wartawan singgalang

Rabu, 29 Agustus 2012

Ditangan Ajo Manih Ular Itu Bisa Jinak

Ditangan Ajo Manih Ular Itu Bisa Jinak

Sungai Limau---Kebanyakan orang sangat takut dan galinggaman melihat ular. Maklum, binatang yang satu ini sangat membahayakan. Tetapi tidak bagi Fendi. Dia bisa menjinakkan ular. Sudah banyak ular yang besar-besar yang dia tangkap, dan dipeliharanya dengan baik, layaknya memelihara binatang yang paling disenangi.
    Sabtu (25/8) lalu, Ajo Manih, begitu Fendi akrap disapa rekan sejawatnya memainkan ular Sipatin ditengah ramainya pengunjung Pantai Arta Sungai Limau, Padang Pariaman. Dia menari dan bergoyang, sambil menggalungkan ular Sanca yang beratnya mencapai 32 kilogram, dengan panjang sekitar tiga meter. Sesaat ketika anak nan jolong gadang sedang asik bergoyang bersama sebuah orgen tunggal yang dimainkan di pantai itu, secara mengejutkan Ajo Manih menyelinap datang, dengan memainkan ular, sesekali mulut ular itu dia masukkan kedalam mulutnya.
    Ajo Manih mengaku telah bermain bersama ular selama 30 tahun. Tak heran, ketika dirumah masyarakat ada seekor ular, Ajo Manih selalu dipanggil untuk menangkapnya. Baginya, ular adalah binatang yang bisa juga mengerti dengan bahasa manusia. Untuk itu, setiap kali menangkap ular, pria berusia 48 tahun ini tidak merasa kesulitan. Banyak sudah ular yang dia tangkap. Ada yang dijual, ada juga yang dilepaskan kembali. "Tergantung ularnya. Kalau masih kecil, itu kita lepaskan kealamnya, biar bisa hidup dan berkembang biak," kata dia.
    Menurut dia, ular sangat berpantangan dengan anak bayi, dan dukun. Untuk itu, ketika dia memelihara ular, tidak boleh anak bayi yang datang, dan keluarganya pun dilarang untuk membawa dukun kerumah. "Kadang-kadang dukun itu banyak juga yang berulah. Kalaulah berulah dukun, maka ular yang dipelihara sering melawan ke kita. Pada saat kita mengasih makan, selalu ingin menggigit tangan kita. Itu risikonya," cerita Ajo Manih yang didampingi Walinagari Kuranji Hilia, Firdaus Khatab dan Heri Bongkar, salah seorang tokoh masyarakat setempat.
    Ular yang lebih populer dengan sebutan ular Sanca itu sama sekali tidak membahayakan bagi Ajo Manih. Dia bukan dukun dan bukan pula tukang jualan obat. Tetapi bisa berteman dengan ular. Dia melihat ular jenis itulah yang paling banyak di kampung ini. Ular itu sering masuk ke kandang ayam, dan memakan ayam tersebut. Ular yang sedang dia permainkan itu ternyata telah berumur sembilan tahun. Dia tangkap pas sudah memakan dua ekor ayam milik masyarakat Sungai Paku.
    Bagi Ajo Manih, tidak ada ular jadi-jadian, seperti yang sering diperbincangkan banyak orang di sudut-sudut kampung. Ular, ya binatang yang juga makhluk Tuhan. Butuh hidup dan berkembang biak. Dia merasa kasihan sekali, ketika ada orang lain yang dengan senangnya membunuh ular. Awal puasa kemarin Ajo Manih merasa sedih, ketika ular tangkapannya lepas begitu saja. "Biasanya, ada datang mimpi. Sebab, ular yang sudah ditangkap itu, mulutnya langsung dikasih plester, agar tidak mengeluarkan racun. Dengan pakai itu ular akan susah untuk makan. Nah, biasanya datang mimpi, lalu dicari ketempat yang ditunjukkannya, insya Allah ularnya ketemu lagi," ujar dia.
    Lewat kesenangan dengan ular itu pula, Ajo Manih ingin membuat pertunjukkan akrobat, agar pengunjung Pantai Arta Sungai Limau lebih banyak lagi. Dia bermimpi akan membuat tarian dan joget dengan ular, sehingga mampu mendatangkan banyak pengunjung lagi. Soal ularnya itu gampang. Penarinya juga banyak yang lihai dalam masalah itu. Tinggal lagi kemauan dan dukungan dari masyarakat Sungai Limau, selaku pemilik Pantai Artai. Sebab, objek wisata yang dibangun sejak tahun 80 an ini, sangat menarik bagi banyak pengunjung. Untuk itu butuh hiburan yang lebih menarik lagi. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar