wartawan singgalang

Kamis, 24 April 2014

Malam ini Safa Gadang Digelar Menghormati Guru, Lewat Kekuatan Tradisi Ulama

Malam ini Safa Gadang Digelar
Menghormati Guru, Lewat Kekuatan Tradisi Ulama

Ulakan---Rabu malam ini, tepatnya 13 Safar 1432 H, merupakan puncak digelarnya prosesi 'basafa'. Ribuan umat Islam, khususnya warga Syathariyah malam itu berkumpul bersama, menziarahi makam guru besarnya, Syekh Burhanuddin di Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Padang Pariaman. Kegiatan basafa, adalah kegiatan rutinitas tahunan masyarakat Sumatra Barat, terutama mereka yang disebut sebagai 'kaum tuo' yang hingga hari ini masih setia dengan amalan dan tradisi ulama, yang diajarkan oleh Syekh Burhanuddin dulunya.
    Basafa itu sendiri terjadi dua kali setahun. Safa gadang, dan satunya lagi safa ketek, yang berlangsung Rabu depan. Safa gadang  banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah di Sumbar, Riau, Jambi, bahkan ada yang datang dari Malaysia, terutama didaerah kantong-kantong Syathariyah itu sendiri. Menurut pandangan sebagian ulama Padang Pariaman, peringatan basafa ini dilakukan, terkait dengan hari wafatnya Syekh Burhanuddin. Sehingga untuk memulyakan guru Syathariyah itu, setiap bulan Safar dilakukan ziarah bersama ke makam beliau.
    Ada juga yang menyebutkan, basafa itu disamping ziarah, juga menjadi ajang silaturrahim bagi ulama ahli zikir, atau istilah rang Piaman ahli badikia. Sebab, sehabis bulan Safar ini adalah bulan Maulid, dimana masyarakat Piaman menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad Swa dengan badikia, disetiap surau dan
masjid. Serta banyak lagi tentang tradisi basafa, yang saat ini terus berkembang dengan dinamikanya.
    Sejak kemarin, telah banyak masyarakat yang berdatangan di komplek makam ulama terkenal itu. Mereka menginap dalam surau-surau milik mereka bersama, yang dibuat sejak lama. Tradisi amalan mereka sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh guru mereka. Selama ini, setiap masyarakat daerah yang hadir di Ulakan itu menampilkan tradisi yang beragam, yang tentunya dengan niat dan tujuan sama. Yakni memulyakan dan menghormati guru-guru mereka yang telah lama meninggal.
    Ali Nurdin M. Nur, salah seorang panitia basafa tahun ini mengaku bahwa masyarakat telah mulai banyak yang berdatangan. Mereka datang secara berombongan, dengan menggunakan bus yang disewa, yang dipimpin langsung oleh guru mereka. "Kalau safa ketek yang jatuh Rabu depan, itu khusus bagi masyarakat
Ulakan, dan sebagian masyarakat Padang Pariaman lainnya. Antara safa ketek dan safa gadang, tradisi yang dilakukan banyak yang bersamaan," kata dia kemarin di Ulakan.
    Menurut dia, saat ajang basafa itu semua perekonomian masyarakat Ulakan meningkat tajam. Agaknya ini hikmah, kenapa Syekh Burhanuddin itu dimakamkan di Ulakan, tempat dimana tidak ada sumber kehidupan dulunya, selain dari melaut. Nah, dengan adanya makam itu, ekonomi masyarakat berkembang. Miliaran uang beredar malam nanti. Umumnya ekonomi masyarakat sekitar makam, sangat bergantung pada kunjungan masyarakat luar ke Ulakan setiap musimnya.
    Sekretaris MUI Kecamatan Ulakan Tapakis ini mengajak para ulama yang tengah berkumpul bersama, untuk bisa memanfaatkan momen basafa dengan baik dan benar. "Kita ingin, kekuatan ulama Syathariyah yang akhir-akhir ini mulai bergoyang, agaknya perlu kembali diperkuat, lewat momen besar yang terjadi sekali dalam setahun ini. Masyarakat hanya tahu lewat pimpinan spiritual mereka, yakni ulama. Baik soal keagamaan, mupuan soal kehidupan sosial kemasyarakatan," katanya.
    "Kita cukup bangga, ditengah beragamnya tradisi keagamaan yang dilakukan selama basafa ini, bisa disatukan dalam tempat dan lokasi yang sama. Artinya, ilmu yang ditinggalkan Syekh Burhanuddin dulunya, mampu diterjemahkan oleh generasi penerusnya dengan tradisi lokal masing-masing. Cara amaliayah, terutama amaliyah sosial kemasyarakatan dan tradisi masyarakat Padang Pariaman pasti berbeda dengan amaliyah masyarakat yang datang dari Kuntu, Kampar, Riau sana. Begitu juga dengan masyarakat lainnya, yang hadir di Ulakan," sebut Ali Nurdin lagi. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar