Lewat Program Padang Pariaman Sehat
Penyakit Tumor Ganas di Wajah Alfahrizal Disembuhkan
Padang
Pariaman--Penyakit tomur yang menempel di kening Dody Alfahrizal sudah
tidak adalagi. Penyakit yang sempat lama dikeluhkan anak muda berusia 25
tahun itu, berhasil dioperasi melalui program Padang Pariaman Sehat
(PPS), yang anggaran biaya operasi putra Sibaruas, Nagari Pilubang,
Kecamatan Sungai Limau itu sepenuhnya ditanggung Badan Amil Zakat
Nasional (Baznas) daerah itu.
Mayarnis, ibu kandung Dody merasa
terharu. Dia tak kuasa menahan kegembiraannya melihat anaknya yang
sembuh total dari penyakit yang sangat menakutkan tersebut. Tentu ibu
berusia 51 tahun ini akan dapat melihat anaknya yang bisa mengabdi
sepenuhnya untuk kelangsungan hidupnya bersamka keluarga.
Sebagai
warga miskin di perkampungan, Mayarnis sebenarnya sudah pasrah. Dia
telah berusaha semampunya untuk mengobati Dody dengan obat kampung, tapi
tak juga kunjung sembuh. Namun, nasib berkata lain. Bupati Ali Mukhni
bersama Kepala Dinas Kesehatan Aspinuddin setelah dapat laporan itu,
langsung meluncur ke Sibaruas. Tepatnya, rumah orangtua Dody. Ternyata,
penyakit dodi demikian mengundang kepedulian yang sangat luar biasa dari
sang kepala daerah, untuk ikut berbuat dalam kesembuhan.
Dody
menjelaskan, bahwa sakit tumor yang tumbuh di kepala itu mulanya karena
luka akibat terkena sudut jendela ketika merantau di Medan, sekitar dua
tahun yang lalu. Kemudian luka tersebut ia obati dengan obat seadanya.
Namun ia masih merasakan sakit dan adanya daging tumbuh tepat
dikeningnya. Masih kecil tapi. Setelah lebaran tahun lalu, daging itu
menjadi tumor ganas. Kian membesar sepanjang delapan centimeter, dan
bertambah satu lagi diatas hidung yang sama besarnya.
Bupati Ali
Mukhni memerintahkan jajaran Dinas Kesehatan segera merujuk ke Rumah
Sakit untuk diambil tindakan operasi. Adapun biaya yang dikeluarkan
sepenuhnya ditanggung oleh BPJS dan Baznas, termasuk biaya keluarga yang
mendampingi selama Dody dirawat di Rumah Sakit.
"Sesuai arahan
Pak Bupati Ali Mukhni, Dody setelah dioperasi dan dirawat, Alhamdulillah
sehat seperti sediakala. Tindakan dilakukan secara cepat. PPS sangat
efektif untuk deteksi dini terhadap penyakit atau virus yang berkembang
di tengah masyarakat. PPS ini dapat menjadi pilot project pelayanan
kesehatan," kata Aspinuddin yang juga Ketua IDI Padang Pariaman itu.
Setelah sembuh, Dody mengaku merasa berhutang budi dengan Bupati Ali
Mukhni. Ia tak menyangka dapat sembuh dan bisa beraktifitas seperti
sediakala. "Terima kasih program PPS, terima kasih Pak Bupati Ali
Mukhni," kata Dody dengan senyumnya yang mengembang.
Anggota DPRD
Padang Pariaman yang juga mantan Walinagari Pilubang, Tri Suryadi salut
dan berterima kasih atas cepat tanggap yang dilakukan Bupati Ali
Mukhni. Tri Suryadi dan Kamarsam, yang juga anggota DPRD di daerah itu
ikut memberikan yang terbaik bagi bagi kesembuhan Dody dari penyakit.
(damanhuri)
Kamis, 19 Februari 2015
Sabtu, 14 Februari 2015
Ikut Mencalonkan Diri Jadi Bupati Elya Gusni Ingin Mewujudkan Sejarah Baru Padang Pariaman
Ikut Mencalonkan Diri Jadi Bupati
Elya Gusni Ingin Mewujudkan Sejarah Baru Padang Pariaman
Padang Pariaman--Sejarah membuktikan, sejak Kabupaten Padang Pariaman ada belum seorang pun kepala daerahnya yang berasal dari perempuan. Pilkada lima tahun lalu, sempat seorang perempuan ikut untuk Cawabup, tapi gagal, karena tak lolos verifikasi KPU daerah itu.
Padang Pariaman bukan kurang atau tidak punya perempuan hebat. Malah, daerah ini punya banyak perempuan yang dinilai layak dan patut untuk tampil kedepan. Buktinya, dari tujuh anggota DPRD Sumatera Barat asal Padang Pariaman dan Kota Pariaman, dua orang diantaranya berhasil untuk perempuan. Itu kursi yang kini diduduki Endarmy dan Sitti Izzati Azis. Keduanya putri terbaik asal Padang Pariaman.
Elya Gusni, Kepala SMK Indonesia Raya daerah itu memberanikan diri untuk maju menjadi calon bupati lima tahun yang akan datang. Tentunya, disamping menjawab sejarah yang belum pernah ada, dia ingin memberikan yang terbaik, menyuarakan keluh-kesah perempuan yang bergelud di berbagai profesi.
Perempuan asli dan besar di Lubuk Alung, kini memngembangkan sekolah yang dia dirikan di Kecamatan Batang Anai itu secara resmi mendaftarkan diri ke DPD Partai NasDem, PKB, dan sejumlah partai lainnya. "Alhamdulillah, semua persyaratan yang diminta Partai NasDem dan PKB telah kita penuhi. Rencananya juga akan mendaftar ke PKS. Tetapi, partai itu belum resmi membuka pendaftaran," kata dia.
Elya Gusni merupakan Sekretaris Umum Persatuan Guru Honor Padang Pariaman. Dia ikut menyuarakan kepentingan guru honor, tetapi belum banyak yang berhasil, sehingga rekannya yang guru honor itu tetap saja merasa terpinggirkan. Untuk itu, satu-satunya langkah kedepan, Elya Gusni harus berjuang lewat tampuk kekuasaan.
Baginya, berjuang lewat kekuasaan yang lazim dan banyak dipegang kaum laki-laki, adalah dorongan dan dukungan penuh dari rekannya guru honor yang jumlahnya di Padang Pariaman cukup banyak. Bahkan, kekuatan guru honor dulunya ikut andil dan punya kontribusi besar dalam memenangkan pasangan Ali Mukhni-Damsuar.
Untuk itu, Elya Gusni juga bergelud dalam berbagai organisasi. Dia pernah jadi aktivis dan pengurus Partai Golkar Padang Pariaman dari 1999-2009, Ketua Yayasan TK/PAUD Permata Berlian, Bendahara Intra Win Provinsi Sumatera Barat. Lewat organisasi itulah, Elya Gusni memberikan kontribusi buat anak nagari, agar bisa mandiri.
"Bersama partai pendukung nantinya, kita bangun Padang Pariaman dengan lebih baik lagi. Disamping kemajuan pendidikan, ekonomi, adat-istiadat, tentu potensi lainnya yang dipunyai anak nagari Padang Pariaman harus dikembangkan. Kita berharap banyak, partai politik, terutama PKB dan NasDem bisa mengantarkannya ke KPU untuk menjadi resmi sebagai calon kepala daerah yang akan dipilih langsung oleh masyarakat," harapnya. (damanhuri)
Elya Gusni Ingin Mewujudkan Sejarah Baru Padang Pariaman
Padang Pariaman--Sejarah membuktikan, sejak Kabupaten Padang Pariaman ada belum seorang pun kepala daerahnya yang berasal dari perempuan. Pilkada lima tahun lalu, sempat seorang perempuan ikut untuk Cawabup, tapi gagal, karena tak lolos verifikasi KPU daerah itu.
Padang Pariaman bukan kurang atau tidak punya perempuan hebat. Malah, daerah ini punya banyak perempuan yang dinilai layak dan patut untuk tampil kedepan. Buktinya, dari tujuh anggota DPRD Sumatera Barat asal Padang Pariaman dan Kota Pariaman, dua orang diantaranya berhasil untuk perempuan. Itu kursi yang kini diduduki Endarmy dan Sitti Izzati Azis. Keduanya putri terbaik asal Padang Pariaman.
Elya Gusni, Kepala SMK Indonesia Raya daerah itu memberanikan diri untuk maju menjadi calon bupati lima tahun yang akan datang. Tentunya, disamping menjawab sejarah yang belum pernah ada, dia ingin memberikan yang terbaik, menyuarakan keluh-kesah perempuan yang bergelud di berbagai profesi.
Perempuan asli dan besar di Lubuk Alung, kini memngembangkan sekolah yang dia dirikan di Kecamatan Batang Anai itu secara resmi mendaftarkan diri ke DPD Partai NasDem, PKB, dan sejumlah partai lainnya. "Alhamdulillah, semua persyaratan yang diminta Partai NasDem dan PKB telah kita penuhi. Rencananya juga akan mendaftar ke PKS. Tetapi, partai itu belum resmi membuka pendaftaran," kata dia.
Elya Gusni merupakan Sekretaris Umum Persatuan Guru Honor Padang Pariaman. Dia ikut menyuarakan kepentingan guru honor, tetapi belum banyak yang berhasil, sehingga rekannya yang guru honor itu tetap saja merasa terpinggirkan. Untuk itu, satu-satunya langkah kedepan, Elya Gusni harus berjuang lewat tampuk kekuasaan.
Baginya, berjuang lewat kekuasaan yang lazim dan banyak dipegang kaum laki-laki, adalah dorongan dan dukungan penuh dari rekannya guru honor yang jumlahnya di Padang Pariaman cukup banyak. Bahkan, kekuatan guru honor dulunya ikut andil dan punya kontribusi besar dalam memenangkan pasangan Ali Mukhni-Damsuar.
Untuk itu, Elya Gusni juga bergelud dalam berbagai organisasi. Dia pernah jadi aktivis dan pengurus Partai Golkar Padang Pariaman dari 1999-2009, Ketua Yayasan TK/PAUD Permata Berlian, Bendahara Intra Win Provinsi Sumatera Barat. Lewat organisasi itulah, Elya Gusni memberikan kontribusi buat anak nagari, agar bisa mandiri.
"Bersama partai pendukung nantinya, kita bangun Padang Pariaman dengan lebih baik lagi. Disamping kemajuan pendidikan, ekonomi, adat-istiadat, tentu potensi lainnya yang dipunyai anak nagari Padang Pariaman harus dikembangkan. Kita berharap banyak, partai politik, terutama PKB dan NasDem bisa mengantarkannya ke KPU untuk menjadi resmi sebagai calon kepala daerah yang akan dipilih langsung oleh masyarakat," harapnya. (damanhuri)
Minggu, 08 Februari 2015
Gemstone Lubuk Alung Rancak Bana
Gemstone Lubuk Alung Rancak Bana
Lubuk Alung--Melihat bule berkeliaran di Bukittinggi mungkin sudah tidak asing lagi, karena memang daerah itu Kota Wisata yang ada di Sumatera Barat. Tetapi, ketika bule masuk kampung dalam Nagari Lubuk Alung, baru menjadi luar biasa.
Halo mester! Oi bule, dan segala macam bunyi sorak, ketika dua orang warga Wina, Austria; Andreas dan Anne diajak melihat keindahan alam Lubuk Alung, Rabu kemarin oleh Walinagari Harry Subrata.
Andreas merupakan seorang dosen di kampungnya Austria. Dia punya grup musik yang cukup terkenal. Baginya, Lubuk Alung dan Sumatera Barat bukan lagi daerah baru yang pernah disingahinya. Dia pernah lama, dan sempat mengajar bahasa Ingris di salah satu lembaga kursus di nagari yang terkenal panasnya itu.
"Lubuk Alung rancak bana," kata dia ketika melafaskan bahasa Minang dengan sedikit terbata-bata. Dimata dia, masyarakat Lubuk Alung terkenal ramah dan santun. Tak heran, ketika banyak orang menyoraki dia di tengah Pasar Lubuk Alung, dengan santunya dia ketawa dan mengangkat tangan.
Sebagai seorang dosen dan pemain musik, Andreas dan Anne tak sungkan-sungkan naik mobil box terbuka. Dia santai dan gembira saja menikmati sejuknya hembusan angin di tengah panasnya udara Lubuk Alung dikala senja menjelang malam itu.
Rupanya batu akiak (gemstone) Lubuk Alung yang sudah mulai naik daun tak luput dari amatan Andreas. Dia tahu banyak, karena seringnya dia berkomunikasi dengan Walinagari Lubuk Alung Harry Subrata lewat dunia maya. Walinagari yang alumni Universitas Bung Hatta Padang itu, rupanya pandai pula bercakap-cakap bahasa asing, meskipun sepotong-sepotong.
Andreas ingin membawa batu akiak Lubuk Alung ke kampungnya, Wina, Austria. Lama dia melihat proses pembuatan batu permata di kediaman Walinagari Harry Subrata di Koto Buruak itu. "Gemstone Lubuk Alung rancak bana," kata dia.
Dia lebih terpana lagi ketika diajak melihat indahnya jembatan Bukuk Lubuk Alung. Sore itu, jembatan jalan lingkar yang menghubungkan Koto Buruak dengan Gantiang itu menjadi pusat keramaian oleh anak muda kampung itu. Dengan senang hati, Andreas suka saja diajak berfoto ria oleh banyak orang.
Walinagari Lubuk Alung Harry Subrata bersama Jhoni Efendi, guide Andreas dan Anne, kehadiran dua orang turis mancanegara itu tentu menjadi momen yang sangat luar biasa. Kepada Harry Subrata, Andreas ingin diajak ke Lubuk Nyarai, sebuah wisata pemandian alami nan rancak. "Ini saatnya Lubuk Alung dan batu akiaknya menjadi go internasinal. Alhamdulillah," katanya. (damanhuri)
Lubuk Alung--Melihat bule berkeliaran di Bukittinggi mungkin sudah tidak asing lagi, karena memang daerah itu Kota Wisata yang ada di Sumatera Barat. Tetapi, ketika bule masuk kampung dalam Nagari Lubuk Alung, baru menjadi luar biasa.
Halo mester! Oi bule, dan segala macam bunyi sorak, ketika dua orang warga Wina, Austria; Andreas dan Anne diajak melihat keindahan alam Lubuk Alung, Rabu kemarin oleh Walinagari Harry Subrata.
Andreas merupakan seorang dosen di kampungnya Austria. Dia punya grup musik yang cukup terkenal. Baginya, Lubuk Alung dan Sumatera Barat bukan lagi daerah baru yang pernah disingahinya. Dia pernah lama, dan sempat mengajar bahasa Ingris di salah satu lembaga kursus di nagari yang terkenal panasnya itu.
"Lubuk Alung rancak bana," kata dia ketika melafaskan bahasa Minang dengan sedikit terbata-bata. Dimata dia, masyarakat Lubuk Alung terkenal ramah dan santun. Tak heran, ketika banyak orang menyoraki dia di tengah Pasar Lubuk Alung, dengan santunya dia ketawa dan mengangkat tangan.
Sebagai seorang dosen dan pemain musik, Andreas dan Anne tak sungkan-sungkan naik mobil box terbuka. Dia santai dan gembira saja menikmati sejuknya hembusan angin di tengah panasnya udara Lubuk Alung dikala senja menjelang malam itu.
Rupanya batu akiak (gemstone) Lubuk Alung yang sudah mulai naik daun tak luput dari amatan Andreas. Dia tahu banyak, karena seringnya dia berkomunikasi dengan Walinagari Lubuk Alung Harry Subrata lewat dunia maya. Walinagari yang alumni Universitas Bung Hatta Padang itu, rupanya pandai pula bercakap-cakap bahasa asing, meskipun sepotong-sepotong.
Andreas ingin membawa batu akiak Lubuk Alung ke kampungnya, Wina, Austria. Lama dia melihat proses pembuatan batu permata di kediaman Walinagari Harry Subrata di Koto Buruak itu. "Gemstone Lubuk Alung rancak bana," kata dia.
Dia lebih terpana lagi ketika diajak melihat indahnya jembatan Bukuk Lubuk Alung. Sore itu, jembatan jalan lingkar yang menghubungkan Koto Buruak dengan Gantiang itu menjadi pusat keramaian oleh anak muda kampung itu. Dengan senang hati, Andreas suka saja diajak berfoto ria oleh banyak orang.
Walinagari Lubuk Alung Harry Subrata bersama Jhoni Efendi, guide Andreas dan Anne, kehadiran dua orang turis mancanegara itu tentu menjadi momen yang sangat luar biasa. Kepada Harry Subrata, Andreas ingin diajak ke Lubuk Nyarai, sebuah wisata pemandian alami nan rancak. "Ini saatnya Lubuk Alung dan batu akiaknya menjadi go internasinal. Alhamdulillah," katanya. (damanhuri)
Langganan:
Postingan (Atom)