Lulus di Unri Lewat SBMPTN
Untuk Mendaftar Ulang Terpaksa Orangtua Berhutang
V
Koto Timur---Nelhayati ingin sekali sukses dalam dunia pendidikan. Dia
merasa senang lantaran lulus di Unri lewat SBMPTN. Karunia ini tentu
didapatkan karena sejak SD hingga SMA anak nomor satu dari empat
bersaudara ini selalu juara satu dan dua. Sedihnya, sewaktu mendaftar
ulang, terpaksa orangtuanya meminjam uang tetangga. Termasuk untuk biaya
dia bersama orangtuanya ke Pekanbaru sana.
Ayahnya, Syafarudin
hanya seorang petani kampung biasa. Sedangkan ibunya, Patmawati seorang
ibu rumah tangga, yang sumber kehidupan rumah tangganya sangat
bergantung dari usaha tani yang dilakoni sang ayah. Nasib mujur
menyambangi anak kelahiran 27 September 1995 ini yang selalu dapat
pretasi gemilang selama dibangku
sekolah.
Meskipun dia tinggal di kampung tersuruk, tertinggal,
Nelhayati punya hobi menulis, membaca, bernyanyi dan traveling.
Cita-citanya sangat sederhana; sukses dalam keluarga, masyarakat, bangsa
dan negara. Cita-cita itu dia singkronkan dengan motto dalam hidupnya;
dimana ada kemauan, disitu terbentang pula jalan yang luas. Siapa tahu,
anak kampung Batang Piaman Katiak, Nagari Gunuang Padang Alai, Kecamatan
V Koto Timur, Padang Pariaman ini menjadi orang hebat nantinya.
Kemiskinan yang menyelimuti keluarganya, dia jadikan sebagai pelecut
dalam menyemangati untuk terus menyelesaikan pendidikan. Dia pun
bertekad untuk menjadikan dirinya sebagai sumber inspirasi bagi tiga
orang adiknya. Sebab, kesuksesan dalam pendidikan akan menjadikan masa
depan lebih gemilang. Untuk ini, sejak sekolah di SD N 10 Batang Piaman,
perempuan jolong gadang ini sudah terbiasa dengan kesusahan.
Dia
tidak
ingin gagal dalam meraih masa depan tersebut. Dengan iba hati,
orangtuanya pun memberanikan diri untuk berhutang pada tetangganya saat
mendaftar ulang beberapa waktu lalu. Bagi Nelhayati, kuliah di
universitas kenamaan, termasuk keinginannya yang sangat tinggi dulunya
sejak dibangku SMA N 1 V Koto Timur, di Limau Puruik.
Nelhayati
tidak bisa membayangkan, kapan hutang tersebut bisa terbayarkan oleh
kedua orangtuanya. Sebagai seorang pelajar, dia hanya bisa berdoa, dan
berterima kasih kepada ayah ibunya yang telah mau menyelamatkan masa
depan kuliahnya pada langkah awal demikian. Awalnya, saat diterima oleh
unirversitas kenamaan di Kota Pekanbaru itu, dia ragu-ragu, lantaran
melihat kondisi kehidupan orangtuanya. Tetapi, niat untuk kuliah amatlah
tinggi. Dapat pula SBMPTN, tentu senang bercampur sedih ditambah galau
berkecamuk dalam pikirannya. (damanhuri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar