Melihat Pesona Lubuak Nyarai, Wisata Alam yang Masih Terpendam
Lubuak
Aluang---Nagari Lubuak Aluang, Kabupaten Padang Pariaman tidak hanya
memiliki potensi perdagangan, jasa, pertanian, peternakan dan perkebunan
saja. Tetapi nagari ini juga memiliki potensi wisata alam yang belum
dikelola secara optimal. Salah satu dari potensi alam itu, adalah wisata
alam Lubuak Nyarai. Nun jauh disana, bagian Timur Lubuak Aluang. Berada
dipedalaman hutan Korong Salibutan.
Berawal dari perbincangan
tentang Lubuak Nyarai oleh sekelompok anak nagari yang peduli terhadap
hal demikian. Mereka; Khairunnas, akrab disapa Pak Ung. Pria yang juga
berstatus pegawai dilingkungan Pemkab Padang Pariaman, Ritno Kurniawan,
ketua Karang Taruna; Jasman Jay, sekaligus anggota Sekber Pecinta Alam,
Walinagari; Harry Subrata dan
Sekretaris Bamus; Landi Efendi. Didapat kesepakatan untuk berkunjung Ke
Lubuak Nyarai secara bersama dengan Camat Lubuak Aluang, H. Azminur
untuk melihat potensi alam yang ada di sana. Perjalanan pun dimulai
menjelang puasa lalu.
Korong Salibutan, tempat Lubuak Nyarai
demikian merupakan kampung yang dilingkari perbukitan. Bukit Barisan
namanya. Kampung ini pun berbatasan langsung dengan Kabupaten Solok,
dialiri pula oleh Sungai Batang Salibutan yang membelah korong tersebut.
Di hutan perbukitan inilah Mendagri Gamawan Fauzi sewaktu jadi Bupati
Kabupaten Solok dulu pernah tersesat dan ditemukan kembali. Beberapa
Kelompok pecinta alam pernah berkunjung ke Lubuak Nyarai ini.
Jasman Jay, Ketua Karang Taruna Nagari Lubuak Aluang bersama rombongan
akhir Juni lalu melakukan penjajakan terhadap Lubuak Nyarai itu. Dalam
rombongan juga ikut Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, M.
Fadly, Kepala Kesbangpol, Indra
Utama. Berangkat dari Pasar Lubuak Aluang menggunakan tiga unit mobil.
Tentunya, karena lokasi akan ditempuh nantinya dengan berjalan kaki yang
cukup jauh, rombongan membawa bekal makanan. Dari Lubuak Aluang ke
Salibutan ditempuh sekitar 15 kilometer.
Sesampai di Salibutan,
rombongan di sambut tiga orang guide yang akan mendampingi selama dalam
perjalanan ke Lubuak Nyarai. Setelah melakukan briefing di posko utama,
rombongan mulai berangkat dengan berjalan kaki. Perjalanan menyusuri
perbukitan dan sungai, kemudian melewati beberapa petak sawah, menaiki
perbukitan dengan hutan yang cukup lebat. Disinalah serunya perjalanan.
Dimulai dengan menaiki perbukitan dan menuruni lembah. Keadaan jalan
yang cukup sempit dan sedikit terjal. Selama dalam perjalanan, rombongan
bertemu sekelompok simpai, sejenis kera warna kuning keemasan yang
merupakan satwa yang dilindungi. Binatang itu seolah-olah menyapa dan
mengucapkan selamat datang di Rimbo
Salibutan kepada rombongan. Perjalanan diteruskan dengan diiringi suara
khas satwa hutan lindung. Dan dibawah perbukitan terdengar suara riak
sungai yang menambah syahdunya suasana perjalanan.
Landi Efendi,
salah seorang anggota rombongan menceritakan, ada beberapa lubuak yang
ditemui sebelum sampai di Lubuak Nyarai. Diantaranya Lubuak Ngungun,
Lubuak Sampik, Lubuak Panjang, Lubuak Batu Tuduang dan Lubuak Batu
Pacah. Diantara Lubuak tersebut ada lubuak yang unik bentuknya, yaitu
Lubuak Batu Tuduang. Disana ada batu besar yang bentuknya mirip sekali
dengan sebuah baret. "Sebelum sampai ke Lubuak Nyarai kami menyeberangi
sungai yang tidak jauh dari Lubuak Pacah. Yang menarik disana, ada
pekuburan yang menurut cerita penduduk Salibutan merupakan kuburan
pejuang dimasa penjajahan dulunya," kata dia.
Perjalanan pun
dilanjutkan disela-sela batang pohon yang begitu besar dan masih perawan
yang dilindungi tentunya.
Hingga akhirnya setelah menempuh perjalan dengan jalan kaki sekitar dua
jam, rombongan melihat Lubuak Nyarai dari kejauhan dengan jarak pandang
kurang lebih 100 meter yang diapit oleh dua buah batu besar, tampak
seperti gapura yang mengapit Lubuak Nyarai tersebut. Terlihat wajah puas
dan sumringah dari rombongan setelah sampai di lokasi. Perasaan letih
yang mendera selama perjalanan, seakan sirna dan terobati dengan melihat
indahnya pemandangan Lubuak Nyarai, yang diatasnya terdapat air terjun
kecil dengan airnya yang sangat jernih bahkan melebihi jernihnya air
mineral.
Rombongan pun istirahat sambil makan siang. Usai makan,
tanpa basa-basi dan tanpa ada yang mengomandoi peserta pun langsung
terjun ke dalam lubuak. Tampak ikan yang ada dalam lubuak sangat jinak
sekali. Dua orang guide menyelam kedasar lubuak untuk menangkap ikan
dengan cara ditembak. Terbayang ikan bakar yang lezat dari hasil ikan
tangkapan segar nantinya. Berbagai
aksi dari wahana alami di coba. Salah satunya bergantung diakar pohon
besar yang tergayut diatas lubuak itu. Ada juga yang menaiki batu besar
yang mengapit di sisi kanan dan kiri lubuak. Setelah tiga jam menikmati
indahnya karya Allah Swt, rombongan pun memutuskan untuk balik kembali
ke posko utama. Sebenarnya diantara peserta perjalanan masih berat hati
untuk pulang. Tetapi karena waktu beranjak sore dan gelap, rombongan
melanjutkan perjalanan pulang. Berbagai kesan indah yang dirasakan
selama perjalanan dan ingin suatu saat kembali lagi kesana.
Dari
perjalanan ini besar harapan masyarakat, agar Lubuak Nyarai dapat
dikembangkan dan dikelola lebih baik lagi, untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat setempat. Ada beberapa fasilitas yang harus
dibenahi. Salah satunya membangun jembatan di Lubuak Sampik agar
kendaraan roda dua dan empat dapat masuk kedalam hutan, yang tentunya
akan mempersingkat waktu perjalanan. Dibutuhkan
kerjasama dari semua pihak, mulai dari masyarakat hingga pemerintah
untuk mengembangkan lokasi tersebut dengan tetap mempertahankan keaslian
dan keasrian Lubuak Nyarai itu sendiri. (damanhuri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar