wartawan singgalang

Kamis, 20 Agustus 2015

Nagari III Koto Aua Malintang Masih Punya 405 KK Miskin

Nagari III Koto Aua Malintang Masih Punya 405 KK Miskin

Aua Malintang--Ada satu keunggulan Nagari III Koto Aua Malintang, bila dibandingkan dengan nagari lainnya di Padang Pariaman, yakni terjalinnya hubungan yang baik antara ranah dan rantau di nagari yang terletak paling ujung utara daerah itu. Bila dihitung jumlah zakat perantau yang terserak di nagari itu, mencapai Rp27 miliar setiap tahunnya.
    Dan kondisi demikian, mungkin sangat sulit menjumpainya di nagari lainnya di Padang Pariaman, meskipun perantau nagari lain banyak juga yang sukses dan kaya. Tentu hal ini harus jadi contoh oleh perantau kampung lain, bagaimana caranya melakukan sinergitas dalam menyalurkan hak dan kewajiban selaku umat Islam.
    "Satu hal yang belum terlaksana, yakni maksimalnya penggunaan zakat perantau itu oleh masyarakat yang menerima. Itu yang belum bisa dikembangkan. Kami bangga, H. Azwar Wahid alias Haji Sagi tiap tahun berzakat di kampung. Begitu juga dengan perantau sukses lainnya. Tetapi, zakat demikian bersifat instan, dan tidak ada tindak-lanjutnya," kata Walinagari III Koto Aua Malintang, Iskandar Rangkayo Datuak Mudo.
    Sebenarnya, kata dia, pihak nagari ingin mereka yang tahun ini menerima zakat, tahun depannya sudah bisa berzakat pula. Ini sebuah pemikiran yang belum bisa dikembangkan, karena sesuatu lain hal yang harus banyak melakukan kajian dan komunikasi dengan tokoh yang tiap tahun menyerakkan zakatnya di kampung halaman.
    Artinya, lanjut Iskandar, zakat yang dibagikan itu jumlah penerimanya tak banyak, tapi digunakan untuk pemberdayaan ekonomi, atau untuk modal usahanya. "Menerapkan hal demikian tidak semudah menyebutnya. Butuh pemikiran dan kerjasama yang jelas antara ranah dan rantau, khusus di Nagari III Koto Aua Malintang ini," ujarnya.
    Dalam sejarahnya, Nagari III Koto Aua Malintang telah melahirkan tiga pemerintahan nagari pula. Yakni, Nagari III Koto Aua Malintang Selatan, III Koto Aua Malintang Utara, dan III Koto Aua Malintang Timur. Tentunya, masyarakat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Agam itu tak lagi perlu jauh-jauh berurusan ke kantor walinagarinya di Batu Basa, karena sudah ada pemerintahan nagari baru pula yang akan melayani kebutuhan masyarakat.
    Menurut Iskandar, nagari yang dia pimpin saat ini ada sekitar 4.500 an jiwa tersebar dalam tujuh korong yang ada. Mulai dari Korong Kampuang Tangah, Kampuang Jambu, Kampuang Pinang, Koto Kaciak, Kampuang Padang, Kampuang Baringin, dan Korong Kampuang Surau. "Berdasarkan pendataan tahun lalu, di nagari ini terdapat 405 kepala keluarga yang masih hidup dibawah garis kemiskinan. Tentunya, butuh sentuhan pemerintah untuk membangkitkan perekonomiannya," ujar dia.
    Iskandar melihat, yang disebut dengan III Koto Aua Malintang, adalah satu koto atau kampung di Batu Basa, satu koto di Aua Malintang, dan satu lagi koto di Padang Lariang. Berhimpun ketiganya itu, maka adalah yang namanya Nagari III Koto Aua Malintang. Secara umum, kehidupan masyarakat bertumpu pada lahan pertanian berupa sawah dan ladang. Dulu, di nagari ini juga ada penghasil batu bintang atau obsidian. Sekarang, hanya tinggal namanya saja lagi. Kalaupun ada obsidian, hanya usaha tambang rakyat yang dikerjakan secara manual. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar