wartawan singgalang

Sabtu, 22 Juni 2013

Kiprah M-KRPL Lubuk Alung Kebiasaan Gunjing Kaum Perempuan Hilang

Kiprah M-KRPL Lubuk Alung
Kebiasaan Gunjing Kaum Perempuan Hilang

Lubuk Alung---Tidak banyak wanita yang berkumpul di Kelompok Wanita Tani (KWT) Persaudaraan Muslimah (Salimah), Rombo Panjang, Korong Sungai Abang, Lubuk Alung. Hanya 20 ibu-ibu rumah tangga. Tetapi, Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) yang didirikannya sejak awal 2012 lalu berhasil mengubah pola pikir kaum hawa dilokasi tersebut.
    Dulu, boleh dikatakan kesibukan para perempuan ini banyak yang negatif. Seperti bergunjing misalnya, yang memang sudah akrap pada kalangan perempuan. Bahkan, ada yang bercakak bagai, lantaran persoalan kecil pada masing-masing keluarganya. Namun, kini maiset itu berubah 180 derajat. Mereka kini sibuk bergunjing soal perkembangan tanaman sayur-sayuran yang ditanam pada masing-masing pekarangan rumahnya.
    Armaneli, Ketua KWT Salimah menceritakan aktivitas M-KRPL tersebut. "Memang tidak salah kelompok kecil ini dijadikan percontohan. Saat ini, para ibu-ibu itu tidak lagi membeli sayur ke Pasar Lubuk Alung. Apa yang ingin mereka masak pagi petang, itu sudah tersedia didepan dan sekeling rumahnya," kata dia.
    "Tiap Sabtu dan Minggu kita yang 20 orang itu melakukan kerja bakti bersama alias goro di komplek pembibitan. Kalau tidak ada yang dibersihkan, ya membuat pupuk organik. Sebab, semua tanaman sayuran demikian dipupuk dengan pupuk non kimia. Jadi, tidak sekedar mengembangkan tanaman untuk dimakan saja, tetapi mampu pula membuat, mengolah serta mengembangkannya dengan lebih rancak," cerita Armaneli.
    Sayur, mulai dari bayam, terung, kunyit, jahe, bahkan tanaman jenis obat-obatan mulai berkembang. Ini semua terjadi, adalah bimbingan langsung dari pembina KWT ini, Dasril dan penanggungjawabnya, Dewi Astati. "Pengeluaran keuangan keluarga berkurang, lantaran tidak banyak lagi yang harus dibeli tiap hari. Memang, untuk kesuksesan ini, banyak ocehan dan cimeeh yang kita terima. Maklum, budaya rang Piaman akrap dengan cimeeh. Tetapi, setelah berhasil seperti saat ini, para perempuan lainnya mulai iri dan ingin pula membuat hal yang serupa," sebut Armaneli dengan bangganya.
    Dia ingin, M-KRPL yang masih terbilang kecil ini mengembangkan sayapnya secara lebih besar lagi. Sebab, dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya dibunyikan, selain organisasi sosial yang bergerak pada agri bisnis, khusus pertanian, juga akan dikembangkan peternakan dan perikanan. Lahan untuk itu ada, dan tinggal memanfaatkannya lagi. (damanhuri)

Sabtu, 15 Juni 2013

Tidak Punya Uang Untuk Operasi Andi Keneddy Menyayat Sendiri Penyakitnya

Tidak Punya Uang Untuk Operasi
Andi Keneddy Menyayat Sendiri Penyakitnya

Lubuk Alung----Sudah dua tahun Andi Keneddy S menanggung penyakit pembengkakkan di pipi kanannya. Saat berobat ke M. Djamil Padang, mantan Kepala Desa Buayan, Kecamatan Batang Anai ini disuruh operasi atau ganti plat oleh dokter yang menanganinya. Namun, apa hendak dikata, biaya untuk itu benar yang tidak dipunyainya. Apalagi, sejak penyakit itu menyerang dirinya, sudah sekian pula lamanya dia menganggur alias tidak bisa mencari uang.
    Jumat kemarin, bapak berusia 56 tahun ini merasa terenyuh sekaligus tersanjung melihat kehadiran Camat Lubuk Alung, H. Azminur bersama Ketua BPC Hipmi Padang Pariaman, Riza Marjohan dan caleg Gerindra, Topik Hidayat ke rumahnya di Korong Kapalo Banda, Nagari Aie Tajun Lubuk Alung, Padang Pariaman.
    Saking sakitnya pembengkakkan itu, dia beranikan menyayatnya dengan sebilah pisau tajam. Keluarlah darah dan nanah yang sudah sekian lama bersarang didalamnya. Kini, dia dan tiga orang putra-putrinya hanya menggantungkan hidup lewat usaha cuma-cuma yang dilakoni istrinya, Nurhayati. Tinggal jauh tersuruk didalam kampung, di sebuah pondok yang tidak pula layak dihuni.
    Bekas sayatannya itu tampak menyembur keluar. Dia kasihlah bebak supaya bisa kering dari aliran darah dan nanah. "Dokter bilang, penyakit itu bermula lantaran rahangnya sudah banyak yang keropos. Namun, tidak ada yang makanan yang keras-keras yang saya hentikan. Semuanya tetap bisa dimakan," ceritanya.
    Baru pasca disayat inilah sudah mulai susah makan. Kalaupun terjadi lapar, dicarilah bubur, atau makanan yang lunak-lunak, supaya tidak terjadi kesakitan. Bila malam hari, Andi Keneddy ini paling susah tidur. Paling dia bisa tertidur itu ketika menjelang pagi. Dan itu hampir tiap malam terjadinya. Rasa sakitnya datang tiap sebentar.
    Malang bagi bapak ini, sejak penyakit itu menimpa dirinya, anaknya yang sudah hampir tamat pendidikan SMP di Aie Tajun, harus berhenti dari sekolah, lantaran tak bisa lagi dibiayainya. Sebagai orang kampung, apapun obat yang disarankan banyak orang selaku dipakainya, terutama obat ala kampung. Selain itu dia rutin pula makan obat medis untuk menghilangkan rasa sakitnya.
    "Ambo merasa terharu. Sudah sekian lama penyakit ini tumbuhnya, baru kali ini ada pemimpin yang datang melihat," kata dia saat menerima camat Azminur bersama rombongan. Sepatutnya, orang seperti Andi Keneddy S, pernah lama menjadi kepala desa di kampungnya, Buayan, tentu menjadi perhatian tersendiri oleh masyarakat.
    Camat Azminur merasa prihatin melihat kondisi demikian. Dia tidak bisa menjanjikan apa-apa terkait kesembuhan bapak tersebut. Namun, Azminur bersama Riza Marjohan dan Topik Hidayat berusaha menghubungi pihak Dinas Kesehatan. Tentu dengan kondisi seperti ini, harus pula dipersiapkan segala sesuatunya, kalau belum punya Jamkesmas. (damanhuri)

Ali Mukhni Sosok Bupati Rendah Hati

Ali Mukhni Sosok Bupati Rendah Hati

Pariaman---Sejak dilantik jadi Bupati Padang Pariaman pada 2010 lalu, H. Ali Mukhni yang berduet dengan H. Damsuar Datuak Bandaro Putiah, tidak terasa sudah hampir berjalan empat tahun, karena dia dilantik pada menjelang akhir 2010. Banyak yang sudah dibuatnya untuk masyarakat, tentu masih banyak pula yang belum terlaksana. Yang jelas kepemimpinan itu sedang berjalan.
    Bupati Ali Mukhni yang sebelum menjabat dikenal sebagai seorang guru olahraga. Terkesan oleh sebagian warganya dengan sosok pemimpin yang rendah hati. Ini terkesan, setiap kali akan memulai sambutannya dalam berbagai acara serimonial ditengah masyarakat, dia selalu memulainya dengan minta maaf. Tidak sekedar itu. Bahkan, dari lubuk hati yang paling dalam, saya minta maaf atas keterlambatan ini, kata dia yang acapkali dia lontarkan.
    Ini mencerminkan dari sikapnya yang selalu merendah, meskipun berhadapan dengan rakyatnyanya sendiri. Zaman sekarang, sangat jarang sekali ada pejabat yang bisa berkata-kata seperti demikian. Malah yang terjadi sebaliknya. Mentang-mentang seorang pejabat penting, masyarakat dibiarkan berpeluh menunggunya lama-lama. Lalu, ketika bicara tidak pernah merasa bersalah. Dalam yang satu ini, sejumlah tokoh masyarakat daerah ini angkat tangan dengan sikap seorang Ali Mukhni.
    Sepertinya kata-kata itu terlontar secara spontan, dan tidak dibuat-buat oleh Ali Mukhni. Dia sangat menghargai betul masyarakatnya dalam menunggu kedatangan dia, yang mungkin diantara sekian banyak orang ada yang merasa kecewa, jengkel dan sedikit muak dengan tingkah pejabat yang sering datang terlambat dalam acara yang diadakan masyarakat.
    Barangkali disinilah pengalaman seorang Ali Mukhni yang pernah jadi guru, berlanjut jadi wakil bupati, dan terpilih jadi bupati. Artinya, dia cukup merasakan apa yang dialami oleh banyak masyarakatnya. Rasa rendah hati dan hormat, serta menghargai rakyat dari pemimpin bukanlah perkara mudah. Yang paling banyak itu, rakyatlah yang merasa menghormati pemimpinnya. Tetapi Ali Mukhni mampu mengaplikasikan, bahwa dia seorang pemimpin atas kemauan dan pilihan dari masyarakatnya sendiri. Masyarakat harus dilayani. Dan itulah tugas pemimpin. Bukan minta dilayani.
    Meskipun disana-sini masih ada ocehan dan cemoohan, karena dasar masyarakat yang dipimpinnya terkenal dengan budaya dan tradisi demikian, dia tetap melaju kencang. Berbagai momen dan kesempatan selalu dijemputnya ke pusat sana, demi untuk kesejahteraan masyarakat Padang Pariaman. Dengan keputusan berani, serba keterbatasan, dia huni kantornya di Parit Malintang. Ditengah ributnya soal bantuan gempa 2009, datang angin segar atas inisiatifnya untuk membangun Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Perikanan (BP2IP), serta pembangunan dermaga di Pantai Tiram, Kecamatan Ulakan Tapakis.
    Sebentar lagi, akan dimulai pula pembangunan asrama haji di Nagari Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai. Begitu juga rencana pembangunan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cedikia (MAN-IC) di Nagari Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, serta sejumlah bengkalai lainnya yang akan dituntasnya. Tentu semuanya itu berkat tangan dingin dari Ali Mukhni yang pernah jadi Wakil Muslim Kasim dulunya itu.
    Kemudian, masyarakat Padang Pariaman juga melihat seorang Ali Mukhni sebagai pemimpin yang gigit. Dekat dengan masyarakat. Kalau Ali Mukhni sudah mengenal seorang masyarakat, sepertinya tidak akan lupa oleh dia. Ali Mukhni selalu resah dan gelisah, manakala daerah yang dipimpinnya ini tidak maju-maju. Dia pun berkeinginan, Padang Pariaman harus terbebas dari daerah tertinggal. Untuk ini, berbagai sektor pembangunan yang berujung pada kesejahteraan masyarakat, selalu menjadi utama dalam kepemimpinannya.
    Anggota DPRD Padang Pariaman dari PPRN yang sudah pindah ke PAN, Bagindo Rosman pernah menyatakan, bahwa Bupati Ali Mukhni dinilainya termasuk hebat dan lihai dalam menerobos berbagai proyek besar dari pusat untuk daerah ini. Namun, yang perlu menjadi perhatian itu masih adanya pejabat yang kurang pada tempatnya, sehingga programnya juga kurang berjalan sebagaimana mestinya. (damanhuri)