wartawan singgalang

Senin, 07 Mei 2012

Dakwah Syekh Burhanuddin Dari Pacu Sampan Hingga Pemberdayaan Baruak

Dakwah Syekh Burhanuddin
Dari Pacu Sampan Hingga Pemberdayaan Baruak

Pariaman---Badan Pemberdayaan dan Pengembangan Kawasan Makam Syekh Burhanuddin (BP2KMSB) Ulakan mencatat peran dakwah yang dilakukan penyebar agama Islam itu cukup banyak. Terutama dakwah bil hal, atau dakwah lewat perilaku yang dicerminkan dari tingkah lakunya sendiri. Hebatnya, dakwah tersebut berkembang dengan berbagai aspek kehidupan serta pemberdayaan manusia itu sendiri.
    "Seperti diawal-awal sepulangnya Syekh Burhanuddin dari Aceh. Pasca itu mashur di pantai Ulakan, Padang Pariaman olahraga selaju sampan. Boleh dibilang kegiatan olahraga selaju sampan yang kini dipopulerkan di Kota Padang tersebut, bermula dari ajaran Syekh Burhanuddin itu sendiri, pada saat puluhan sampan yang menjembut dia dari pantai Pariaman ke Pulau Angso," cerita MZ. Datuak Bungsu, Ketua BP2KMSB.
    Menurut dia, pada saat orang yang menjemput Syekh ke Pulau Angso berserabut untuk supaya maha gurunya itu bisa menaiki sampannya masing-masing, Syekh BUrhanuddin tidak ingin diskriminasi. Semua penjemput dia berlakukan sama. Artinya, dari sekian banyak sampan, yang saat itu masih didayung, disuruh berbaris-baris, dan selajutnya bisa bersamaan sampai ditepi.
    "Allah, kata pendayung sampan yang satu. Allah, sahut yang lain. Maka dimulailah mendayung sampan, dari Pulau Angso menuju pantai Ulakan. Selama dalam perjalanan membawa Syekh Burhanuddin demikian, semua pendayung sampan itu selalu meneriakkan Allah. Akhirnya, khalimat demikian dijadikan untuk berzikir. Pemandangan yang terlihat kala itu, pas bagaikan orang yang sedang berpancu sampan. Dan memang, pasca demikian sempat populer acara pacu sampan. Namun tak berlangsung lama, lalu menghilang," ujarnya.
    Itu salah satu dakwah bil hal yang dipopulerkan Syekh Burhanuddin dalam melakukan Islamisasi, yang dimulai dari Ulakan. Dia mengajak umat untuk menganut Islam tidak dengan cara kekerasan. Melainkan dengan menghargai tradisi dan budaya yang berkembang saat itu. Budaya dan tradisi itulah yang dia perbaiki, sehingga sesuai dengan ajaran Islam rahmatal lilalamin, lewat kajian Tariqat Syatthariyah.
    Saat ini selaju sampan banyak dipopulerkan di daerah Riau. Terutama pada saat pesta Muharam, serta menyambut bulan puasa. "Dan historisnya perkembangan selanju sampan yang kini juga dilakukan masyarakat Mahek, Kabupaten LImapuluh Kota, dilakukan dari tradisi yang awalnya dimulai dari Syekh Burhanuddin tersebut. Pertautannya sangat jelas, karena sebagian diwilayah Riau yang melakukan hal itu, juga melakukan ziarah ke makam Syekh Burhanuddin pasa saat-saat tertentu. Begitu juga masyarakat Limapuluh Kota," terangnya.
    Disamping itu, Syekh Burhanuddin dianggap ulama yang berhasil melepaskan perbudakkan terhadap manusia. Dulu, yang memajat kelapa di seantero Padang Pariaman adalah orang. Belum tersebut monyet alias baruak untuk hal itu. Dengan kekuatan orang, memang banyak dan cepat kelapa jatuhnya.
    "Melihat kondisi demikian, Syekh Burhanuddin tidak tahan hati. Ditemukanlah seekor binatang. Dia sendiri yang ikut mengajari binatang demikian untuk bisa memanjat pohon kelapa. Lama kelamaan, binatang yang dikenal oleh rang Piaman bernama baruak itu diberdayakan. Secara perlahan, regenerasi orang pun berkurang untuk memanjat kelapa, baruak pun berkembang," sebut Datuak Bungsu.
    Syekh Burhanuddin, lanjut Datuak Bungsu, ingin manusia berbuat sesuai kesanggupannya. Termasuk sekalian dalam menjalankan ajaran agama yang dia kembangkan. Dan sekali-kali tidak boleh manusia itu mengerjakan hal yang dianggap mematikan diri. Sebab, ketinggian pohon kelapa akan sangat mengancam jiwa seseorang dari kesematan hidup. "Kita ingin, kegiatan yang mempunyai nilai historis itu bisa dikembalikan. Dan itu merupakan bagian dari upaya pengembangan makam Syekh Burhanuddin ini dimata pengunjungnya yang berdatangan setiap saat. Kita telah coba lakukan pacu sampan. Namun, karena kurang dapat sambutan dari pemerintah, hal itu tak bisa berkembang kembali. Begitu juga pemberdayaan baruak. Kita coba pula lomba panjat kelapa oleh baruak-baruak," ungkapnya. (damanhuri)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar