wartawan singgalang

Minggu, 24 Mei 2015

Petaka Jelang Subuh di Lubuk Alung Enam Kedai dan Rumah di Pasar Jambak Hangus

Petaka Jelang Subuh di Lubuk Alung
Enam Kedai dan Rumah di Pasar Jambak Hangus

Lubuk Alung--Zulkifli baru saja merebahkan badannya di tempat tidur. Badannya sedikit terasa capek. Kedainya baru saja ditutup, karena hari sudah berganti dari Jumat malam menjadi Sabtu dini hari. Antara tidur dengan tidak, Zulkifli mendengar suara ketukan dari dinding sebelah, yang juga tetangganya yang sama berjualan di Pasar Jambak, Korong Balah Hilia, Nagari Lubuk Alung.
    Suara sekaligus ketukan itu diketahui Zulkifli, adalah Romi Chandra. Kepada Zulkifli, Romi mengabarkan kedainya sedang terbakar. Diduga api berasal dari arus pendek jaringan listrik. Zulkifli langsung terduduk dari golek-golek-nya. Dia buka pintu, ternyata benar api sedang membubung di kedai Romi. Zulkifli langsung membuka kedainya kembali. Dia keluarkan dua unit sepedar motor miliknya cepat-cepat, yang kebetulan terletak dekat pintu.
    "Baju dan celana hanya yang melekat di badan ini saja. Alhamdulillah, dua kendaraan yang selalu setia menemani saya bisa keluar dengan selamat. Dan seluruh surat-menyurat, termasuk ijazah anak-anak, dan dokumen penting lainnya bisa keluar pula. Dalam suasana yang cukup panas, saya sempat mengambil sebuah handuk, yang ternyata mampu dijadikan selimut," cerita Zulkifli, satu dari enam korban kebakaran Pasar Jambak, Lubuk Alung, Sabtu dini hari itu.
    Romi sendiri yang kedainya sumber malapetaka itu tak bisa mengeluarkan barang-barangnya. Termasuk sebuah motornya hangus oleh api yang mengganas jelang Subuh masuk tersebut. Almubarak, merupakan satu korban yang paling banyak mengalami kerugian. Kedai harian yang dia punyai baru saja habis belanja yang cukup lumayan banyak.
    Korban lainnya; Darliarti, Joni Efendi, dan Syamsul Bahri. Keenamnya kedai kopi dan barang harian, sekaligus tempat tinggal. Dalam kejatian itu, tidak ada korban jiwa, selain semua kedai hangus. BPBD Padang Pariaman menaksir kerugian mencapai Rp300 juta. Empat mobil pemadam dari Pemkab Padang Pariaman, Pemko Pariaman dan Pemko Padang Panjang ikut memadamkan api yang sempat mengenai dinding Masjid Almunawwarah Muhammadiyah yang terletak di belakang enam kedai yang hangus demikian.
    Camat Lubuk Alung; Suhardi, Sekretaris Walinagari Lubuk Alung; Landi Efendi, serta Kaur Kesra-nya; Yardi sehabis Subuh langsung ke lokasi. Bersama Walijorong Jambak; Jufrial petugas nagari ini menunggu pihak BPBD Padang Pariaman yang mengantarkan bantuan emergency. Pagi itu juga, Pasar Jambak yang terlertak di perlintasan jalan ketera api menjadi pusat perhatian.
    Para korban kebakaran setelah ditinggal pergi mobil pemadam, tampak lelah. Matanya pada sembab karena semalaman tak bisa tidur. Sudahlah kedai tempat mereka mengadu nasib hangus terpanggang, baju untuk mengganti yang sedang dipakai saja tidak punya.
    Enam kedai yang hangus itu, merupakan bangunan tua yang telah dimakan usia. Namun, masih produktif. Dari kedai itulah mereka membangun perekonomian keluarganya masing-masing. Kabarnya, sejak peristiwa Gestapu, kedai itu sudah ada juga. Kebakaran cepat di ketahui. Kejadian sekitar pukul 02.00 WIB Sabtu dini hari itu, sebagian besar kedai-kedai yang ada dalam pasar tersebut baru saja selesai menutup pintu. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar