wartawan singgalang

Kamis, 06 Desember 2012

Sari Bulan Lima Tahun Bergelut Dengan Tumor Ganas

Sari Bulan Lima Tahun Bergelut Dengan Tumor Ganas

Lubuk Alung---Sari Bulan (65) tak kemana lagi untuk batenggang. Sudah habis binatang ternaknya dijual untuk mengobati tumor ganas yang menyerang wajahnya sejak lima tahun yang silam, namun penyakit itu tak juga kunjung sembuh. Kini, ibu tua dengan sembilan orang putra-putri itu hanya bisa pasrah, sambil menahan sakitnya ketika bernafas dan sesekali juga terjadi pening.
    Suaminya, Angah Reli (67) tak dapat pula berbuat banyak. Disamping sebagai garin di Masjid Istiqamah, Angah Reli hanya petani biasa. Dengan kondisi umur yang semakin tua, tentu tidak banyak pula kekuatannya untuk turun ke sawah dan keladang.
    "Kadang-kadang ada kiriman uang dari anak yang tinggal di rantau. Tetapi itu tak banyak. Maklum, anak ambo yang dirantau hanya jadi anak buah orang lain. Sedangkan anak yang dikampung, hidup saja dia sudah syukur. Dan anak yang masih sekolah ini terpaksalah pergi belajar dengan apa adanya saja," cerita Anduang Bulan, sapaan orang kampung kepada Sari Bulan dalam kesehariannya sambil iba hati.
    Sari Bulan yang warga Korong Rawang, Nagari Aie Tajun Lubuk Alung, Padang Pariaman itu banyak menghabiskan waktunya di rumah yang sangat tidak memadai pula. Berkali-kali dia mendatangi rumah sakit di Pariaman, dan bahkan ke Kota Padang untuk berobat. Dokter menyarankan kepadanya untuk beroperasi. Namun, apa hendak dikata, pitih dia yang tidak cukup untuk biaya operasi yang mencapai jutaan rupiah tersebut.
    Baginya, uang untuk operasi tersebut sangat terbilang besar. Saking seringnya dia kerumah sakit, terjual pula seekor kerbaunya untuk biaya demikian. "Kini dimana tibanya saja lagi nak. Kalau untuk berobat ke medis, rasanya tak kuasa lagi membiayainya. Obat kampung nampaknya tidak juga mampan dalam menyembuhkan tumor ganas yang tumbuh sejak lima tahun belakangan itu," ungkapnya.
    Saat Singgalang bersama Walikorong Rawang, Yudianto dan Zulkifli, salah seorang pemuda setempat bertandang kerumahnya kemarin, tampak diraut wajahnya rasa pasrah yang begitu tinggi. Karena berbagai usaha sebatas kemampuannya sebagai keluarga miskin, telah dilakukannhya dalam upaya penyembuhan penyakit tersebut. Namun, nasib akan kesembuhan itu benar yang belum berpihak kepada dirinya.
    Ketika datang waktunya susah bernafas itu, dia merintih kesakitan. "Rasanya sudah mau meninggal saja awak ko. Kini, awak banyak berdoa saja lagi setiap kali selesai shalat lima waktu. Hanya Yang Maha Kuasa yang mampu menyembuhkan segala penyakit. Termasuk tumor ganas ini. Kita hanya berusaha sebatas kesanggupan yang diberikan-Nya pula," ungkapnya.
    Walikorong Rawang, Yudianto sangat mengharapkan uluran tangan berbagai pihak untuk kesembuhan warganya itu. Sebagai pemuka dan pemimpin masyarakat, Yudianto hanya bisa berharap dan bermohon pada banyak orang, agar Anduang Bulan bisa sembuh kembali, seperti sedia kala. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar