wartawan singgalang

Rabu, 27 Februari 2013

Melihat Tradisi Maulid Batabuik di Bari Sicincin

Melihat Tradisi Maulid Batabuik di Bari Sicincin

Sicincin---Ternyata tradisi tabuik tidak saja di mashurkan oleh masyarakat Pariaman. Di Sicincin juga ada tabuik. Tetapi tabuiknya tak sama dengan yang digelar setiap bulan Muharram di Pariaman. Tabuik Sicincin ini digelar setiap ada pelaksanaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tabuiknya pun bermacam-macam bentuknya.
    Ada seperti layang-layang. Ada pula dari dahan pohon kayu yang banyak rantingnya. Dan masih banyak lagi bentuk lainnya, sesuai kemampuan masyarakat membuatnya. Di Korong Bari, Nagari Sicincin, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Padang Pariaman ini setiap kali melakukan maulid di Surau Baru, yang merupakan surau korong, disebut juga dengan 'maulid batabuik'.
    Masing-masing tabuik dibawa dari empat jorong yang ada di Bari. Masing-masing; Jorong Bari Tangah, Bari Mudiak, Bari Padang Lagondi dan Jorong Bari Aia Marangek ke Surau Baru, diarak pakai tambua tassa, laksana batabuik benaran. Ketika sampai digerbang surau, panitia menyambutkannya dengan menyorakkan; hoyak tabuik, tabuik dihoyak, hoyak, hoyak, hoyak. Kira-kira begitu bunyinya.
    Setiap tabuik itu ditempel dengan uang kertas yang berasal dari sumbangan masyarakat jorong tersebut. Jumlahnya cukup banyak juga. Bervariasi, sesuai kesanggupan masyarakat. Sore menjelang, tabuik itu sampai di surau. Selesai dihoyak, uangnya dicabut, lalu diserahkan kepada panitia maulid.
    "Maulid batabuik ini dilakukan sekali dua tahun. Artinya, pelaksanaannya digelar secara bergantian. Kalau tahun ini di Surau Baru Bari, maulid tahun depan di Masjid Raya Sicincin yang terletak di Korong Pauah. Ini tradisi lama yang tidak diketahui kapan dimulainya. Tampak masyarakat punya kreatif sendiri. Berbuat banyak untuk pembangunan surau, melalui hoyak tabuik," kata Zuefa, salah seorang panitia maulid.
    Panitia lainnya, Hasan Basri menyebutkan kalau setiap maulid lumayan besar dapat uang. Yang paling banyak itu, ya, dari batabuik ini. Setelah adanya kesepakan, bahwa tahun ini dilakukan maulid, maka sehari sebelum acara pemuda jorong dimaksud mencari pitih, dengan minta sumbangan disetiap persimpangan jalan, dan ditambah dengan sumbangan rang sumando serta anggota pemuda. Kadang sampai Rp40 juta dapat uang sekali maulid itu.
    Sebagaimana lazimnya, pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Padang Pariaman berlaku selama tiga bulan; Rabiul Awal, Rabiul Akhir dan Jumadil Awal. Semua masyarakat disibukkan dengan baralek itu. Disetiap rumah membuat lamang. Disamping untuk dibawa ke surau buat urang siak, yang sejak semalaman hingga sore menjelang besoknya, juga untuk dibagikan kepada ipar bisan, andan pasumandan.
    Anggota Komisi VII DPR RI, H. Dalimi Abdullah yang hadir dalam kesempatan itu tercengang melihatnya. "Hal ini tradisi lama yang mesti diteruskan dan ditumbuh-kembangkan dimasa mendatang. Inilah dinamika masyarakat, setiap kali melakukan hajatan keagamaan ditengah kampungnya. Ada nilai kebersamaan dalam membangun yang terlihat dari tradisi maulid batabuik ini," ucap politisi Partai Demokrat ini. (damanhuri)

1 komentar:

  1. alhamdulillah, baghu nampak di ambo tabuik di bari sicincin. Cibo lah sakali-kali dimasuakan tabuik di sungai asam yo.

    BalasHapus