wartawan singgalang

Selasa, 07 Agustus 2012

Masjid Raya Ampek Lingkuang, Sejarah Nagari Lubuk Alung

Masjid Raya Ampek Lingkuang, Sejarah Nagari Lubuk Alung

Lubuk Alung---Masjid Raya Ampek Lingkuang merupakan masjid tertua di Lubuk Alung. Dibuat pertama kali pada 1415 M. Berdiri dilokasi perempatan empat sudut kampung sejarah dari Lubuk Alung itu sendiri. Dinamakan Ampek Lingkuang, karena empat kampung, masing-masing Koto Buruak, Singguliang, Sungai Abang dan Balah Hilia yang punya masjid itu. Jadi, boleh dikatakan, bahwa Masjid Raya Ampek Lingkuang adalah sejarah berdirinya Lubuk Alung, yang dimulai dari empat kampung tersebut.
    Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Lubuk Alung, Suharman Datuak Pado Basa menilai masjid itu belum pernah direnovasi total. Kecuali diperbaiki disana-sininya. Arsitektur bangunannya tetap utuh seperti pada awal dibangun dulunya. Di masjid itulah tempat dipadukannya kekuatan syarak dan adat dalam nagari. Segala keputusan syarak atau agama dan adat oleh basa barampek, pucuak baranam harus melalui sidang dan mufakat di masjid tersebut.
    Sekaitan namanya Masjid Ampek Lingkuang, maka labai atau ulama yang memegang kekuasaan dibidang syarak dalam masjid itu juga berempat. Disebut juga 'labai lingkuang yang empat'. Setiap peristiwa penting yang berhubungan dengan persoalan agama ditengah masyarakat Lubuk Alung, seperti memulai dan mengakhiri bulan Ramadhan, seluruh labai yang bertugas di seluruh surau-surau harus tunduk dan patuh, serta berada dibawah kekuasaan labai yang berempat tersebut.
    Pada zaman saisuak, masjid itu terbilang ramai oleh jamaah, terutama pada momen-momen tertentu yang sedang dibuat dalam masjid. Didepan masjid itulah dulunya Pasar Lubuk Alung, yang sekarang lokasi pasar lama itu telah beralih fungsi menjadi pandam pakuburan masyarakat Ampek Lingkuang. Di pusara itulah dikuburan masyarakat enam suku; Sikumbang, Jambak, Panyalai, Tanjung, Guci dan Suku Koto yang meninggal dunia.
    Menurut Datuak Pado Basa, Lubuk Alung adalah kepunyaan dari masyarakat enam suku demikian. Dari suku itu pula niniak mamak nagari atau orang yang 10, yakni basa barampek, pucuak baraman berasalnya. Sebelum tahun 1900 M, rel kereta api telah dibangun. Dan setelah tahun itu pula pasar nagari yang tadinya didepan Masjid Ampek Lingkuang dipindahkan oleh orang yang 10 ke luar, tepatnya dekat rel kereta api. Dan disanalah pasar Nagari Lubuk Alung hingga sekarang. Lokasi pasar sekarang itu adalah ulayat Datuak Marajo.
    Sebagai masjid kepunyaan orang dalam kampung yang empat tersebut, maka semua kampung itu diberikan kedudukan yang sama. Duduak samo randah, tagak samo tinggi. Masing-masing kampung punya peran dan fungsi tersendiri dalam masjid itu. Imam masjid diambilkan dari orang Singguliang, bilal, alias tukang azan berasal dari Sungai Abang. Sedangkan khatib alias tukang baca khutbah Jumat berasal dari Koto Buruak, dan Tuanku Khadi dari Balah Hilia.
    Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Lubuk Alung, Zainal Tuanku Mudo menyebutkan pihaknya sering menggunakan masjid tertua itu sebagai tempat muzakarah ulama. Melakukan diskusi, membahas persoalan aktual yang sedang berkembang ditengah masyarakat. Acara itu dilakukan secara berkesinambungan sebulan sekali, atau kadang-kadang dua minggu sekali. Ada juga majelis taklim melakukan kegiatan rutinnya dalam masjid tersebut.
    Setahu Zainal, dulu masjid itu hanya digunakan untuk shalat Jumat. Baru belakangan mulai dilakukan shalat Tarwih setiap malam bulan puasa, dan kegiatan lainnya. Tatacara praktek keagamaan dalam masjid itu masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisi awal masjid itu ada.
    Artinya, azan untuk shalat Jumat dua kali, khutbah dengan bahasa Arab, menggelar kegiatan peringatan maulid secara tradisional. Semua kegiatan tersebut tetap dipegang teguh oleh orang yang punya peran dalam masjid tersebut. Namun, yang perlu jadi perhatian, adalah semakin berkurangnya jamaah yang melakukan shalat jumat, dikarenakan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat. Dan lagi, masjid tidak hanya sebuah. Ada banyak masjid yang berdiri diluar Masjid Ampek Lingkuang dalam Nagari Lubuk Alung itu. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar