita duka itu, berjibun informasi soal wafatnya Mak Itam ini di jejaring sosial facebook. Semua ikut berduka, atas wafatnya putra terbaik Lubuk Alung ini. Bagi keluarganya sendiri di Komplek Perumahan H. Nurdin, Pasa Kandang Lubuk Alung jelas ini sebuah berita yang sangat mengejutkan. Sejak Sabtu petang, hingga Minggu (13/9) pagi jelang diangkutnya jenazah Mak Itam ke IKK Parit Malintang, untuk sebuah upacara pelepasan kenegaraan oleh bupati bersama DPRD, para pelayat dari kerabat, handai tolan, karib kerabat tak henti-hentinya.
    Mak Itam, di samping sebagai seorang pengusaha transportasi, dia juga seorang politisi. Bergabung dengan partai politik, merupakan warisan dari orangtuanya yang memang terkenal sebagai tokoh yang ikut mendirikan PPP dulunya. Mak Itam sempat juga bergabung dengan PPP itu, tetapi tak sempat jadi anggota dewan. Hanya kakak dia; H. Sudirman Nazar yang sempat jadi Ketua DPC PPP, dan anggota DPRD Padang Pariaman periode 2004-2009.
    Tak heran, berbagai karangan bunga yang menyampaikan pesan duka, serta doa untuk mendiang Mak Itam banyak berdatangan dari berbagai pihak. Semua pelayat, sahabat dan keluarga besar PO Transport Group merasa duka yang amat sangat mendalam. Mereka kehilangan kakak, suami, ayah, mamak, dan kawan tempat mereka selama ini berkeluh kesah, berbagi cerita suka duka. Semoga, pengabdiannya untuk masyarakat dibalasi oleh Yang Maha Kuasa dengan pahala yang setimpal, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Amien. (501)

Rabu, 09 September 2015

Lewat Bedah Rumah Baznas Mimpi Rupmiati Punya Rumah yang Layak Akhirnya Terwujud

Lewat Bedah Rumah Baznas
Mimpi Rupmiati Punya Rumah yang Layak Akhirnya Terwujud

Aua Malintang--Isak tangis bahagia terlihat dari wajah Rupmiati, seiring dimulainya program bedah rumah yang didukung Pemkab Padang Pariaman dan Badan Amal Zakat Nasional (Baznas) daerah itu. Warga Korong Kampuang Padang, Nagari III Koto Aua Malintang, Kecamatan IV Koto Aua Malintang itu tak henti-hentinya berucap syukur dan terima kasih kepada Bupati Ali Mukhni yang merespon proposal yang ia serahkan beberapa waktu lalu.
    Ibu muda berusia 45 tahun ini menceritakan, bahwa rumah yang ia huni bersama orangtua, suami dan tiga orang anaknya telah hancur rata dengan tanah akibat gempa 30 september 2009 yang lalu.
    Kemudian, bersama suami dan bantuan masyarakat dibangunnya sebuah rumah yang terbuat dari kayu dan beralaskan tanah, terletak di sebelah rumah orangtuanya. Karena semakin lapuk dan banyak atapnya yang bocor, ia pun mencoba melapor ke walinagari dan camat untuk memohon bantuan bedah rumah, dengan melampirkan foto-foto sebagai buktinya.
    Tak berselang lama kemudian, ia didatangi petugas dari Dinas Sosial dan Baznas untuk verifikasi, sekaligus monitoring lokasi pembangunan rumah. Setelah itu, rumah ukuran 7x10,5 meter mulai dibangun dengan menggunakan dana APBD sebesar Rp10 juta, dan bantuan Baznas sebesar Rp12,5 juta.
    "Alhamdulillah, hari ini doa kami terwujud. Bahkan, rumahnya lebih besar dari yang kami bayangkan," kata Rupmiati di kediamannya, Senin (7/8) lalu.
    Bupati Ali Mukhni yang datang saat itu mengatakan, program bedah rumah merupakan sebagai wujud nyata kepedulian pemerintah dalan menekan angka kemiskinan di nagari. Dengan segala keterbatasan, Ali Mukhni bersama DPRD berupaya menganggarkan program bedah rumah setiap tahunnya, dan bersinergi dengan program Baznas.
    Pada kesempatan itu, suami dari Rena Sofia yang kembali mencalonkan diri jadi bupati untuk periode lima tahun mendatang itu juga mengucapkan terima kasih atas kepedulian perantau, dalam menyisihkan sebagian zakatnya untuk disalurkan melalui Baznas Padang Pariaman.
    Ditambahkannya, baru-baru ini Baznas mendapatkan zakat dari perantau Kota Pekanbaru sebesar Rp100 juta. Oleh karena itu, zakat demikian segera disalurkan kepada yang berhak menerima. Perantau tersebut, adalah putra Sungai Geringging yang berdomisili di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
    Bapak tiga anak itu juga memberikan apresiasi pada masyarakat IV Koto Aua Malintang, yang sato sakaki dalam membangun rumah Rupmiati dengan memberikan bantuan berupa semen, batu bata, pasir, besi dan lainnya. Terlihat telah tersusun rapi 100 sak semen bantuan masyarakat sekitar.
    "Kami apresiasi dengan masyarakat yang menanamkan budaya gotong royong. Barek samo dipikue, ringan samo dijinjiang dalam membantu sesama warga. Saya merasa terharu sekali, semoga Tuhan membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda," doa Ali Mukhni, calon bupati dengan nomor urut satu yang didampingi Kabag Humas Hendra Aswara itu.
    Pimpinan Baznas Syamsuardi Surma mengatakan, saat ini lembaganya telah melakukan program bedah rumah sebanyak 15 unit hingga September ini. Ia menargetkan, lima unit rumah lagi untuk dilakukan bedah rumah di Padang Pariaman. "Kita punya target bedah rumah tahun ini sebanyak 20 unit. Telah terealisasi 15 unit, dan tinggal lima unit lagi," kata Syamsuardi Surma, pensiunan PNS itu.
    Menurut dia, yang mendapatkan bantuan bedah rumah sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Rumah tersebut dikategorikan tidak layak dan tidak sehat. Seperti rumah beralaskan tanah, tidak ada kamar mandi dan WC, sanitasi, atap bocor, dihuni oleh balita dan lain sebagainya. "Jika telah memenuhi syarat, kita segera turun memberikan bantuan. Yang penting rumah itu dibangun diatas tanah milik yang bersangkutan," ujarnya.
    Ia juga berharap lebih banyak lagi para perantau yang menyalurkan zakatnya melalui Baznas, karena masih banyak masyarakat yang butuh uluran tangan, baik bantuan pendidikan, kesehatan, bedah rumah, bencana alam dan lain sebagainya. (501)