wartawan singgalang

Kamis, 10 Januari 2013

Hidup di Pondok tak Berlistrik Keluarga Ratna Juita Sangat Memprihatinkan

Hidup di Pondok tak Berlistrik
Keluarga Ratna Juita Sangat Memprihatinkan

Lubuk Alung---Berdamai dengan hati memang sesuatu pekerjaan yang sangat berat sekali. Tetapi apa hendak dikata. Yahya (55), seorang buruh tani itu harus mampu berdamai dengan hatinya sendiri. Dengan sabar dan telatennya dia melakukan semua kewajiban rumahtangganya. Mulai dari mencuci, memasak, dan tentunya mencari pitih demi kehidupan tiga orang putra-putri dan istrinya yang sakit.
    Istrinya, Ratna Juita (37) hanya bisa diam. Dia mengidap penyakit asam urat dan komplikasi penyakit lainnya yang sudah lama dideritanya. Tiga orang buah hati hasil dari perkawinannya dengan Yahya masih kecil-kecil. Yang paling gadang anaknya baru duduk dibangku SD.
    Pasangan suami istri dan keluarga kecil ini mendiami sebuah pondok, yang dimalam hari hanya diterangi lampu togok. Listrik belum masuk, lantaran tak ada uang untuk membiayai kemasukan listrik tersebut. Mereka tinggal di Kayugadang, Korong Koto Buruak, Nagari Lubuk Alung, Padang Pariaman.
    Camat Lubuk Alung, H. Azminur merasa terenyuh melihat parasaian warganya itu. Apalagi Ratna Juita susah bangat diajak becara, lantaran banyaknya penyakit yang dideritanya. Dari pondok kecil yang belum dialiri listrik itulah Yahya dan Ratna Juita menahan pedih dan kerasnya hidup. Ingin mereka seperti orang kebanyakan dalam wilayah Lubuk Alung, punya rumah sederhana, bisa nonton tv, tapi hanya lewat mimpi.
    Bila pagi hari, Yahya harus melakukan semua pekerjaan yang mesti dilakukan oleh istrinya itu. Dia masakkan pula nasi dulu buat makan anak dan istrinya, barulah dia bisa pergi mencari pitih, bekerja diladang dan sawah orang lain.
    Dengan usianya yang semakin tua, tentu Yahya tak sekuat dulu lagi, yang bisa banyak kerjaan yang bisa dilakukannya. Namun, karena panggilan dan tuntutan hidup, dia sandang terus cangkul di bahunya, menjajakan tenaganya di lahan orang lain yang membutuhkan tenaganya.
    Sedangkan kondisi bininya, Ratna Juita semakin memprihatinkan saja. Tubuh dan anggota badannya semakin mengecil. Rengekkan dan rintihan anaknya, manakala Yahya sedang tidak dirumah, tak bisa dibayangkan. Terpaksalah anak sekecil itu tumbuh dan berkembang dengan apa adanya, mencari mainan dan makan sendirian, tanpa perhatian serius dari orangtuanya yang dirundung kesusahan. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar