wartawan singgalang

Selasa, 18 Desember 2012

Tiga Tahun tak Sembuh, Anggra Digadaikan Orangtuanya

Tiga Tahun tak Sembuh, Anggra Digadaikan Orangtuanya

Lubuk Alung---Sewaktu lahir namanya Delon. Lantaran tak henti-hentinya sakit, digantilah namanya menjadi Anggra. Itulah yang dilakukan pasangan Elfina dan Fitri Yuliani, terhadap anak pertamanya itu. Bahkan, anaknya tersebut sudah digadaikan pula kepada orang lain. Sebab, menurut kepercayaan orang kampung, kalau anak sakit-sakit terus rancak digadaikan ke orang lain, tetapi tetap orangtuanya yang mengasuh.
    Menurut dokter, Anggra ini mengalami penyakit asma. Tersumbat saluran pernafasannya. Ketika datang musim batuk, anak yang telah berusia 3,3 tahun ini tak pandai mengeluarkan dahak dalam kerongkongannya. Sampai saat ini banyak sudah dahak yang terkurung dalam badannya yang tak mau keluar.
    Fitri Yuliani menyebutkan keluh-kesahnya dalam menangani anaknya itu. "Waktu lahir tiga tahun yang silam beratnya hanya 1,8 kilogram. Sering diobat, tak tanda-tanda sehat belum tampak. Ketika musim hujan saat ini, adalah puncak dari penyakitnya kambuh. Sangat susah dia bernafas, dan disuapin obat apalagi," ceritanya.
    Pasangan keluarga kecil yang masih mendiami rumah orangtuanya di Padang Baru, Korong Koto Buruak, Lubuk Alung, Padang Pariaman ini mulai dirasuki oleh rasa malu dan rendah diri, lantaran sewaktu ikut imunisasi banyak teman sebayanya yang mencemeehkan penyakit yang diderita oleh anaknya tersebut.
    Badan Anggra bertambah kecil. Banyak tulangnya yang tersusun dengan rapi. Sedangkan kepalanya semakin membesar. Karena keluarga ini berasal dari rumah tangga miskin, tak ada jalan lain yang ditemuinya agar bisa keluar dari kesulitan yang amat sangat itu. Obat yang dibelinya melalui bidan desa yang ada di kampung itu, sangat susah pula untuk dihabiskan, lantaran orangtua merasa iba untuk memaksa sang anak memakan obat.
    Kepada pasangan keluarga ini, bidan menyarankan agar anak tidak dibiarkan mandi air hujan, makan es, makan nasi sipulut. Sebab, hal demikian akan sangat berdampak pada penyakit yang dideritanya. Keluarga kecil yang tinggal dirumah orangnya yang baru siap dibangun, lantaran sehabis menerima ganti rugi tanah rumah lamanya yang terkena pembangunan jalan lingkar Lubuk Alung, hanya bisa pasrah dan sedih ketika melihat parasaian yang ditanggung oleh anak segitu umurnya.
    Walinagari Lubuk Alung, Harry Subrata bersama Ketua PK Golkar setempat, Takarijon yang datang kerumah itu, Minggu (16/12) mengingatkan agar jangan terlalu didengarkan ocehan orang lain. "Yang penting bagaimana anak ini bisa sehat dan selamat dari penyakit. Teruslah berobat. Datanglah ke imunisasi kapan waktunya tiba," saran Harry Subrata, seraya menyerahkan sedikit uang buat berobat. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar