wartawan singgalang

Jumat, 01 Februari 2013

Saluang Disuruh Menyampaikan Pesan Penonton Tagaali-gaali Sanang

Saluang Disuruh Menyampaikan Pesan
Penonton Tagaali-gaali Sanang

Padang Sago---Ketika saluang disuruh menyampaikan pesan, tidak terasa pitih saku cepat habisnya. Sebab, pesan yang disampaikan melalui dendangnya tukang saluang sangat mendayu-dayu sekali. Orang yang berpesan pun merasa tagali-gali sanang dibuatnya, tatkala mendengarkan pesannya tersampaikan dengan rancak.
    Sesekali, tukang salung menggoda orang yang terlalu banyak berpesan. Melagukan nyanyian yang membuat orang tersebut merasa tersanjung. "Sajak Pak Aung jadi anggota dewan, pambangunan di Sungai Pua Tanjung Mutuih samakin batambah," demikian sebait nyanyian tukang salung yang dinyanyikan di Sungai Pua Tanjuang Mutuih, Nagari Koto Dalam, Senin malam kemarin, dalam rangka peresmian jembatan yang baru selesai dibangun pemerintah di kampung tertinggal itu.
    Rupanya semakin larut malam, nyanyian saluang itu semakin enak didengar. Bagi yang senang mendengarnya, dipertahankanlah lagu itu dengan membayar semampunya. Namun, bagi yang tak suka, dihimpoknya pembayaran sebelumnya itu dengan uang pula. Terkesan, hiburan yang semacam itu sangat mengasyikan bagi masyarakat kampung itu. Konon kabarnya, hampir setiap ada momen selalu ada hiburan yang menarik dilakukan.
    Saking asyiknya hiburan tradisional itu, entah dari mana-mana masyarakat berdatangan. Acara yang diadakan ditepi Sungai Batang Piaman itu menjadi lautan manusia. Hampir seisi rumah dalam kampung itu barangkali pada keluar rumah, melihat dan mendengarkan asyiknya nyanyian saluang. Apalagi yang muda-mudi, tentu menjadi keasyikan tersendiri.
    Acara seperti itu pun jadi momen yang sangat penting bagi Aung, Ketua Komisi III DPRD Padang Pariaman yang merupakan urang sumando di kampung itu, dalam membina dan mensosialisasikan dirinya ditengah masyarakat. Begitu juga bagi Alfa Edison, mantan Walinagari Koto Dalam, Kecamatan Padang Sago yang akan maju pula pada Pemilu 2014 nanti di Partai NasDem. Tak heran, kedua tokoh itu sering jadi sebutan oleh tukang saluang malam itu.
    Singgalang yang datang malam itu dengan Herman Sikumbang, pemilik Sate Anak Ibu Lubuk Alung merasa tercengang. Karena juga salah seorang tokoh masyarakat kampung itu, Herman Sikumbang pun menghidupkan nyanyian saluang dengan menyerahkan uangnya. Meskipun tidak akan mencalonkan diri pada Pemilu mendatang, Herman merasa tersentak juga mendengarkan saluang demikian, sehingga dia ikut pula sato sakaki.
    Yang lebih asyiknya, ketika ada permintaan jadi 'marapulai' dari sejumlah anak muda. Artinya, anak muda mendampingi salah seorang penyanyi saluang yang diinginkannya. Dengan langsung bersalam tempel, anak muda itu pun langsung naik pentas, mendampingi penyanyi nan paling rancak. Hebohlah suasan. Namun, anak muda yang lain minta cewek itu untuk membelakangi marapulai dengan menyerahkan uang kepada panitia acara. Si cewek pun harus melakukan, apa yang diminta oleh masyarakat. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar