wartawan singgalang

Sabtu, 19 September 2015

Ajo Andre Seniman dan Pelawak Minangkabau Itu Meninggal Dunia

Ajo Andre
Seniman dan Pelawak Minangkabau Itu Meninggal Dunia

Tandikek--Kabar meninggalnya Andrea Adhan begitu menyentakkan banyak orang di Padang Pariaman. Maklum, pria berusia 46 tahun yang terkenal dengan seniman kawakan, punya segudang jurus lawak, yang membuat orang ketawa terpingkal-pingkal bila mendengarkan kaset lawaknya.
    "Ajo Andre lah maningga, da. Begitu telepon yang masuk ke Singgalang, Jumat (18/9) sekitar pukul 07.15 Wib. Telepon itu datang dari seseorang yang rumahnya berdekatan dengan rumah orangtua Ajo Andre, sapaan akrap Andrea Adhan di Lambau, Nagari Tandikek, Kecamatan Patamuan.
    Ajo Andre yang lahir 2 September 1969 di Tandikek, sudah lama mengidap penyakit stroke. Persisnya, dia tidak lagi memenuhi undangan manggung sejak gempa 2009. Ajo Andre mengalami sakit yang menakutkan itu sejak daerah Padang Pariaman dilanda gempa besar akhir September 2009 tersebut.
    Bupati Ali Mukhni selaku kepala daerah di Padang Pariaman, saat mendapat kabar meninggalnya seniman urang awak itu langsung menjenguk ke rumah duka, di pinggir jalan Sicincin - Malalak. Saat Ajo Andre terbaring sakit dulu, calon bupati dengan nomor urut satu dalam Pilkada serentak 9 Desember mendatang ini sempat pula mendatanginya.
    Pengakuan Ajo Andre pada Singgalang pada 2012 silam, dia sempat dibantu biaya berobat oleh Uni Ely Kasim. Banyak sudah tempat berobat yang dikunjunginya untuk mendapatkan yang namanya kesehatan. Namun, ibarat baut tak juga ketemu dengan mornya, maka penyakit itu merenggutnya ke haribaan Yang Maha Kuasa. Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Terakhir, tiga pekan yang lalu, Ajo Andre sempat menjalani perawatan di RSUD Pariaman.
    Ajo Andre tak hanya pandai bernyanyi. Namun, pria yang mudah akrab dengan semua orang ini juga punya sejuta jurus untuk melawak dan cerita yang lucu-lucu. "Bara taluak asin ciek, yuang. Saribunyeh, Jo. Baa dek maha bana. Aa keteknyo ha. Dalang, Ajo. Kok gadang talua asin ko, manga ndak pacah lancik itiak". Ini satu dari sekian banyak cerita lawak yang lahir dari putra asli Tandikek, Kecamatan Patamuan ini.           
    Selama menjalani sakit, Ajo Andre bersama orangtua dan keluarganya tampak tabah dan sabar. Sebelum dia mengalami sakit, namanya melambung tinggi di belantara seniman Minangkabau. Banyak kasetnya beredar, dan nyanyian serta cerita lawak dan lucu menjadi hiburan tersendiri oleh banyak orang.
    Berbagai karib kerabat, handai tolan, masyarakat biasa, sampai ke pejabat dari berbagai daerah datang melayat. Di dunia maya, terutama jejering sosial facebook, berjibun banyaknya status yang hampir bersamaan, tentang kepergian seorang Ajo Andre, sang pelawak, yang hingga saat ini belum ada gantinya di dunia musik Minang tersebut.
    Kini, lawak dan cerita lucu Anjo Andre hanya tinggal sebuah kenangan yang tak akan pernah dilupakan orang. Paling tidak, Ajo Andre telah mengajarkan pada kita semua lewat seninya, bahwa keindahan hidup itu terletak pada seni. Semoga, amal ibadahnya diterima Allah Swt, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan iman. Amien. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar