wartawan singgalang

Minggu, 24 Mei 2015

Menelusuri Kampung Tersuruk 1 Banyak Rumah tak Layak Huni, Pandan Puti Belum Dialiri Listrik

Menelusuri Kampung Tersuruk 1
Banyak Rumah tak Layak Huni, Pandan Puti Belum Dialiri Listrik

Padang Sago--Menurut pengakuan masyarakatnya, sekitar 30 rumah di Pandan Puti sampai sekarang belum bisa menikmati aliran listrik. Sebelum gempa akhir 2009 silam, Pandan Puti yang berada dalam Korong Batang Piaman Gadang, Nagari Koto Dalam, Kecamatan Padang Sago, Padang Pariaman itu banyak dihuni masyarakat. Karena sebagian rumah punah, sebagian lebih memilih pindah dari kampung yang jauh letaknya dari keramaian tersebut.
    Jumat (22/5) lalu, Singgalang sengaja datang menelusuri kampung tersuruk itu. Sehabis Shalat Jumat di Masjid Raya Batang Piaman Gadang, Ermah Sikumbang, tokoh masyarakat Pandan Puti langsung mengajak berkeliling kampungnya. Sebagian jalan memang telah dibangun lewat PNPM sekitar dua tahun yang lalu. Dari Pandan Puti ke Masjid Raya Batang Piaman ada sekitar 1,5 kilometer.
    Bersama Rasyid dan Amrizal, tokoh masyarakat Pandan Puti lainnya, Singgalang sempat disuguhi kelapa muda setiba di kampung kecil itu. "Jalan ini terus ke Batang Piaman Katiak, Nagari Gunuang Padang Alai. Tapi jalannya tak bisa dilewati mobil. Hanya sampai di Surau Talarangan ini saja bisanya mobil, karena jalan ke nagari tetanggan itu masih jalan tanah, yang belum dibentuk," cerita mereka.
    Rupanya, semua rumah yang ada di Pandan Puti, disamping belum ada penerangan listrik, sebagian besarnya juga tidak layak huni. Termasuk rumah Rasyid dan Amrizal. Parahnya lagi, rumah yang ada di situ terletak di bibir jurang. Postur tanahnya yang masih labil. Namun, apa hendak dikata. Itulah kekayaan yang mereka punyai. Semua masyarakatnya menggantungkan hidup dari tani. Mereka menggarap sawah dan ladang yang ada di sekitar rumahnya.
    Untuk Korong Batang Piaman Gadang secara umumnya, listrik juga baru masuk beberapa bulan belakangan. Hanya untuk Pandan Puti saja yang belum ada. Di sekeliling rumah penduduk Pandan Puti banyak tumbuh kayu besar-besar. Tentunya rawan pula terhadap bencana angin kencang. Untuk musibah yang satu ini, Suami Nurlela meninggal beberapa bulan yang lalu, akibat ditimba pohon kelapa yang ditumbangkan angin kencang ke rumahnya.
    Yang lebih menyedihkan, dua keluarga mendiami rumah yang dindingnya masih pakai traval bantuan gempa. Rumah itu milik Rabak dan Kotaik. Kedua ibu tua ini agak kurang pula pendengarannya. Terpaksa harus berkeras-keras kalau ngomong sama dia. Siang jelang sore itu, Rabak dan Kotaik sedang duduk di depan rumahnya. Dia baru saja habis menjemur buah jerami, yang selanjutnya untuk di giling dijadikan makanan pokok dalam kesehariannya.
    Sepertinya, Pandan Puti butuh sentuhan pemerintah. Perlu dibangun akses jalan yang menghubungkan kampung itu dengan nagari tetangga, Batang Piaman Katiak, Gunuang Padang Alai. Demikian itu dimaksudkan agar hubungan lancar, dan cakrawala masyarakatnya bisa terbuka pula melihat apa kemajuan yang ada di nagari lainnya itu. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar