wartawan singgalang

Rabu, 05 Desember 2012

Bergelimang Gomok Demi Masa Depan

Bergelimang Gomok Demi Masa Depan

Lubuk Alung---Selama 10 hari belakangan, tangan Yopi Nanda Saputra (19) dan Wendi Rasihan Aulia bergelimang gomok. Mereka ditantang untuk merasakan kerasnya hidup. Anak nan jolong gadang yang selama ini hanya bergantung kepada kedua orangtuanya itu dengan telatennya mengikuti pentujuk dan pengetahuan perbengkelan yang diajarkan langsung oleh orang yang ahli dalam soal bengkel motor di Balah Hilia Utara, Lubuk Alung.
    Jumat kemarin mereka baru merasa lega, karena pelatihan itu telah berakhir. Namun demikian, mereka bertekad untuk menjadikan kepandaiannya itu sebagai modal dasar dalam mengarungi kehidupan masa depan yang lebih baik lagi. Apalagi, Yopi Nanda Saputra merupakan anak sulung dari empat bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai tukang rumah. Dia hanya mampu di sekolahkan oleh kedua orangtuanya sampai SMP di Manggopoh, Lubuk Basung.
    Sedangkan Wendi Rasihan Aulia yang asli Balah Hilia Lubuk Alung selama ini bekerja serabutan. Karena di kampungnya banyak anak seusia dia yang bekerja di Sungai Batang Anai, mengeluarkan bahan galian, dia juga sempat kerja seperti itu. Namun, pria berusia 19 tahun itu tak tahan kerasnya hidup. Dia merasa senang sekali diberi kesempatan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (UPTD BPKB) Provinsi Sumatra Barat di Pariaman untuk ikut Pelatihan Kecakapan Hidup (PKH), khusus service sepeda motor demikian.
    "Alhamdulillah, selama 10 hari dilatih sudah bisa menangani sepeda motor yang rusak. Tentu yang ringan-ringannya. Dari awalnya tidak memiliki ketrampilan, kini kita sudah pandai seadanya. Tinggal lagi peningkatannya, karena saat ini motor canggih semakin banyak beredar ditengah masyarakat," cerita mereka.
    Mereka itu adalah dua dari 20 orang peserta yang ikut PKH tersebut. Dan insya Allah juga mendapat kesempatan langsung manggang di bengkel DC II, tempat PKH itu diadakan, karena dinilai layak dan patut untuk mengembangkan dan melanjutkan ketrampilannya.
    Dodi Andrika, pimpinan DC II yang melatih mereka menilai kesungguhan peserta PKH cukup signipikan. "Dari sebanyak itu peserta, ada sekitar empat orang yang bisa dimagangkan langsung, yang selanjutnya mendalami ilmu service ini," ujarnya.
    Menurut Codoik, begitu Dodi Andrika sering disapa dalam kesehariannya, untuk kemapuan dasar semua peserta sudah oke. Nantinya, tinggal menambah pengetahuan soal motor jenis baru, seperti metix dan enjeksi, yang saat ini mulai marak dipakai banyak orang.
    Panitia kegiatan, Edwar bersama Koordinator Pamong Belajar BPKB, Bagindo Ruswan Tanjung menyebutkan, akan ada pelatihan lanjutan dibidang ini. "Kita ingin, anak-anak yang putus sekolah dan dari keluarga kurang mampu ini mampu memiliki ketrampilan yang cukup, sehingga mereka tidak lagi merasa rendah diri dalam persaingan hidup yang semakin ketat.
    "Dunia service sepeda motor zaman sekarang memang sangat dibutuhkan. Semua orang pakai kendaraan demikian. Sedangkan yang remaja yang pandai service itu tidak banyak. Ini tentunya sebuah kesempatan bagi mereka dalam menuju masa depan hidupnya kelak," ungkapnya. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar