wartawan singgalang

Minggu, 06 Mei 2012

Menjadikan Padang Pariaman Sebagai Kabupaten Gotong Royong

Menjadikan Padang Pariaman Sebagai Kabupaten Gotong Royong

Pariaman---Bagi masyarakat Padang Pariaman tak ada karuah nan tak kajaniah, dan tak ada pula kusuik nan tidak ka terselesaikan. Artinya, itu cerminan dari kebersamaan masyarakat dalam menghadapi berbagai persoalan yang terjadi. Hal tersebut tumbuh dan berkembang, karena kuatnya budaya gotong royong, dan rasa memiliki terhadap kampung dan nagari oleh masing-masing individu.
    Dulu, untuk membuat rumah masyarakat tidak merasa kesulitan, dan bahkan tidak membutuhkan pitih yang banyak. Orang perkampungan mampu menyudahkan sebuah rumah hanya dengan sistem kongsi atau julo-julo. Ada namanya julo-julo semen, emas, beras dan lainnya. Artinya, seluruh kebutuhan masyarakat, mulai dari yang besar, seperti rumah, sampai kepada yang sekecil-kecilnya, dipersamakan oleh masyarakat lewat kegiatan yang namanya julo-julo.
    Peredaran zaman dan peralihan masa, budaya seperti demikian tak lagi punya sakral. Kalau pun ada, hanya sebagian kecil masyarakat yang membuat rumah dengan cara itu. Kesan yang terlihat, masyarakat sudah individualis. Kurang peka lagi terhadap sosial kemasyarakat. Akibatnya, terjadilan gep. Ada yang kaya, dan tak sedikit pula yang miskin. Yang kaya dengan mudahnya membangun rumah. Yang miskin semakin susah membuatnya.
    Berangkat dari keadaan yang semakin mengkhawatirkan tersebut, agaknya Bupati Padang Pariaman, H. Ali Mukhni kembali membangunkan masyarakatnya yang tidur pulas dalam soal semangat gotong royong. Bersama aparatur Pemkab, Ali Mukhni berkeliling kampung dan nagari. Menggalakkan budaya gotong royong yang dinilainya telah punah. Secara perlahan-lahan tapi pasti, semangat gotong royong mulai dirasakan masyarakat. Semua orang, ketika kampungnya menerima 'arisan' gotong royong pun berlomba-lomba untuk ikut. Laki-laki membawa cangkul, yang ibuk-ibuk membawa makanan apa adanya untuk dimakan saat istirahat.
    Ditengah plus minusnya budaya gotong royong yang terus diikuti bupati pilihan masyarakat 2010 itu, tampak bergema. Disamping gotong royong tingkat kabupaten yang digelar sebulan sekali, masyarakat nagari juga membuat kegiatan yang sama ditengah masyarakat korongnya, yang dipergilirkan setiap korong yang ada dalam kampung terkait. Bahkan, dalam waktu dekat ini akan ada kegiatan gotong royong tingkat nasional di Padang Pariaman. Artinya, program ini dilihat dan diikuti langsung oleh sejumlah Menteri yang duduk di Jakarta sana.
    Walaupun ada sejumlah orang yang melecehkan program demikian, karena dasar rang Piaman suka mancimeeh, kegiatan itu punya ciri khas tersendiri bagi Ali Mukhni. Kegiatannya kecil, tapi dampaknya luar biasa dirasakan masyarakat. Lihatlah, berbagai akses jalan perkampungan terbuka, saluran irigasi pun lancar, jalan tani diwujudkan dan sejumlah pembangunan lainnya terlihat nyata.
    Nampaknya, dalam membangun Padang Pariaman, Ali Mukhni tak ingin hanya cerita belaka. Dia ingin pembuktian yang nyata. Merajut kebersamaan masyarakat yang dulunya pernah ada, harus dikembalikan. Satu-satunya jalan, adalah gotong royong. Membangun berbagai hal yang bermanfaat bagi banyak orang. Kalaulah rasa memiliki tumbuh, kebersamaan terajut kembali, pembangunan besar, kesejahteraan masyarakat akan dengan mudahnya diwujudkan.
    Ali Mukhni pun telah mengkampanyekan, bahwa Padang Pariaman adalah kabupaten gotong royong. Hal itu telah disosialisasikan. Baik terhadap stakeholders yang ada dikampung halaman, maupun terhadap perantau yang ada diseluruh perantauan. Nagari-nagari yang ada pun dilacut dengan lomba tergiat dan teraktif melakukan gotong royong. Bagi nagari yang berhasil, tentu diberikan penghargaan, agar semangat ini terus tumbuh dan berkembang ditengah masyarakat. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar