wartawan singgalang

Kamis, 24 April 2014

Guru PAUD Azzahrah Ma’arif, Arisa Mandasari Iklas Mengajar, Tak Pernah Mimpi Diberangkatkan ke Malaysia

Guru PAUD Azzahrah Ma’arif, Arisa Mandasari
Iklas Mengajar, Tak Pernah Mimpi Diberangkatkan ke Malaysia

Pariaman---Ketabahan, keiklasan dan ketulusan dalam mengasuh anak-anak pra sekolah dasar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memang dibutuhkan. Walaupun dari segi finansial, honor maupun gaji sungguh tidak sangat manusiawi. Tetapi siapa tahu “rezeki” itu datang dari pihak lain yang sebelumnya tak pernah terpikirkan sebelumnya.
    Itu pula yang dialami guru PAUD Azzahrah Ma’arif, Desa Toboh Palabah, Kota Pariaman Arisa Mandasari (22). Selama 18 bulan mengajar di PAUD ini nyaris tanpa honor. “Kalaupun ada iuran dari orangtua murid jumlahnya tak banyak. Kadang-kadang ada yang terkumpul Rp50.000 sebulan, kadang tak sampai. Kami mengajar dua orang. Kalau pengelola lagi ada kelapangan uang, maka kami pun dibantu tambahannya. Kalau tidak, ya terima apa adanya,” kata  Arisa Mandasari yang akrab disapa Ca Selasa kemarin di Pariaman.
    Sejujurnya, meski dari segi finansial sungguh ironis, tapi semangat Arisa Mandasari, alumni SMA N I Pariaman ini tak pernah berkurang. Anak-anak tetap saja diasuh. Berapa orang pun mereka datang, pasti diasuh. Karena pascagempa, muridnya merosot tajam. Bahkan sampai hanya tiga orang anak yang datang ke PAUD. Mungkin karena kondisi bangunan rumah, tempat pendidikan PAUD itu dilangsungkan yang juga mengalami kerusakan, membuat orangtua enggan menyerahkan anaknya ke PAUD.
    "Belum lagi ocehan dari pihak-pihak yang tidak paham dengan PAUD, memberikan penilaian negatif. Mulai dari tudingan guru yang tidak berpengalaman, PAUD yang tidak terdaftar di Dinas Pendidikan sampai ocehan apa yang didapat dari PAUD itu sendiri. Sudah payah-payah mengajar, toh uangnya boleh dikatakan tak ada," kata putri kelahiran Pariaman pada 1988 lalu.
    ”Kami tetap mengajar. Apalagi dorongan semangat dari pengelola dan pendiri PAUD ini memacu kami untuk tidak putus asa. Semua ocehan itu bukan jadi penghalang. Malahan menjadi pemicu semangat untuk lebih bisa berbuat dan memajukan PAUD ini. Ternyata, musibah gempa 30 September 2009 itu, ikut membawa hikmah pula,” kata Arisa Mandasari yang didampingi Nur Latifah, sang pengelola PAUD tersebut.
    Melihat kondisi ruangan belajar yang tidak layak akibat gempa, NGO Amurt membantu bangunan PAUD yang saat ini hampir selesai. Selain itu, kami diberikan pelatihan guru PAUD  sejak Februari hingga Nopember nanti. Pelatihan pendidikan guru PAUD di Kota Pariaman itu diadakan di Desa Palak Aneh, yang pesertanya kurang lebih 27 orang. Awalnya, jadwal belajar dimulai 10.30 – 12.30 WIB sehabis mengajar di PAUD. Sebulan ini, jadwalnya digeser menjadi 12.30 – 16.00 WIB.
    Selama tiga bulan pelatihan, Amurt melakukan penilaian terhadap peserta. Dua orang dinyatakan peserta terbaik, masing-masing Roidah dari PAUD Cempaka, Taluak, Pariaman dan Arisa Mandasari dari PAUD Azzahrah Ma’arif, Toboh Palabah. Sebanyak 4 tim penilai menyatakan Arisa Mandasari meraih nilai sangat memuaskan.
    Arisa Mandasari menyebutkan, menurut pimpinan Amurt tersebut, peserta terbaik ini diberikan kesempatan untuk mengikuti studi banding ke Malaysia, selama kurang lebih dua minggu pada Nopember mendatang, seusai program pelatihan. ”Saya tidak pernah bermimpi bisa diberangkatkan ke Malaysia,” katanya dengan sangat gembira sekali.
    Kabar gembira ini tentu saja tak hanya membahagiakan Arisa Mandasari dan keluarganya, tetapi juga Pengelola PAUD Azzahrah Ma’arif, tempat dia mengajar sambil bermain bersama anak-anak Toboh Palabah dimaksud. ”Kami tentu sangat bangga dengan prestasi Arisa Mandasari. Pengelola selama ini memang belum mampu memberikan imbalan yang pantas baginya. Selama ini, kami pun salut dengan keikhlasan, ketabahan dan ketulusannya dalam mengasuh anak-anak. Prestasi itu mudah-mudahan dapat menjadi pemicu bagi Arisa Mandasari untuk berbuat yang lebih banyak lagi, dalam pengembangan PAUD ini kedepannya,” kata Ketua Pengelola PAUD, Nurlatifah.
    Kepada Amurt sendiri yang memberikan penghargaan dan bantuan lainnya, kami sampaikan terima kasih banyak. Bagi Arisa Mandasari sendiri, prestasi tersebut merupakan kebanggaan bagi PAUD Azzahrah Ma’arif Toboh Palaba,h untuk dapat mengabdi dalam mencerdaskan anak-anak bangsa pra SD di daerah ini, tambah Nurlatifah. 
    Menurut Arisa Mandasari, saat ini terdaftar 20 orang anak di PAUD ini. ”Insya Allah jika sudah belajar di bangunan baru,  yang saat ini hampir siap, jumlah murid akan dapat bertambah. Karena ada sebagian orangtua calon murid PAUD ini menyatakan akan mengantarkan anaknya, jika sudah dibangunan yang baru,” katanya. (Damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar