wartawan singgalang

Rabu, 21 Oktober 2015

Tidak Ada Lagi Orgen Pakai Tunggal Saweran di Laga-laga Toboh Mandahiliang

Tidak Ada Lagi Orgen Pakai Tunggal Saweran di Laga-laga Toboh Mandahiliang

Padang Pariaman--Laga-laga di Kabupaten Padang Pariaman bisa disebut Balerong atau Balai Adat di daerah darek. Di laga-laga inilah kagadangan kapalo mudo. Setiap korong dan kampung punya seorang kapalo mudo, sebagai penyambung lidah niniak mamak. Dengan itu pula, di daerah ini hampir setiap korong punya yang namanya laga-laga demikian.
    Jonifriadi, Kapalo Mudo Toboh Mandahiliang, Nagari Balah Aia, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak menilai, laga-laga awalnya dibuat sebagai tempat pauleh. Pauleh, artinya sama dengan penyambung tali silaturrahim. "Tatkala nenek moyang rang Piaman tiba di rantau, dan akan menyebar di seantero perkampungan rantau ini, bertanyalah salah seorang dari mereka; dimana kita bertemu nanti. Jawab yang tua; ya, kito paulehan baliak (kembali)," ujar Jonifriadi yang juga mantan Walinagari balah Aia ini.
    "Kini, bapaulehan adalah awal mulainya acara kesenian Luambek. Kesenian yang satu ini, hanya adanya di Piaman pula. Daerah lain tak punya. Jadi, laga-laga tempat Luambek dilakukan, juga banyak fungsinya, yang intinya adalah bapaulehan (menyambung) tali silaturrahim diantara niniak mamak, kapalo mudo selaku pelaku adat di tengah masyarakat," kata dia.
    Laga-laga, katanya, dibuat tak berdinding. Hanya berlantai pelupuh, untuk menyenangkan orang-orang yang tengah memainkan Luambek demikian. Adat basandi syarak, syarak basandi kutabullah. Artinya, manakala pemain Luambek terkena oleh lawannya, hanya surau tempat kembalinya. Istilah kampungnya, kalau buluih Luambek, surau tempat mengajinya kembali. Di sini nampaknya, kalau adat itu memang erat hubungannya dengan agama (Islam).
    Syekh Tuanku Panjang, seorang ulama besar pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Dinul Ma'ruf Ujung Kubu, Nagari Sungai Dirian, Kecamatan Patamuan sebelum jadi ulama terkenal mahir dan pintar main Luambek. Namun, karena sering dan acap main kesenian perpaduan antara adat dan agama itu, ulama yang meninggal di Makkah ini akhirnya buluih juga Luambeknya.
    Sepandai-pandai tupai melompat, sesekali tentu jatuh juga. Sepandainya-pandainya Tuanku Panjang main Luambek, sesekali tentu ada juga yang membuat dia kao atau kalah, sehingga membuat dia harus pulang ke surau untuk mendalami ilmu agama, yang menjadi pegangan hidup di dunia dan akhirat. Akhirnya, pesantren yang dia dirikan di pinggir Sungai Batang Mangoi itu dibanjiri banyak santri.
    Di laga-laga inilah tempat menyelesaikan persoalan masyarakat yang berhubungan dengan adat-istiadat. Di sebut juga dengan kearifan lokal yang berlaku di tengah masyarakat itu sendiri. Laga-laga juga ada dimanfaatkan masyarakat, sebagai tempat ronda malam menjelang akhir Ramadhan. Di laga-laga itulah masyarakat menambatkan ternaknya di malam hari, yang dijaga secara bergantian oleh anak muda yang ada di tengah masyarakat terkait.
    Jonifriadi merasa bersyukur, khusus laga-laga kampungnya; Toboh Mandahiliang, Balah Aia bisa didudukkan persoalan hiburan orgen tunggal yang melanggar etika dan norma adat, yang begitu marak akhir-akhir ini. "Di sini kita dudukkan bersama, antara niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, walinagari, bahwa di laga-laga ini tidak boleh dilakukan hiburan orgen tunggal," kata dia.
    "Laga-laga ini hanya di khususkan untuk belajar adat, menampilkan kesenian tradisional yang telah lama jadi permainan di tengah masyarakat Padang Pariaman, seperti indang, luambek, silek, dan belajar pasambahan. Soal hiburan orgen tunggal, pakai artis tak sopan, saweran, sudah kami hentikan, karena bertentangan dengan adat dan agama yang berlaku di nagari ini," ungkapnya.
    Dia merasa senang, lantaran hal demikian bisa diterapkan setelah Jonifriadi tidak lagi jadi walinagari. "Alhamdulillah, aturan itu sudah berjalan selama dua tahun ini. Dan kita ingin, aturan ini terus dijalankan sampai kapanpun nantinya, agar masyarakat bisa terselamatkan dari hal-hal yang akan merusak mental dan agamanya sendiri," ujarnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar