wartawan singgalang

Rabu, 16 Januari 2013

Cerita Dibalik Tragedi Pasa Usang Iya Taragak Bana Sobok Jo Mak Uwo

Cerita Dibalik Tragedi Pasa Usang
Iya Taragak Bana Sobok Jo Mak Uwo

Batang Anai---Teti, Iya taragak bana sobok jo Mak Uwo. Itu ucapan yang paling mengesankan dari Iya, sapaan akrap Laura Sintia, seorang korban yang meninggal ditempat dalam kecelakaan maut, Selasa lalau di Talang Jala, Sungai Buluah. Erniwati nama Mak Uwonya, adalah kakak kandung dari ibu Laura, tinggal di Ujuang Gunuang, tak jauh dari tempat kejadian kecelakaan tersebut. Kata-kata taragak itu acap kali disampaikan mendiang kepada kakaknya, Pepi yang bekerja di Kantor Camat Batang Anai.
    Laura Sintia, siswi kelas IX SMP N 1 Batang Anai itu sejak enam bulan terakhir sudah dibawa pindak oleh kedua orangtuanya; Elwisda dan Raswin Rasyid di Pulai, Tabing, Kota Padang, dimana kedua orangtuanya itu menyewa sebuah rumah. Tak heran, setiap pagi Laura Sintia selalu naik oplet Kuala atau Kopaba untuk bisa sampai di sekolahnya di Pasa Usang, tanah kelahirannya sendiri.
    "Barangkali kata-kata ingin sobok sama Mak Uwo itu, bagian dari permintaan terakhir almarhumah, lantaran sudah lama pula tidak bersua dengannya. Dia dikenal anak yang sangat lincah. Bergaul dengan banyak kawan. Kalau dia sudah tahu seseorang itu dunsanaknya, dia pun tak segan-segan minta ini dan itu dari orang tersebut," cerita Mak Uwo Laura Sintia, Erniwati saat ditemui di rumahnya; Ujuang Gunuang, kemarin.
    Laura Sintia, merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Erniwati, sang Mak Uwo, barulah malam sehabis almarhumah dimakamkan dapat cerita demikian. "Sabana luntuah hati ambo ko. Dan sehabis dari Puskesmas Pasa Usang, mayatnya langsung di semayamkan di rumah ini. Dia mayat yang terakhir sebelum sopir dikeluarkan dari mobil," ungkap Erniwati lagi.
    Saat Singgalang takziah ke rumah Erniwati bersama Agusta Alidin, seorang pemuda Pasa Usang, yang masih terbilang mamak oleh mediang itu, tampak rasa duka masih menyelimuti keluarga besarnya. Kejadian naas yang ikut merenggut nyawa dara manis nan jolong gadang itu, membuat semua keluarganya yang tinggal diperantau pun harus pulang kampung. Bupati Padang Pariaman, H. Ali Mukhni bersama Kapolres dan polisi lainnya menyempatkan hadir dan membezuk di rumah Erniwati, tempat Laura Sintia di semayamkan terakhir itu.
    Syamsulrizal pemuda nan elok
    Sang sopir Kuala, Syamsulrizal yang ikut pula meninggal ditempat kejadian, adalah warga Kabun, Nagari Sungai Buluah. Pemuda 30 an tahun itu dikenal elok laku. Dia anak yatim yang ditinggal ayahnya karena meninggal dunia. Anak tertua pula. Tak heran, Syamsulrizal ini juga tulang punggung oleh keluarganya sendiri untuk mangurehkan hidup ibu dan adik-adiknya.
    "Sopir itu sabana elok urangnyo. Kalau mobilnya penuh, saat kita stop, dia tetap menghentikan mobilnya, dan bilang, uni, oto ambo panuah. Kalau naik mobilnya, kita sangat senang. Tidak pernah ngebut. Tidak terdengar musik yang keras-keras," cerita Sinet, seorang ibu rumahtangga yang sering naik mobil almarhum dari Pasa Usang ke Lubuk Alung dan sebaliknya setiap minggunya.
    Itu pula sebabnya, hampir setiap hari mobil yang dikendarai Syamsulrizal selalu penuh oleh penumpang. Dan dikabarkan pula, para guru dan pelajar yang tinggal di Kasang dan Padang untuk menuju Pasa Usang selalu menunggu mobilnya. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar