wartawan singgalang

Jumat, 23 Mei 2014

Berhasil Dari Piaman ke Sumbar Dari Matang Berorganisasi Hingga Gigih Mencari Suara




Berhasil Dari Piaman ke Sumbar
Dari Matang Berorganisasi Hingga Gigih Mencari Suara

Pariaman--Sejak masuk di DPRD Sumbar tahun 2009, Hj. Sitti Izzati Azis tetap di Komisi IV yang bermitra dengan Kesehatan, Kesra, Pendidikan, Sosial dan Tenaga Kerja. Tak heran, mitra demikian itu membuat perempuan kelahiran 1966 ini mampu berbuat banyak untuk masyarakat konstituennya di Padang Pariaman dan Kota Pariaman.
    Sitti, begitu putri asli Sikumbang Sungai Asam, mambako ke Koto Sicincin, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Padang Pariaman ini akrap disapa kembali terpilih pada Pileg April kemarin. Anak Buya Abdul Azis Tuanku Mudo itu saat ini jadi 'selebritinya' politisi.
    Dari tujuh caleg yang melenggang ke DPRD Sumbar, Sitti merupakan caleg peraih suara terbanyak. Dari 40 ribu lebih suara Partai Golkar, 8.421 suara merupakan perolehan pribadinya. Dan perolehan ini cukup signifikan, meskipun Ketua Fatayat NU Sumbar ini hanya diletakkan oleh Golkar sebagai caleg dengan nomor urut lima.
    Kepada Singgalang, ibu dari empat orang putra ini bertekad lebih banyak lagi berbuat untuk masyarakat. Baik ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Baginya, Pileg April lalu adalah periode kedua jadi wakil rakyat di Sumbar. Sitti terjun ke politik praktis melalui partai berlambang pohon beringin sejak 2000. Dia dipercaya sebagai Wakil Ketua DPD Partai Golkar Sumbar Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Tenaga Kerja.
    Sebelumnya, Sitti dikader lewat organisasi hebat yang telah melahirkan ribuan tokoh hebat di nusantara ini; HMI Cabang Sumbar semasa dia kuliah. Pasca itu, orangtuanya yang ikut membawa NU ke Ranah Minang, Sitti pun melanjutkan kiprahnya di organisasi sayap NU, yakni Fatayat NU yang menggarap para pemudi-pemudi.
    Tak heran, lewat kiprah demikian dia banyak bersentuhan dengan para petinggi NU di pusat sana. Seperti Hj. Kofifah Indar Paranwansa, Hj. Ida Fauziyah, dan lainnya. Hingga saat ini, Sitti masih menjabat sebagai Ketua Fatayat NU Sumbar. "Sekarang sudah periode kedua. Sebentar lagi tentu akan ditularkan kepada kader-kader potensi lainnya," ujarnya.
    Dia menyampaikan terima kasih banyak pada semua masyarakat Padang Pariaman dan Kota Pariaman. "Suara Golkar suara rakyat. Tanpa dukungan itu, perjuangan ini tak ada nilainya. Banyak lagi persoalan kemasyarakatan di Piaman yang mesti kita bicarakan, sekaligus kita tuntaskan di tingkat Sumbar," ungkapnya.

    Eri Zulfian

    Nama Ketua DPRD Padang Pariaman, Eri Zulfian melambung terus. Pertama kali duduk di lembaga wakil rakyat daerah itu berdasarkan PAW periode 1999-2004 dari PBB. Pileg 2004 dan 2009, dia pindah haluan dari PBB ke Partai Demokrat, dan mampu mengantarkan Bendahara V Asosiasi DPRD Kabupaten se Indonesia (ADKASI) ini jadi orang nomor satu di legislatif Padang Pariaman.
    Sebagai anak muda yang getol dan punya prestasi dalam organisasi sosial kemasyarakatan, Pileg April kemarin berhasil mengantarkannya jadi anggota DPRD Sumbar dari Dapil II, Padang Pariaman dan Kota Pariaman.
    "Terima kasih banyak atas dukungan semua masyarakat Piaman. Mari kita rajut kebersamaan, hilangkan semua perbedaan, dan kita lanjutkan membangun Padang Pariaman kedepannya yang lebig baik lagi," kata dia, saat bersua Singgalang, kemarin.
    Karir Eri Zulfian yang pernah jadi Ketua DPD KNPI Padang Pariaman ini, memang selalu mulus tanpa hambatan. Baru saja dipercaya sebagai Ketua DPC Partai Demokrat sebelum Pileg 2009, partai yang kini dipimpin Presiden SBY itu langsung jadi Ketua DPRD daerah itu. Namun, dia mengakui saat itu kemenangan Demokrat 50 persen karena faktor ketokohan SBY.
    Pria kelahiran Lubuk Alung pada 1975 ini memang mahir bercilancar di ranah politik. Dia pernah jadi Wakil Sekjen DPP Pemuda Islam. Organisasi demikianlah yang membuat ayah 4 orang putra-putri ini bisa melenggang ke DPRD Sumbar, meninggalkan banyak saingannya, baik di internal Demokrat, maunpun di luar partai itu.
    Dalam ketetapan KPU Sumbar, Minggu kemarin, Eri Zulfian berhasil dapat kursi kedua, dari tujuh kursi yang diperebutkan. Diatasnya Sitti Izzati Azis dari Partai Golkar.
    Sebentar lagi, tepatnya bulan Agustus nanti Eri Zulfian sudah harus meninggalkan kursi Ketua DPRD daerah itu. Sedangkan hasil Pileg di Padang Pariaman membuat Partai Demokrat pada posisi ketiga perolehan suara. Dengan demikian, kursi Wakil Ketua DPRD menjadi jatah partai ini. Siapa diantara empat kadernya yang akan menduduki itu? "Nanti kita tetapkan," kata dia singkat.

    Jasma Juni

    Jasma Juni Datuak Gadang tampaknya sudah ditakdirkan jadi anggota DPRD Sumbar. Betapa tidak, sudah dua kali dia ikut pusaran politik Pilkada di Padang Pariaman, yakni 2005 dan 2010 sebagai calon bupati, ternyata sang dewi fortuna belum berpihak ke dirinya.
    Namun, Pileg 2014, pria kelahiran 1958 yang senang disapa JJ ini lolos ke DPRD Sumbar dari Dapil II, Padang Pariaman dan Kota Pariaman dari Partai Gerindra. Dia mendapat kursi ketiga, setelah Sitti Izzati Azis (Golkar) Eri Zulfian (Demokrat), berdasarkan pleno penetapan kursi oleh KPU Sumbar, Minggu lalu.
    Bagi JJ berkiprak di partai yang didirikan Prabowo Subianto ini, lantaran masa depan partai ini cukup cerah. Bahkan, Pileg 2009, Ketua Ikatan Suku Jambak Padang Pariaman ini sempat jadi calon anggota DPR RI. Namun, belum nasibnya menjadi wakil rakyat.
    Berkat kegigihan dan kesungguhan, JJ yang sudah malang-melintang di dunia Polisi Mileter di berbagai daerah di nusantara ini, akhirnya meraih dukungan yang signifikan. Karena sudah dua kali maju di Pilkada Padang Pariaman, jelas JJ punya kemampuan yang sangat bisa diandalkan untuk membangkitkan daerah tertinggal demikian.
    Bisa melihat banyak seluk-beluk daerah Piaman. Dengan terpilihnya dia jadi anggota dewan Sumbar, khusus masyarakat kampungnya, Kayutanam tentu menjadi kebanggaan tersendiri.
    Sekarang nama JJ hampir melampaui Partai Gerindra itu sendiri. Hal itu tentu karena banyaknya dukungan masyarakat yang di dapatkannya di Piaman. Boleh dikatakan, marwah Partai Gerindra untuk Sumbar terletak di tangan JJ.
    Kepada Singgalang, JJ menyebutkan bahwa keberhasilan yang diraihnya adalah buah kegigihan. Tak pernah surut dan putus asa dalam berjuang. Kemudian, maju untuk DPRD Sumbar ini juga dorongan kuat dari pendiri Partai Gerindra Prabowo Subianto yang merupakan seniornya.

    Endarmy

    Dari tujuh anggota DPRD Sumbar periode 2014-2019 yang berangkat di Dapil II, Padang Pariaman dan Kota Pariaman dua diantaranya diisi oleh perempuan. Mereka adalah Hj. Sitti Izzati Azis (Golkar) dan Endarmy (NasDem).
    Endarmy merupakan politisi PAN yang hijrah ke partai yang mengusung 'gerakkan perubahan'. Memegang jabatan Bendahara NasDem Sumbar, mampu mengantarkannya ke gedung dewan yang terletak di jalan Khatib Sulaiman Padang itu. Terpilihnya Ketua Dekopinda Padang Pariaman ini sebagai wakil rakyat, adalah buah perjuangan panjang yang dilakukannya di tengah masyarakat Piaman.
    Dikalangan politisi, nama Endarmy sudah tidak asing lagi. Dia termasuk yang menyelamatkan pasangan MK-Ali Mukhni saat Pilkada 2005 lalu bersama PAN daerah itu. Mungkin saat ini, Endarmy lah perempuan politisi sejati yang pernah dipunyai Piaman. Karirnya di politik cukup bagus dan gemilang, meskipun sempat staknan selama lima tahun belakangan karena tak jadi anggota dewan.
    Periode 2004-2009, Endarmy masuk di DPRD Sumbar dari PAN, yang waktu itu Dapil IV, Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam. Putri Kayutanam ini memang gigih dan senang berorganisasi. Disamping Ketua Dekopinda yang mengurusi koperasi, Endarmy juga Ketua Majelis Taklim Indonesia (MTI) Padang Pariaman.
    Tak heran, kiprah demikian Endarmy mampu meraup suara terbanyak. Dia berhasil menempati posisi keempat, dari tujuh kursi yang tersedia pada Pileg April lalu. Secara kecamatan 2x11 Enam Lingkung lama, sangat diuntungkan dengan terpilihnya Endarmy. Betapa tidak, dari tujuh orang itu, tiga orang diantaranya putra 2x11 Enam Lingkung lama.

    Komi Chaniago Naik Tingkat

    Berhasil terpilih jadi anggota DPRD Sumbar pada Pileg April lalu, Komi Chaniago agaknya representasi dari Dapil I Padang Pariaman. Betapa tidak, hanya dia satu-satu tokoh dari utara daerah itu yang berhasil.
    Dari tujuh anggota dewan Sumbar di Dapil II (Padang Pariaman dan Kota Pariaman) Ketua DPC PBB inilah yang paling beruntung. Hebatnya, hasil Pileg tak satupun kursi PBB di DPRD Padang Pariaman, tapi Komi Chaniago mampu dapat kursi nomor lima untuk DPRD Sumbar. Dari 19 ribuan suara PBB di dua daerah itu untuk Sumbar, 5.600 an merupakan perolehan suara pribadi pria kelahiran Sungai Limau pada 1967 yang sudah dua periode duduk di DPRD Padang Pariaman itu.
    Kepada Singgalang, kemarin, Komi Chaniago tak membuat janji apapun jua dengan masyarakat konstituennya. "Sebagai orang baru pertama kali akan duduk di DPRD Sumbar, tentu kita coba dulu melihat apa pula permainannya. Ada ndak bedanya dengan saat saya dua periode di dewan Padang Pariaman," kata dia.
    Komi Chaniago memulai karir politiknya dari bawah. Reformasi yang melahirkan 48 partai politik 1999, termasuk PBB di dalamnya, Komi telah berkecimpung sebagai Wakil Sekretaris DPAC PBB Kecamatan Sungai Limau.
    Karirnya terus naik. Habis itu, Komi diminta memperkuat pengurus DPC PBB daerah itu dengan jabatan wakil ketua. Setelah itu, Komi Chaniago dua kali menjabat sekretari DPC PBB, sebelum menjabat Ketua DPC PBB saat ini. Masuknya Komi ke PBB, disamping terinspirasi oleh ayahnya; Sidi Dinur yang panatik Masyumi zaman dulu, juga dilatari bagusnya partai itu dilihatnya. Kemudian berkesan karena pidato politik Yusril Ihza Mahendra.
    Selama di DPRD Padang Pariaman, Komi dinilai sukses memimpin partai berazaskan Islam demikian. Pemilu 2004, PBB dapat empat kursi, termasuk dirinya. Namun, Pemilu 2009, kursi PBB hanya tinggal dua; dia dan Dirri Uzzulam. Pileg April, meski tak dapat kursi di Padang Pariaman, dan hanya tiga kursi di DPRD Kota Pariaman, PBB mampu mengantarkan Komi Chaniago ke Jalan Khatib Sulaiman, Padang. "Apa yang bisa kita bawa ke Piaman, dan memungkinkan untuk dikebangkan, ya kita angkut dari Sumbar," katanya.

    Darmon

    Membaca namanya, banyak orang tak percaya bahwa Darmon adalah seorang ustadz. Sebab, ustadz atau buya tentu harus memakai nama yang menjurus ke Arab sana. Tapi itulah kenyataannya. Tidak sekedar ustadz kondang, yang khotbahnya hampir mewarnai di setiap masjid di Padang Pariaman, Darmon juga seorang politikus.
    Reformasi hadir di republik ini, sangat menguntungkan bagi pengagum sosok Amien Rais ini. Dia langsung bergabung dengan PAN, partai poltik yang lahir dari rahim Muhammadiyah. Dua kali putra kelahiran 1972 ini meniti karir politiknya di DPRD Padang Pariaman.
    Namanya kian melambung tinggi, tatkala KPU Sumbar menetapkan namanya sebagai satu dari tujuh orang putra Piaman yang berangkat ke Sumbar. Darmon meraih banyak dukungan, setelah melakukan perjuangan panjang lewat dunia yang digelutinya.
    Dia berhasil menempati urutan keenam, dari tujuh kursi yang tersedia di Dapil II Sumbar (Padang Pariaman dan Kota Pariaman). Sebagai kader yang baik dan mulus, Darmon telah ditetapkan sebagai Kader Amanat Utama. Untuk ini, dia berhak dan punya tanggungjawab pula untuk melakukan kaderisasi di lingkungan PAN Sumatera Barat.
    "Terima kasih atas dukungan dan doa semua masyarakat Piaman. Dukungan masyarakat, besar sekali artinya untuk meraih impian yang telah terwujud ini. Tentu kedepannya, bagaimana kita bisa memberikan yang terbaik buat masyarakat, sesuai yang diamanatkan oleh undang-undang, sebagai wakil rakyat," kata dia.
    Menjelang dilantiknya anggota dewan hasil Pileg April lalu, nama Darmon mencuat, dan digadang-gadangkan sebagai salah seorang kader PAN yang akan jadi wakil Ketua DPRD Sumbar. "Itu keputusan partai. Hingga sekarang, belum ada keputusan soal itu. Yang jelas, kita ikuti saja dulu aturan main yang berlaku," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar