wartawan singgalang

Rabu, 28 Mei 2014

Bupati Ali Mukhni Hadir Atas Kepedulian Marnis Menangis Karena Bahagia dan Terharu

Bupati Ali Mukhni Hadir Atas Kepedulian
Marnis Menangis Karena Bahagia dan Terharu

Lubuk Alung--Marnis tak kuasa menahan tetesan air yang keluar dari matanya yang sudah berkeriput. Ibu berusia 63 tahun ini menangis bukannya karena sakit yang dideritanya sejak tiga bulan terakhir. Dia menangis karena haru dan bahagia.    
    Betapa tidak, saat dia diberitakan Singgalang, Jumat (23/5) lalu, sorenya Bupati Ali Mukhni bersama Ketua BAZ Padang Pariaman Suhatri Bur mendatangi Marnis yang hanya tidur di pembaringan dalam sebuah rumah yang masih terbengkali pula. Marnis sudah tiga bulan tak lagi bisa menggerakkan badannya, lantaran tulang di pangkal pahanya pecah akibat dua kali terjatuh.
    Dalam kesehariannya, Marnis hanya ditemani Dinda, cucu dia sendiri yang saat ini masih duduk di bangku kelas enam SD. Sedangkan tiga anaknya, termasuk orangtua Dinda memilih tinggal di rantau, mengadu nasib karena kerasnya tuntutan hidup di kampung.
    Namun, nasib anaknya itu belum juga bisa berubah, sehingga sang ibu dibiarkan saja bersama anak kecil tinggal di rumah. "Besok bawa ibu ini ke rumah sakit. Semua pengobatannya ditanggung. Anaknya yang di rantau tolong suruh pulang kampung. Dan amak tolong yang banyak makan, dan ikhlaskan hati untuk berobat supaya bisa sembuh," kata Ali Mukhni.
    Kehadiran orang nomor satu di Padang Pariaman ini tentunya atas prakarsa anak muda Lubuk Alung yang tergabung dalam organisasi Karang Taruna pimpinan Jasman Jay, Hilman H, camat Azminur, walinagari Harry Subrata dan sejumlah tokoh lainnya yang sangat peduli terhadap parasaian Marnis, yang hanya pasrah terhadap penderitaan dirinya.
    Ali Mukhni merasa ternyuh melihat penderitaan yang dialami Marnis. Apalagi Dinda yang mengurusnya belum pula cukup usia untuk itu. Kepada Dinda, Ali Mukhni minta untuk taat shalat, rajin belajar dan mengaji. Melalui Karang Taruna, Ali Mukhni dan Suhatri Bur menyerahkan bantuan BAZ dan bantuan pribadinya untuk Marnis sebanyak Rp3,8 juta.
    Dinda termasuk anak kecil yang santun. Anak sekecil dia sudah harus berhadapan dengan kerasnya hidup. Setiap hari kadang ia menjual makanan milik orang lain, untuk memenuhi biaya sekolahnya. Dia tidak cengeng. Sementara, untuk makan dalam keseharian Marnis, ada tetangga yang masih terbilang keluarga oleh Marnis yang bersedia menanakkan tiap hari.
    Ali Mukhni minta BAZ Padang Pariaman menuntaskan kesusahan Marnis demikian. Saat itu juga dia minta Kadis Kesehatan daerah itu untuk bisa memfasilitasi sebuah ambulan pengangkut Marnis ke rumah sakit di Padang. Sebab, kondisi Marnis yang sudah menua, kulit punggungnya yang terkelupas akibat lamanya tidur dan berbaring di tempat tidur, seharusnya diangkut dengan ambulan yang langsung ke rumahnya di Rimbo Panjang, Korong Sungai Abang, Lubuk Alung.
    Sabtu pagi, anak muda Karang Taruna Nagari Lubuk Alung, langsung ikut mengantarkannya ke rumah sakit M. Djamil Padang, untuk pengobatan intensif. (damanhuri)   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar