wartawan singgalang

Senin, 24 Februari 2014

Ali Mukhni Bersilancar Ditengah Cimeehan Banyak Orang

Ali Mukhni Bersilancar Ditengah Cimeehan Banyak Orang

Padang Pariaman--Kabupaten Padang Pariaman terus menggeliat. Di berbagai tempat dalam daerah itu, tampak pembangunan sedang dikebut. Pembangunan proyek nasional sepertinya mendapat tempat di daerah yang paling parah terkena amukan gempa 2009 tersebut. Tentunya hal itu tidak terlepas dari kegigihan seorang Ali Mukhni, dalam melakukan kebijakannya sebagai Bupati Padang Pariaman. Sampai-sampai tokoh nasioanal yang juga urang awak, Azwar Anas mengatan Padang Pariaman beruntung punya Bupati Ali Mukhni. Namun, pengakuan Bupati Ali Mukhni sendiri, ditengah gencarnya pembangunan demikian, malah dia sering dapat ocehan dan cemoohan.     "Lah bakotbah pulo wee. Amuahnya dibawa orang itu melihat orang yang sedang bekerja membuat jembatan ini. Ko apo diang ko, ndak mambangun namoe ko. Kita tak butuh berkata banyak. Lihat saja buktinya," kata dia suatu ketika menirukan apa yang dialaminya akhir-akhir ini. Memang dasar daerah Piaman, paling terkenal dengan budaya cimeeh. Bagi Ali Mukhni, tentunya hal itu dijadikannya sebagai pemicu semangat dia untuk terus berbuat ditengah masyarakatnya.
    Yang jelas, kerja ini bagian dari ibadah, kata Ali Mukhni. Sepertinya, Ali Mukhni telah belajar banyak dari sejumlah pimpinan yang sukses dulunya. Apapun kebijakan yang dilakukannya, tentu ada yang pro dan kontra. Dan itu pula agaknya risiko yang harus ditanggung oleh seorang pemimpin. Berbagai pengaduan masyarakat Padang Pariaman selalu diresponnya.
    Ali Mukhni tak ingin rakyatnya susah. Untuk itu, selagi dia tahu, kalau ada orang miskin yang merasa susah untuk berobat menjadi perhatian tersendiri olehnya. Apalagi kesusahan yang melibatkan banyak orang, seperti yang dialami masyarakat Nagari Sungai Sariak dan Balah Aie, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak dua bulan terakhir, tentang jebolnya Irigasi Ujuang Gunuang.
    Mendengar keluhan demikian, dia tidak menunggu pencairan pitih APBD atau APBD Perubahan tokok palu. Spontan uang pribadinya digelontorkan kesitu. "Yang penting, kesulitan masyarakat harus ditolong. Dan itu ibadah," kata dia dengan ikhlasnya. Ali Mukhni membiarkan saja yang dikatakan oleh segelintir orang-orang yang tak tahu banyak dengan persoalan pembangunan yang sedang dilakukannya.
    Sebagai kepala daerah yang pernah jadi wakil bupati satu periode bersama Muslim Kasim dulunya, Ali Mukhni terus berjalan. Sepertinya, dia tipe pemimpin yang tidak mengenal lelah. Dalam sehari saja hampir 10 kali bertemu dengan masyarakat banyak. Tidak sekedar bertemu. Banyak masukan, dan keluhan warga yang dijadikan evaluasi dalam melakukan berbagai terobosan berikutnya.
    "Dari lubuk hati yang paling dalam, ambo mohon dimaafkan karena terlambat datang. Ini terjadi, karena banyak tamu yang mesti dilayani pula," kata dia beralasan, sebelum memberikan sambutan. Banyak pemimpin yang kita lihat, tidak pernah menyampaikan ucapan maaf demikian. Namun, bagi Ali Mukhni, susahnya orang menunggu dia menjadi buah pikiran bagi dirinya, sehingga ketika masyarakat ingin berang, terpaksa harus mengurungkan niatnya untuk berang, melihat kejernihan dan ketulusan hati Ali Mukhni meminta maaf.
    Dukungan kembali mengalir
    Tahun ini adalah tahun politik. Pesta demokrasi hanya menunggu harinya saja lagi. Seiring dengan itu, eforia pesta demokrasi pemilihan kepala daerah 2015 juga mulai berembus. Ali Mungki yang saat ini berpasangan dengan Damsuar Datuak Bandaro Putiah, belum ada jaminan untuk bersama kembali pada periode berikutnya. Dari banyak lawatan yang dilakukan Bupati Ali Mukhni ditengah masyarakat, hampir semua masyarakat bersepakat meminta bupati yang berasal dari guru itu untuk bisa kembali maju memimpin Padang Pariaman.
    Baik dukungan itu disampaikan secara lisan, dan adapula dukungan yang disampaikan secara tertulis. Dengan gamblang, Ali Mukhni merasa terharu terhadap dukungan demikian. Dan dukungan itu sepertinya, bagaikan air mengalir saja. Hampir setiap momen yang dilakukan masyarakat, harus menghadirkan Bupati Ali Mukhni. Masyarakat tak ingin, acaranya diwakilkan kepada wakil bupati, atau pejabat lainnya.
    "Menjadi bupati itu memang tidak mudah. Bagaikan tong sampah saja. Semua hal masuk, dan itu harus diterima dengan segala dinamikanya. Apalagi saat ini, tak lulus dia jadi PNS mengadu juga ke bupati. Kita berbuat, tentu sesuai aturan yang berlaku," kata Ali Mukhni. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar