wartawan singgalang

Selasa, 06 Oktober 2015

Ali Mukhni tak Pernah Lelah Bertugas dari Pagi Hingga Tengah Malam

Ali Mukhni tak Pernah Lelah Bertugas dari Pagi Hingga Tengah Malam

Padang Pariaman--Filosofi, di mana langik dijujuang, di situ pula bumi dipijak, disana juga aia disauak, agaknya menjadi 'senjata' oleh Ali Mukhni dalam menghadapi masyarakat Padang Pariaman yang terdiri dari 60 nagari dan 17 kecamatan itu. "Kalau dengan kebersamaan, tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Semuanya bisa, dan harus bisa. Semua pejabat pada saat menjelang lebaran tidak lagi berani ke kantor, lantaran tak sanggup berhadapan dengan banyak wartawan, saya satu-satunya yang berani. Mobil saya tetap parkir di depan lobi saat menjelang lebaran," kata Bupati Ali Mukhni.
    Di akhir masa jabatannya, Ali Mukhni yang saat ini maju menjadi kembali jadi calon bupati yang berpasangan dengan calon wakilnya; Suhatri Bur, dapat nomor urut satu, dan berangkat dengan Partai Golkar, PKB, Demokrat, Gerindra, PKS, PAN, PPP itu telah memperlihatkan banyak pretasi yang diraihnya. Mulai dari prestasi Pembina Pariwisata 2011, Ketahanan Pangan dari Presiden RI, melalui Menteri Pertanian RI di Jakarta 2011, Pembina Pramuka dari Sultan Malaka, Malaysia 2011, Nagari Sadar Hukum oleh Menteri Hukum dan HAM RI, Adywiyata Lingkungan Hidup oleh SD 13 Kecamatan IV Koto Aua Malintang 2011, Kabupaten Terbaik Penyelenggara Pelayanan Satu Pintu (PTSP) Bidang Penanaman Modal 2011, Juara I Citra Pelayanan Prima Tingkat Provinsi Sumatera Barat 2012, Perekaman e-KTP Tercepat Melampaui Target Tingkat Nasional 2012.
    Selanjutnya, Penghargaan Adywiyata SMA N 1 Lubuk Alung sebagai Sekolah Berwawasan Lingkungan Tingkat Nasional 2013, Adibhakti Mina Bahari    Tingkat Nasional 2013, Anugrah Mitra PWI oleh PWI Pusat 2013, Zakar Award Tingkat Nasional 2014, Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah oleh BPK RI Perwakilan Sumatera Barat 2014, Satya Lencana Wira Karya oleh Presiden RI diserahkan oleh Wakil Presiden RI di Surabaya 2014, Syatia Lencana Bakti Koperasi oleh Presiden RI Diserahkan oleh Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin di Medan 2014, Pemuda Award dari KNPI Provinsi Sumatera Barat diserahkan oleh Ketua Umum DPP KNPI Taufan En Rotorasiko di Padang 2014, Lencana Melati dari Gerakan Pramuka diserahkan oleh Wagub Sumbar Muslim Kasim di Padang 2014, Ketahanan Pangan dari Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang 2014.
    Kemudian, Anugerah Wredatama Madya dari PWRI Pusat diserahkan oleh Gubernur Irwan Prayitno di Padang 2014, Anugrah Sebagai Daerah Tertinggal yang Terentaskan dari Kementrian PDT RI di Jakarta 2014, Kecamatan Sayang Ibu Terbaik Tingkat Provinsi Sumbar dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Menteri Dalam Negeri di Jakarta 2014, Tata Kelola Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) teribak II 2014, Satya Lencana Kebaktian Sosial oleh Presiden RI diserahkan oleh Menko Kementerian Indroyono Soesilo, di Jambi 2014.
    Suami dari Hj. Rena Sofia yang juga seorang PNS, dikaruniai tiga orang putra demikian, masing-masing; M. Ikhbal, mahasiswa, M. Ikhsan, mahasiswa, dan M. Fadhil, juga seorang mahasiswa ini, tentunya prestasi demikian adalah buah manis dari kesungguhannya dalam memberikan pengabdian di tengah masyarakat. Dan hampir pula semua proyek besar selesai menjelang akhir tugasnya pada periode pertama ini. Banyak yang memujinya sebagai langkah bagus dan hebat. Tentu tak sedikit pula yang memberikan cibiran sekaligus cemoohan. Dasar orang Piaman, tentu tidak asing dengan persoalan cemooh itu. Tetapi Ali Mukhni tetap terus melangkah maju ke depan. Baginya, cemooh merupakan pelecut, sekaligus penyemangat dalam bertugas.
    Ali Mukhni yang lahir di Kampuang Dalam 16 September 1956 ini tampak sangat tidak berjarak dengan masyarakatnya. Bahkan, anggota DPR RI dari Partai Demokrat Mulyadi menilai Ali Mukhni lebih hebat dari Presiden Joko Widodo. Apa yang disebut Mulyadi, memang itu adanya. Ali Mukhni mampu bertugas dari pagi hingga larut malam. "Sejak pagi tagi, sudah 13 kali melakukan pertemuan dengan masyarakat. Membahas berbagai persoalan yang kita hadapi saat ini," kata dia suatu ketika.
    Bayangkanlah itu. Padang Pariaman hanya punya 17 kecamatan. Sementara, dalam hari yang sama Bupati Ali Mukhni bersua dengan masyarakat sebanyak 13 kali pertemuan. Artinya, nyaris semua kecamatan yang ada telah dikunjunginya dalam waktu sehari. Baginya, kepentingan masyarakat dan banyak orang sangat utama bila dibandingkan dengan kepentingan pribadi dan keluarganya.
    Banyak yang sudah dibuatnya untuk masyarakat, tentu masih banyak pula yang belum terlaksana. Yang jelas, kepemimpinan itu sedang berjalan dan insya Allah akan dilanjutkannya. Sebelum jadi bupati, Ali Mukhni dikenal sebagai seorang guru olahraga. Oleh sebagian warganya, dia dinilai sosok pemimpin yang rendah hati. Ini terkesan, setiap kali akan memulai sambutannya dalam berbagai acara serimonial di tengah masyarakat, dia selalu memulainya dengan minta maaf. Tidak sekedar itu. Bahkan, dari lubuk hati yang paling dalam, saya minta maaf atas keterlambatan ini, kata dia yang acapkali dia lontarkan.
    Ini mencerminkan dari sikapnya yang selalu merendah, meskipun berhadapan dengan rakyatnyanya sendiri. Zaman sekarang, sangat jarang sekali ada pejabat yang bisa berkata-kata seperti demikian. Malah yang terjadi sebaliknya. Mentang-mentang seorang pejabat penting, masyarakat dibiarkan berpeluh menunggunya lama-lama. Lalu, ketika bicara tidak pernah merasa bersalah. Dalam yang satu ini, sejumlah tokoh masyarakat daerah ini angkat tangan dengan sikap seorang Ali Mukhni.
    Sepertinya kata-kata itu terlontar secara spontan, dan tidak dibuat-buat oleh Ali Mukhni. Dia sangat menghargai betul masyarakatnya dalam menunggu kedatangan dia, yang mungkin diantara sekian banyak orang ada yang merasa kecewa, jengkel dan sedikit muak dengan tingkah pejabat yang sering datang terlambat dalam acara yang diadakan masyarakat.
    Barangkali, di sinilah pengalaman seorang Ali Mukhni yang pernah jadi guru, berlanjut jadi wakil bupati, dan terpilih jadi bupati. Artinya, dia cukup merasakan apa yang dialami oleh banyak masyarakatnya. Rasa rendah hati dan hormat, serta menghargai rakyat dari pemimpin bukanlah perkara mudah. Yang paling banyak itu, rakyatlah yang merasa menghormati pemimpinnya. Tetapi Ali Mukhni mampu mengaplikasikan, bahwa dia seorang pemimpin atas kemauan dan pilihan dari masyarakatnya sendiri. Masyarakat harus dilayani. Dan itulah tugas pemimpin. Bukan minta dilayani.
    Meskipun di sana-sini masih ada ocehan dan cemoohan, karena dasar masyarakat yang dipimpinnya terkenal dengan budaya dan tradisi demikian, dia tetap melaju kencang. Berbagai momen dan kesempatan selalu dijemputnya ke pusat sana, demi untuk kesejahteraan masyarakat Padang Pariaman. Dengan keputusan berani, serba keterbatasan, dia huni kantornya di Parit Malintang. Di tengah ributnya soal bantuan gempa 2009, datang angin segar atas inisiatifnya untuk membangun Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Perikanan (BP2IP), serta pembangunan dermaga di Pantai Tiram, Kecamatan Ulakan Tapakis.
    Dimulainya pula pembangunan asrama haji di Nagari Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai. Begitu juga pembangunan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cedikia (MAN-IC) di Nagari Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, serta sejumlah bengkalai lainnya yang akan dituntasnya. Tentu semuanya itu berkat tangan dingin Ali Mukhni yang pernah jadi Wakil Muslim Kasim dulunya itu. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar