wartawan singgalang

Senin, 05 Agustus 2013

Lulus di Unri Lewat SBMPTN Untuk Mendaftar Ulang Terpaksa Orangtua Berhutang

Lulus di Unri Lewat SBMPTN
Untuk Mendaftar Ulang Terpaksa Orangtua Berhutang

V Koto Timur---Nelhayati ingin sekali sukses dalam dunia pendidikan. Dia merasa senang lantaran lulus di Unri lewat SBMPTN. Karunia ini tentu didapatkan karena sejak SD hingga SMA anak nomor satu dari empat bersaudara ini selalu juara satu dan dua. Sedihnya, sewaktu mendaftar ulang, terpaksa orangtuanya meminjam uang tetangga. Termasuk untuk biaya dia bersama orangtuanya ke Pekanbaru sana.
    Ayahnya, Syafarudin hanya seorang petani kampung biasa. Sedangkan ibunya, Patmawati seorang ibu rumah tangga, yang sumber kehidupan rumah tangganya sangat bergantung dari usaha tani yang dilakoni sang ayah. Nasib mujur menyambangi anak kelahiran 27 September 1995 ini yang selalu dapat pretasi gemilang selama dibangku sekolah.
    Meskipun dia tinggal di kampung tersuruk, tertinggal, Nelhayati punya hobi menulis, membaca, bernyanyi dan traveling. Cita-citanya sangat sederhana; sukses dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Cita-cita itu dia singkronkan dengan motto dalam hidupnya; dimana ada kemauan, disitu terbentang pula jalan yang luas. Siapa tahu, anak kampung Batang Piaman Katiak, Nagari Gunuang Padang Alai, Kecamatan V Koto Timur, Padang Pariaman ini menjadi orang hebat nantinya.
    Kemiskinan yang menyelimuti keluarganya, dia jadikan sebagai pelecut dalam menyemangati untuk terus menyelesaikan pendidikan. Dia pun bertekad untuk menjadikan dirinya sebagai sumber inspirasi bagi tiga orang adiknya. Sebab, kesuksesan dalam pendidikan akan menjadikan masa depan lebih gemilang. Untuk ini, sejak sekolah di SD N 10 Batang Piaman, perempuan jolong gadang ini sudah terbiasa dengan kesusahan.
    Dia tidak ingin gagal dalam meraih masa depan tersebut. Dengan iba hati, orangtuanya pun memberanikan diri untuk berhutang pada tetangganya saat mendaftar ulang beberapa waktu lalu. Bagi Nelhayati, kuliah di universitas kenamaan, termasuk keinginannya yang sangat tinggi dulunya sejak dibangku SMA N 1 V Koto Timur, di Limau Puruik.
    Nelhayati tidak bisa membayangkan, kapan hutang tersebut bisa terbayarkan oleh kedua orangtuanya. Sebagai seorang pelajar, dia hanya bisa berdoa, dan berterima kasih kepada ayah ibunya yang telah mau menyelamatkan masa depan kuliahnya pada langkah awal demikian. Awalnya, saat diterima oleh unirversitas kenamaan di Kota Pekanbaru itu, dia ragu-ragu, lantaran melihat kondisi kehidupan orangtuanya. Tetapi, niat untuk kuliah amatlah tinggi. Dapat pula SBMPTN, tentu senang bercampur sedih ditambah galau berkecamuk dalam pikirannya. (damanhuri)    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar