wartawan singgalang

Kamis, 14 Juni 2012

Yusni, tak Kemana Batenggang Awak Kanker, Motor Ditarik Dealer

Yusni, tak Kemana Batenggang
Awak Kanker, Motor Ditarik Dealer

Ketaping---Yusni, 38, terserang penyakit kanker rahim akut. Keluarga miskin itu telah dua tahun menjalani penyakit demkikian. Penyakit tersebut telah menyerang keseluruh tubuhnya. Kini, kondisi ibu tiga putra-putri ini tak bisa lagi berjalan. Kaki dan tangannya semakin mengecil, sementara perutnya semakin membesar, bagaikan orang hamil sembilan bulan. Suaminya Rozi dapat kemalangan pula. Motor kredit yang diambilnya, lantaran menunggak tiga bulan telah ditarik pula oleh pihak dealer. Rozi pun tak lagi bisa mengojek, yang sebelumnya dengan hasil ojek itulah dia hidupi keluarganya.
    Sejak sakit terasa berat, Yusni tinggal dirumah orangtuanya, di Korong Pauah, Kenagarian Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman. Dia tinggal bersama kakak perempuannya, Ernawati yang juga
punya anak yang masih kecil-kecil. Otomatis bertambah beratlah tanggungjawab Ernawati setiap harinya. Disamping membereskan seorang ibunya yang telah tua dan buta, juga membereskan adiknya, Yusni yang
mengalami penyakit mematikan itu. Untuk buang air besar dan kecil, Yusni harus melakukan ditempat pembaringannya.
    Rabu lalu, pihak Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Padang Pariaman datang dan ikut memberikan bantuan buat Yusni. Kedatangan pejabat Pemkab itu diprakarsai oleh anggota dewan asal
Ketaping, Bagindo Rosman yang merasa prihatin melihat kondisi Yusni. Dinas Kesehatan menyerahkan uang Rp3,5 juta, dan Dinas Sosial juga memberikan bantuan. "Kita menyerahkan beras, sarden, indomie, minyak
goreng dan sejumlah peralatan dapur lainnya," kata Kepala Dinas Sosial, Anwar pada Singgalang.
    Ernawati menceritakan, diawal penyakit demikian menyerang Yusni adalah datangnya pendarahan, berupa darah putih dan darah merah dari rahimnya. Sempat diobati ke RS Pusat M. Djamil Padang. "Ada tujuh kali
berulang-ulang kesana. Yusni tak sempat dirawat, karena tak punya biaya untuk itu. Dengan menggunakan Jamkesmas pun, Yusni tak bisa mendapatkan obat yang berkualitas. Sebab, kalau beli obat diluar, Jamkesmas tak laku," kata dia.
    Setelah pendarahan itu selesai, Yusni hamil anaknya yang ke-4. Anak itu lahir dalam keadaan meninggal. Dan menurut bidan yang menanganinya, anak yang dikandung Yusni ternyata telah lama meninggalnya. Untungnya, sang ibu, Yusni bisa selamat dari maut. Sebab, kebanyakan hal demikian selalu membawa petaka juga buat ibu yang mengandung anak yang telah meninggal dalam kandungan tersebut. Nah, pasca melahirkan anak itulah, penyakit Yusni semakin menjadi-jadi, sampai dia tak lagi kuat untuk duduk dan berjalan. "Tapaso lah awak yang mahabehkan kotorannya yang keluar dipembaringannya," ungkap Ernawati sedih.
    Anak Yusni yang paling besar, saat ini baru duduk dibangku kelas lima SD. Dia sekolah dengan biaya yang dibantu ala kadarnya dari mamak dan mandenya yang merasa prihatin melihat nasibnya itu. Apalagi
ayahnya, Rozi tak lagi bisa banyak bekerja, sejak motor ditarik pihak dialer yang memberikan kredit. Memang, dalam hitungan bisnis orang tak kenal rasa kekeluaragaan. Baru saja tiga bulan menunggak, motor
langsung ditarik.
    Kini, Ernawati hanya bisa pasrah. Penyakit Yusni yang menurut dokter rumah sakit; kanker mulut rahim itu tak kemana lagi mau diobati. Kalau ke rumah sakit, ya tentu butuh pitih banyak. Sementara, keluarga sudah kehabisan usaha. Ketika bantuan datang dari Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial tiba, Ernawati merasa terenyuh dan terharu sekali. Dia menyampaikan terima kasih banyak kepada Rosman, anggota dewan yang
sebelumnya Kepala Desa Pauah, yang sangat peduli terhadap nasibnya.
    "Sebagai perempuan, ambo tak kuat lagi untuk menghadapi ini. Sudahlah tiga putra-putrinya diselamatkan, dia juga diurusi, dan juga amak yang tak lagi bisa melihat, yang harus dibersihkan setiap harinya," ujarnya.
    Ernawati merasa kewalahan, disamping beratnya penyakit adiknya, Yusni itu, yang bersangkutan juga susah untuk makan. Semakin hari perutnya semakin membesar yang membuat seisi rumah itu terus dirundung
kecemasan. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar