wartawan singgalang

Selasa, 27 November 2012

Muharram, Bulan Kemenangan Para Nabi dan Rasul

Muharram, Bulan Kemenangan Para Nabi dan Rasul

Pariaman---Bulan Muharram disebut oleh banyak ulama di Padang Pariaman sebagai bulan kemenangan para Nabi dan Rasul. Di Piaman, bulan Muharram disebut juga dengan Bulan Tabuik. Karena di bulan inilah digelar pesta budaya tabuik. Sedangkan masyarakat perkampungannya melakukan tradisi mendoa selamatan. Hampir disetiap rumah warga di Padang Pariaman memanfaatkan hal itu dalam bulan ini.
    Bahkan, bagi masyarakat Kecamatan VII Koto Sungai Sariak lama, di Bulan Muharram ini, salah satu bulan yang dianggap penting. Setiap surau yang ada menggelar shalat Kadha. Ada lima kali dalam setahun masyarakat VII Koto melakukan ritual shalat Kadha demikian. Disamping di Bulan Muharram, adalagi di Bulan Rajab, Sya'ban, Ramdhan dan Zulhijah. Shalat Kadha itu dilakukan sehabis shalat Isya. Yakni, shalat yang lima waktu sehari semalam dilakukan dalam satu waktu secara berjamaah.
    Sehabis acara itu, digelar pula kegiatan doa dan makan bersama. Disebut sebagai bulan kemenangan bagi para Nabi dan Rasul, Ibrahim Tuanku Sutan, salah seorang ulama di Nagari Ulakan menceritakan bahwa Nabi Adam AS diciptakan oleh Tuhan pada bulan ini. Nabi Ibrahim AS keluar dengan selamat dari amukan api Raja Namrudz, Tuhan menerima taubat Nabi Daut AS, diciptakannya langit dan bumi, Nabi Yusuf AS keluar dengan selamat dari sebuah telaga pada Bulan Muharram ini.
    "Berbagai perperangan yang terjadi semasa perjuangan Nabi Muhammad SAW juga banyak terjadi dan dimenangkan pada bulan ini. Nabi Yunus AS keluar pula dengan selamat dari perut ikan paus juga di bulan ini. Dan banyak lagi kisah-kisah perjuangan para Nabi dan Rasul yang terjadi pada bulan Muharram. Yang lebih spetakulernya, adalah terjadinya peristiwa besar; hijrahnya Nabi Muhammad beserta pengikutnya yang setia dari Makkah ke Madinah," ceritanya.
    Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya sangat ikhlas untuk hijrah. Pindah dari kampung yang dicintainya, yang telah membentuknya, tanah tumpah darahnya demi sebuah aqidah iman dan ketaqwaan kepada Yang Maha Kuasa. Karena, sudah lebih dari 23 tahun mengembangkan agama Islam di Makkah, jangankan banyak pengikut yang dapat, melainkan ancaman teror yang sering terjadi. Untuk ini, satu-satunya jalan, ya pindah. Tinggalkan semua teman sepermainan yang tidak seiman, tinggalkan tanah tapian, demi tegaknya aturan Tuhan yang telah didapatkannya dari Nabi Muhammad SAW tersebut.
    Menurutnya, tradisi medoa yang dilakukan di hampir setiap rumah masyarakat Padang Pariaman juga dinamakan dengan mendoa syura. Sebab, Bulan Muharram juga disebut sebagai Bulan Syura. Itu dilakukan secara turun-temurun, karena masyarakat menghargai dan menghormati bulan yang punuh dengan kemulyaan demikian. "Kisah perjuangan yang terjadi pada sejumlah Nabi dan Rasul dimaksud, adalah pelajaran yang sangat berharga oleh masyarakat dan pemimpinnya. Artinya, untuk menegakkan kebenaran dan keadilan tidak semudah yang dibayangkan. Banyak perjuangan dan dinamika yang harus dilalui," ujarnya mengisahkan.
    Bayangkan sajalah, lanjutnya, Nabi Yusuf AS yang dikenal dengan nabi yang paling ganteng diantara sekian banyak nabi dikucilkan, dan bahkan di masukkan oleh saudaranya sendiri ke dalam sebuah telaga atau sumur. Karena izin Tuhan untuk meninggal belum ada, akhirnya Nabi Yusuf selamat dari ancaman demikian.
    Begitu juga hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada bulan ini. Perjalanan dari Makkan ke Madinah bukanlah perjalanan yang mulus yang dilaluinya. Tetapi banyak ancaman dan teror dari pihak Abu Jahal dan Abu Lahap. Nabi dengan ikhlas meninggalkan tanah kelahirannya, demi sebuah masa depan iman dan agama yang tengah dikembangkannya. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar