wartawan singgalang

Senin, 22 Februari 2016

40 Persen Masyarakat Guguak Belum Menikmati Listrik

40 Persen Masyarakat Guguak Belum Menikmati Listrik

Padang Pariaman---Besar harapan masyarakat Korong Guguak, Nagari Lurah Ampalu, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak terhadap pasangan Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman, Ali Mukhni - Suhatri Bur, khusus untuk mengangkat kampung itu dari keterisoliran dan ketertinggalan.
    Walikorong Guguak Nazaruddin menyebutkan, sekitar 40 persen dari 250 kepala keluarga yang mendiami korong itu hingga kini belum menikmati aliran listrik. Sebagian besar jalan di kampung itu masih jalan tanah, yang butuh pengaspalan dari pemerintah.
    "Dari Ulu Banda, Tonyok ke Buluah Apo, Nagari Koto Dalam butuh jalan yang sehat," kata dia. Kemudian, jalan dari Padang Pauah ke Koto Runciang hingga kini masih jalan tanah. Tentu, supaya transportasi masyarakat lancar, jalan itu perlu diaspal.
    Kemudian, lanjutnya, Masjid Raya Guguak yang dibangun kembali pascagempa akhir 2009 lalu dengan swadaya masyarakat, hingga saat ini belum bisa diselesaikan. Bahkan, kondisi yang ada sekarang, sebagian besar atapnya butuh pula penggantian. Sebagai pusat pengembangan agama di tengah masyarakat, masjid ini butuh sentuhan pemerintah. Begitu juga dengan Irigasi Koto Runciang yang belum sempurna dibangun dengan hanya sekali proyek.
    "Irigasi itu satu-satunya yang mengaliri sawah masyarakat dalam satu dusun, yakni Tigo Jurai," jelasnya. Ada ratusan hektare sawah di sana. Akibat irigasi itu belum lancar, sebagian sawah telah dijadikan ladang oleh masyarakat pemiliknya.
    Nazaruddin merasakan, bahwa korong yang dia pimpin itu merupakan satu-satunya korong yang masih belum maju dan berkembang dengan baik. "Memang, secara perlahan-lahan, arah untuk kemajuan itu telah mulai dilakukan Pemkab Padang Pariaman, dengan diaspalnya jalan menuju kampung ini dari arah Kasai, Ampalu.
    Namun, untuk semua Korong Guguak, kata dia, masih butuh pembangunan infrastruktur selanjutnya. "Alhamdulillah, semasa memimpin lima tahun belakangan, Bupati Ali Mukhni sempat melihat dari dekat korong ini, melihat kondisi yang sebenarnya. Terus waktu kampanye kemarin juga ada, dan dibuktikan pula di korong yang satu ini, pasangan yang di usung banyak partai ini menang di Guguak ini," ujar Nazaruddin.
    "Atas nama masyarakat, kami tidak menuntut janji kepala daerah yang baru saja dilantik untuk periode kedua ini," tambahnya. Cuma, sudah sepantasnya korong ini dimajukan, diberikan juga jatah kue pembangunan, sesuai dengan kondisi Korong Guguak itu sendiri, yang merupakan perlintasan bagi masyarakat Sungai Pua Tanjung Mutuih dan Buluah Apo dalam Nagari Koto Dalam, Kecamatan Padang Sago.

Kami Tumpangkan Ketuntasannya pada Ali Mukhni - Suhatri Bur

Persoalan Krusial Galian C Lubuk Alung
Kami Tumpangkan Ketuntasannya pada Ali Mukhni - Suhatri Bur

Padang Pariaman--Pasca dilantiknya pasangan Ali Mukhni - Suhatri Bur pada 17 Februari 2016 oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno atasnama Mendagri, pasangan ini resmi melanjutkan kembali kepemimpinannya untuk lima tahun mendatang. Pasangan yang diusung banyak partai politik ini, langsung dihadapkan oleh banyak pekerjaan rumah yang mesti dituntaskannya selama periode mendatang.
    Koordinator Aliansi Masyarakat Menggugat Perusak Lingkungan (AMMUAK) Piaman Laweh, Jasman Jay memastikan, bahwa gerakan yang dilakukannya di tengah masyarakat Lubuk Alung, terutama yang berhubungan dengan kerusakan alam dan lingkungan menjadi fokus utama.
    "Alhamdulillah, gerakan yang kita lakukan dalam mencegah usaha tambang galian C yang tidak punya izin, cukup dapat sambutan dari Pemkab Padang Pariaman," kata dia. Namun, lanjut Jasman Jay yang juga Ketua Karang Taruna Nagari Lubuk Alung ini, perjungan itu belum berhasil. Buktinya, hingga saat ini para penambang yang tidak pakai izin terus beraktivitas. Nah, tentu warisan yang belum selesai semasa Pejabat Bupati Rosnini Savitri belakangan bisa dituntaskan oleh Bupati Ali Mukhni dan Wabup Suhatri Bur.
    Jasman Jay ingin, adanya reklamasi terhadap galian C Lubuk Alung. "Sebagai nagari dan kecamatan yang punya potensi besar dalam soal tambang galian C ini, kami ingin adanya aturan yang jelas dan tegas. Adanya pengawasan yang ketat pula dari pihak terkait," ujarnya. Coba bayangkan, tak adapun rekomendasi dari bawah, ada saja pihak penambang itu yang mengantongi izin.
    Menurut dia, usaha tambang galian C Lubuk Alung selama ini tidak memberikan apa-apa pada masyarakat, selain dari kerusakan lingkungan, dan tumbuhnya berbagai penyakit yang berhubungan dengan saluran pernafasan, akibat debu yang beterbangan ulah lalu-lalangnya truk pengangkut hasil galian C tersebut.
    AMMUAK yang fokus dalam gerakan lingkungan, kata Jasman Jay, berharap banyak pada pasangan Ali Mukhni - Suhatri Bur untuk menuntaskan demikian. Lobang yang banyak menganga bekas galian itu butuh perbaikan. Harus ada penataannya, agar tidak menjadi malapetaka bagi masyarakat yang tinggal di dekat lobang tersebut.
    "Hanya tangan besi dan kekuatan kepala daerah yang bisa kita andalkan untuk perbaikan Lubuk Alung ke depan," ujar dia. Memang, lanjut Jasman Jay, di sisi yang lain, kampung ini sedang dapat jatah kue pembangunan yang luar biasa besar. Mulai dari Main Stadion, jalur jalan lingkar Duku - Sicincin, dan sejumlah mega proyek lainnya telah dan bakal terwujud berkat tangan dingin Ali Mukhni lima tahun yang lalu, memimpin daerah ini.
    Galian C Lubuk Alung merupakan problem yang sangat krusial. "AMMUAK tidak ingin adanya kehancuran yang lebih besar di nagari yang terkenal dengan panasnya itu. Solusinya, adalah ketegasan kepala daerah, dan itu telah dimulai pada saat transisi kemarin," ungkapnya.
    Kemudian, tambahnya, yang jadi persoalan masyarakat Lubuk Alung dalam hal ini para anak muda, adalah lapangan sepakbola Sungai Abang, yang telah jelas statusnya menurut satu versi, yakni dengan adanya masyarakat yang mengantongi sertifikat atas tanah demikian. Sedangkan solusi ganti lapangan belum ada sampai sekarang.
    "Aktivitas olahraga di lapangan itu cukup padat," ulas Jasman Jay. Di samping ada latihan rutin dari SSB, latihan karate para pelajar dan anak muda, juga ada lapangan panjat tebing di lokasi itu. Nah, kalau pemiliknya merebut, dan membuat pembangunan lain tentu habis semua sarana olahraga di Lubuk Alung.

Saatnya Masyarakat Menikmati Pembangunan

Bersama Bupati Ali Mukhni yang Tidak Pernah Lelah
Saatnya Masyarakat Menikmati Pembangunan

Padang Pariaman---Terhitung sejak 17 Februari 2016, H. Ali Mukhni resmi memimpin kembali Kabupaten Padang Pariaman, setelah lima tahun lalu (2010-2015) dia juga jadi orang nomor wahid di daerah bekas gempa akhir 2009 tersebut. Lima tahun lalu, Ali Mukhni berduet dengan H. Damsuar Datuak Bandaro Putiah, dan sampai 2021 nanti, posisi Damsuar digantikan Suhatri Bur.
    Ibarat berselancar di tengah lautan luas, Ali Mukhni mengarunginya dengan amat sangat mulus. Insya Allah, dia mampu jadi kepala daerah selama dua periode atau 10 tahun, dan Wabup lima tahun, yakni 2005-2015 bersama Bupati Muslim Kasim. Karirnya sama dengan Wagub Sumbar Nasrul Abit di Kabupaten Pesisir Selatan sana.
    "Ini sebuah tanda, bahwa seorang Ali Mukhni sangat dicintai dan melekat di hati masyarakatnya sendiri, Padang Pariaman," kata Topik Hidayat, seorang tokoh pemuda di daerah itu. Semisal orang ke sawah, lima tahun lalu Ali Mukhni berhasil menanam bibit. Tentu, lima tahun mendatang saatnya memanen apa yang dia tanam lima tahun lalu.
    Topik Hidayat yang politikus Partai Gerindra Padang Pariaman non anggota DPRD ini melihat, pembangunan daerah ini pascagempa 2009 lalu cukup menonjol. Hampir semua infrastruktur umum dari utara ke selatan, telah dinikmati oleh masyarakat. "Kalau dibilang juga pembangunan tidak merata, itu memang tak pandai lagi saya mengatakannya. Cuma, besar atau kecilnya sebuah pembangunan di suatu nagari dan kecamatan, tentu melihat kebutuhan di tempat tersebut," ujar dia.
    Dia melihat, sosok seorang Ali Mukhni memang sulit mencari tandingannya di Padang Pariaman ini. Tak salah, dia digelari dengan "Bapak Pembangunan" di daerah ini. Sebab, selama lima tahun belakangan, hampir semua kegiatannya berisi dengan pembangunan. "Ditambah pula sebagian besar pembangunan proyek Provinsi Sumatera Barat berada di Padang Pariaman. Ali Mukhni betul-betul diberi tantangan oleh Gubernur Sumbar, untuk siap di daerahnya diletakkan pembangunan besar, yang anggarannya berasal dari pusat tersebut," ulas Topik Hidayat.
    "Sosok redah hati, dan mudah dekat dengan semua lapisan masyarakat, membuat Ali Mukhni banyak menuai keberhasilan dalam memimpin Padang Pariaman lima tahun lalu," ujar Topik Hidayat. Katanya lagi, jauh sebelum Presiden RI Joko Widodo membudayakan blusukan di tengah masyarakat, Ali Mukhni telah terbiasa dengan itu. Tak ada undangan masyarakat yang tidak dia turut, dan tak ada pula duka masyarakat yang menjadi duka pemerintah dibawah kendali dia.
    Hampir semua waktunya digunakan untuk kepentingan masyarakat. Dalam satu hari, Ali Mukhni bisa menghadiri 13 kali pertemuan dan kegiatan di tengah masyarakat. "Masih ada juga masyarakat yang kecewa, tentu hal ini sebuah kewajaran. Sebab, tak ada pula manusia yang tidak kilaf dan salah. Termasuk Bupati Ali Mukhni itu sendiri, tentu ada juga kelemahan dan kekurangannya. Itulah fitrahnya seorang manusia," kata Topik Hidayat lagi.
    Gotong royong yang menjadi budaya di tengah masyarakat, merupakan kekuatan yang berhasil kembali digelorakan oleh sosok Ali Mukhni, dengan terjun langsung ke bawah. "Dengan budaya gotong royong ini, semangat masyarakat Padang Pariaman yang terkenal sato sakaki, kembali bergelora. Tentunya, hal demikian sebuah sprit yang dilahirkan kepala daerah buat masyarakatnya yang harus dirawat dengan baik.