wartawan singgalang

Sabtu, 15 Desember 2012

Tambua Tassa di MTsN Tawalib, Menggerakan Kesenian yang Hampir Punah

Tambua Tassa di MTsN Tawalib, Menggerakan Kesenian yang Hampir Punah

Pariaman---Gandang tambua tassa adalah suatu kesenian tradisional asal Pariaman. Alat musik perkusi yang dipukul terdiri dari enam buah tambua dan sebuah tassanya. Dimainkan oleh tujuh orang. Kesenian ini sangat diminati dan di budayakan oleh anak nagari di Pariaman sejak saisuak. Bahkan, kesenian itu telah mengakar kuat, sehingga menjadi acara rutin bagi anak nagari.
    Menurut sejarah, tambua ini berasal dari bagian kayu yang tersisa sewaktu pembuatan kapal Nabi Nuh AS di tanah Arab, yang kemudian dibawa oleh laut ke pantai Sumatra Barat, Pariaman. Pada masa sekarang gandang tambua tassa digunakan untuk maarak anak daro jo marapulai (pasangan pengantin baru), memeriahkan acara, khatam Quran, menanti tamu agung yang datang ke Pariaman, dan kadang-kadang digabungkan dengan silek galombang, dan lain sebagainya.
    Banyak masyarakat mengenal kesenian musik gandang tambua tassa ini sebagai prosesi tabuik. Dengarlah ketika musim batabuik di Piaman, yang namanya gandang tambua tassa tak boleh tidak adanya. Ada tiga prosesi yang harus dilakukan dalam prosesi tabuik, sambil membunyikan gandang tambua tassa; maambiak tanah, dan manabang batang pisang, serta puncak hoyak tabuik itu sendiri.
    Di MTsN Tawalib Padusunan, Pariaman gandang tambua tassa di jadikan sebagai kurikulum pengembangan diri yang diajarkan setiap hari Sabtu. Menurut Emma Marni, sang Kepala sekolah itu ada 13 program pengembangan diri yang diajarkannya. Salah satunya gandang tambua tassa, sebagai kesenian asli daerah Pariaman ini.
    "Kita merasa perlu untuk melestarikannya melalui kurikulum pengembangan diri. Tim gandang tassa MTsN Tawalib beberapa waktu lalu memperoleh juara dua pada festival gandang tassa se Kota Pariaman untuk tingkat SLTP. Buah manis dari kerja keras ini merupakan suatu kebanggan bagi sekolah dan akan terus dikembangkan. Kesenian itu sendiri dikembangkan oleh Ratna Wilis, yang bertindak sebagai guru pembinanya," cerita dia.
    Pihaknya ingin, kesenian gandang tambua tassa yang sudah mulai hampir punah itu kembali di gerakan dikalangan pelajar sekolah tersebut. "Dengan program pengembangan diri lewat kesenian dimaksud, kita ingin menjadikan sekolah yang punya sejarah panjang ini mampu menjadi barometer dalam menumbuh-kembangkan kebudayaan yang punya sakral yang kuat itu," ungkapnya.
    Ratna Wilis sendiri menilai anak asuhannya yang notabene anak rang Piaman sangat antusias untuk belajar dan membudidayakan gandang tassa ini sebagai pengembangan dirinya. Tim terus membina dan melestarikan gandang tasa ini sebagai tanggungjawab moral dalam melestarikan kebudayaan Minangkabau, khususnya gandang tassa demikian.
    "Jenis bunyi gandang tassa berbeda-beda. Ada jenis pukulan gandang perang, dengan pukulan bertalu-talu serupa dengan bunyi sekelompok kuda yang sedang berlari. Ada pula pukulan gandang tassa secara bersedih, dan beberapa jenis pukulan lainnya. Gandang tassa ini berfungsi penyemangat anak nagari Pariaman, dan menjadi unsur utama dalam pelaksanaan pesta budaya tabuik," katanya.
    Dia melihat, sebagai pemanggil orang, gandang tassa membangkitkan semangat penabuh dan orang yang mendengarkannya. Bahkan saking semangatnya, penabuh gandang tassa bisa seperti orang yang kerasukan saat menabuh alat yang terbuat dari kulit ternak tersebut. Disetiap iven yang diadakan dan diikuti Kemenag Kota Pariaman, gandang tassa MTsN Tawalib selalu turut-serta memeriahkan dan mengobarkan semangat.
    Menurutnya, saat perkemahan pramuka santri nusantara tingkat Kota Pariaman di bumi perkemahan Cubadak Mentawai pertengahan Juni lalu, tingkat Provinsi Sumatra Barat di bumi perkemahan Darul Ikhlas, Tanah Datar awal Agustus lalu, gandang tassa MTsN Tawalib juga ikut andil. Kemudian memeriahkan pembukaan mufakat tingkat Sumbar di asrama haji Tabing Padang, tentunya kehadiran gandang tassa memberi semangat juang yang tinggi bagi khafilah atau kontingen dari Kota Pariaman itu sendiri dalam berbagai ajang yang di adakan dan diikutinya. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar