wartawan singgalang

Selasa, 22 April 2014

Pengalaman Itu Bertambah Setelah Masuk Partai Politik

Pengalaman Itu Bertambah Setelah Masuk Partai Politik

    Berbekalkan senang beroganisasi itu aku kepincut masuk partai politik. Pertama masuk kedalam partai, dengan PPP. Tahun 1997 itu PPP masih berlambang bintang. Buya Ismael Hasan Metarium ketua umum-nya di pusat. Aku bergabung dengan partai ini bersama Afredison. Kami berdua mengurus KTA ke Pariaman, yang ditandatangani ketua dan sekretaris DPC PPP Anas Yusuf dan Lazwardi. Masuk PPP sejarahnya karena sering nongkrong di Masjid Al-Muttaqien Sungai Sariak. Senior aku Zulkifli Sabata, Alm Armen. Aku dan Afredison ditempatkan sebagai anggota Komcat PPP VII Koto Sungai Sariak. Pemilu 1997 itu aku ditugaskan sebagai saksi partai di TPS II Ambung Kapur. Waktu itulah Pemilu terkontor sepanjang sejarah berakhirnya. Sebab, setahun setelah itu reformasi bergulir. Setahunnya lagi, 1999 Pemilu kembali digelar.
    Ada yang menarik, saat aku masuk PPP di penghujung Orde Baru. Acap mendengar orang hebat PPP, seperti Rusdi Hamka, Shaleh Khalid dan tokoh lainnya memberikan kampanye. Pada Pemilu terakhir di Orde Baru itu aku dan seluruh saksi PPP ditolak oleh Ketua KPPS dengan alasan beragam. Mulai dari tak punya hak pilih disitu, hingga tak diterima dengan alasan yang hanya dibuat-buat oleh KPPS yang notabene juga kepala desa di wilayah bersangkutan. Setelah tak diterima di TPS, kami seluruh saksi ngumpul di Masjid Muttaqien melakukan evaluasi dari seluruh saksi yang ditolak. Waktu Pemilu dua tahun kemudian aku masih tetap dengan PPP. Kali ini salah seorang wakil sekretaris DPAC Kecamatan VII Koto Sungai Sariak. Saat itu lambang PPP dari bintang berganti dengan Ka'bah. Sempat ditawari menjadi caleg, tapi belum mau.
    PPP VII Koto berhasil menantarkan Zulkifli Sabata jadi anggota dewan. Dia kembali terpilih pada Pemilu 2004 juga dari PPP. Untuk periode kedua Zulkifli Sabata berhasil jadi wakil ketua DPRD Padang Pariaman yang ketua-nya Yulius Danil. Namun, tahun 2002 aku tak lagi di PPP, tapi pindah partai ke PKB. Muscab PKB pertama aku jadi sekretaris Dewan Syura PKB Padang Pariaman bersama Razak TM ketua-nya, setelah sebelumnya jadi ketua DPAV PKB Kecamatan VII Koto Sungai Sariak. Sedangkan Ketua Tanfidz-nya Amiruddin Tuanku Bagindo dengan sekretaris-nya Zulhelmi Tuanku Sidi. Masuk partai PKB aku juga sekalin bertugas sebagai wartawan Media Sumbar. Pemilu 1999 dan 2004 PKB belum bisa meraih kursi di daerah itu.
    Menjelang Muktamar II PKB di Semarang, Jawa Tengah 2005 terjadi pergolakan. Ketua DPC PKB dari Amiruddin bertukar dengan Usman Fond, karena Amiruddin memilih jadi Rais Syuriyah PCNU Padang Pariaman bersama Rahmat Tuanku Sulaiman. Posisi aku tetap sekretaris Dewan Syura. Otomatis aku jadi peserta penuh dalam Muktamar Semarang karena peserta empat orang dan seorang peninjau setiap DPC dan DPW. Disamping masuk partai, aku juga gemar berorganisasi. Jadi pengurus PC GP Ansor pertama ditempatkan sebagai sekretaris mendampingi ketua-nya Afredison. Dalam masa sekretaris Ansor pada periode 2003-2006 itu aku juga dijadikan sebagai salah seorang wakil sekretaris DPD KNPI Padang Pariaman dibawah ketua-nya, Eri Zulfian. Berikutnya, konfercab Ansor aku jadi ketua di Padang Pariaman.     Muswil II PKB Sumbar, menempatkan aku sebagai salah seorang wakil sekretaris. Sering pulang balik ke Padang mengikuti rapat rutin mengguan. Ketua DPW PKB Azwandi Rahman. Aku merasa tak nyaman lagi di DPC PKB Padang Pariaman karena adanya sentimen salah seorang teman, karena aku sering bareng sama ketua Usman Fond. Berikutnya PKB tak henti-hentinya dirundung malang, konflik yang berkepanjangan di pusat sana. Aku termasuk orang yang mudah di terima semua kawan-kawan. Makanya, mulai dari ketua DPW Azwandi Rahman hingga saat ini 2014 di pegang H. Febby Datuak Bangso Nan Putiah aku masih tetap sebagai salah seorang pengurus harian DPW PKB Sumbar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar