wartawan singgalang

Kamis, 08 Januari 2015

Kehadiran Jembatan Bukik Lubuk Alung Melengkapi Sejarah Nagari

Kehadiran Jembatan Bukik Lubuk Alung Melengkapi Sejarah Nagari

Lubuk Alung--Siang itu cuaca tidak terlalu panas. Matahari agak sedikit malu menampakkan wujudnya, sehingga banyak orang leluasa saja menjalankan aktivitasnya. Sejumlah pedagang keliling, sehari jelang pergantian tahun itu banyak pergi ke Koto Buruak, Lubuk Alung.
    Mereka tentunya sudah dapat kabar sebelumnya, kalau ada keramaian diatas jembatan Bukik Lubuk Alung tersebut. Yang namanya hiburan kalau diadakan, orang tanpa diundang pun akan tiba dengan sendirinya. Apalagi saat itu, LPPKN Nagari Lubuk Alung sengaja melakukan hiburan orgen tunggal, dan setahun diatas jembatan Bukik Lubuk Alung.
    Memang, jembatan yang membentang di atas Sungai Batang Anai menghubungan Korong Koto Buruak dengan Gantiang itu baru saja selesai dibangun. Jembatan itu merupakan satu dari empat jembatan yang ada di sepanjang jalan lingkar Duku - Sicincin. Di Koto Buruak, panjang jembatannya mencapai 185 meter.
    Tiga jembatan lagi terletak di Buayan, Kecamatan Anai, Pasie Laweh Lubuk Alung dan di Kapalo Hilalang. Sepertinya, dari empat jembatan yang merupakan mega proyek dari pusat ini, jembatan Bukik Lubuk Alung paling istimewa. Masih dalam tahapan pengerjaan, orang kampung sudah menikmati keindahan di atas jembatan tersebut.
    Walinagari Lubuk Alung, Harry Subrata bersama masyarakatnya tiap sebentar memposting perkembangan demi perkembangan yang sedang terjadi di jembatan itu. Bahkan, jembatan itu bagi rang Lubuk Alung adalah sejarah panjang, yang sudah lama jadi impian. Apalagi, yang namanya Lubuk Alung yang dilekatkan ke nama nagari itu, terletak di jembatan yang membentang demikian.
    Malam hiburan tahun baru, sengaja dilakukan di atas jembatan tersebut. Wagub Sumatera Barat, Muslim Kasim hadir, meskipun Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni-Damsuar tidak hadir malam itu, karena banyak agenda lainnya yang diikuti kedua pasangan itu. Muslim Kasim yang bupati dua periode di daerah itu, tentu kepala daerah yang ikut merintis keberadaan jalan lingkar itu. Sebab, proses awal jalan lingkar dibangun sekarang, dimulai sejak tahun 2002 silam, saat pertama kali Muslim Kasim jadi bupati.
    Namun, sepuluh tahun lamanya MUslim Kasim berkuasa di Padang Pariaman, jalan lingkar yang akan mempercepat arus transportasi, dan menghilangkan kemacetan di Pasar Lubuk Alung dan Sicincin itu nyaris gagal. Seolah-olah hilang dari peredaran. Muslim Kasim diasyikkan dengan berbagai problema. Mulai dari kisruh dengan DPRD periode 2004-2009, sampai persoalan ketetapan ibukota kabupaten di Parit Malintang.
    Dan akhirnya dia jadi Wakil Gubernur Sumatera Barat, mendampingi Irwan Prayitno, politikus PKS yang turun gunung, dari DPR RI. Ali Mukhni yang sempat lima tahun mendampingi Muslim Kasim di Padang Pariaman tentu tak bisa berbuat banyak kala itu. Kebijakan seorang wakil sangat terbatas. Barulah, setelah Ali Mukhni terpilih pada 2010, geliat pembangunan jalan lingkar kembali bergema.
    Proses ganti rugi tanah dan tanaman masyarakat antusias dilakukan. Bupati Ali Mukhni pun telah memastikan, bahwa mulai tahun ini, jalan lingkar itu diaspal hotmix. Empat jembatan yang akan dilalui selesai dikerjakan. Ali Mukhni terkenal sebagai bupati gigih. Dimanapun kendalanya pembangunan jalan itu, selalu ada solusinya.
    Tiap sebentar Ali Mukhni mengunjungi jembatan Bukik Lubuk Alung. Termasuk jembatan yang tiga lagi. Baginya, kesuksesan pembangunan jalan lingkar dan jembatan tersebut, adalah prestasi yang sangat luar biasa. Dan tiap sebentar pula Ali Mukhni melakukan koordinasi dan komunikasi dengan tokoh masyarakat dan walinagari, tempat jembatan itu dibangun.
    Momen siapnya jembatan Bukik Lubuk Alung, merupakan tonggak sejarah penting yang akan ditancapkan masyarakat Lubuk Alung. Apalagi, pembangunan kantor walinagari pas di ujung jembatan, telah dimulai pula. Jembatan siap, kantor walinagari sudah pula dikerjakan nantinya. Lengkaplah sudah sejarah lama itu terwujud dengan baik.
    Jembatan Bukik Lubuk Alung, disamping sebagai penghubung, juga akan berfungsi sebagai objek wisata. Bila ingin makan enak, sambil menikmati kesejukkan angin, datanglah ke jembatan Bukik Lubuk Alung. Air Sungai Batang Anai yang mengalir jernih dibawah jembatan, seolah-olah ikut menemani gundah-gulananya pemikiran anak muda yang mengabadikan berbagai momen diatas jembatan itu. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar