wartawan singgalang

Kamis, 26 Mei 2016

Ketika Tukang Ojek Kembali Belajar Membaca Quran dari Iqraq

Inovasi Penyuluh Agama Lismawati
Ketika Tukang Ojek Kembali Belajar Membaca Quran dari Iqraq

Lubuk Alung--Keberadaan kelompok sosial keagamaan memberikan nilai plus bagi perkembangan dan percepatan pembangunan bidang keagamaan, khususnya agama Islam. Hal inilah yang dilakukan penyuluh agama Islam Kankemenag Kabupaten Padang Pariaman, Lismawati. Terlihat jelas pada penutupan kegiatan Kelompok Pengajian Pangkalan Ojek (KPPO) Kampung Ladang, Balah Hilia, Lubuk Alung, Rabu (25/05) malam lalu di Mushalla Darussalikin (Surau Kajai).
    Kegiatan penutupan ini sekaligus dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan. Indahnya silaturrahim ini karena dihadiri seluruh anggota KPPO yang berjumlah lebih dari 50 orang, beserta isteri dan anaknya.
    Keberadaan tukang ojek di tengah masyarakat bukanlah sesuatu yang asing. Menjadi tukang ojek sudah menjadi bagian profesi seorang suami yang juga sebagai ayah guna menghidupi keluarganya. Bahkan, profesi ini ada juga yang digeluti oleh perempuan.
    Hampir di setiap sudut kota, kecamatan, nagari, bahkan korong banyak terdapat pangkalan ojek yang selalu setia menunggu para tumpangan. Banyak isu negatif tentang segelintir tukang ojek.
    Untuk menangkis tanggapan negatif itu, Lismawati, penyuluh agama Islam fungsional Padang Pariaman berinisiatif membentuk kelompok pengajian, yang mempunyai tujuan mulia, membangkitkan semangat kehambaan bagi profesi tukang ojek, bahwa mereka adalah makhluk
Allah yang juga berkewajiban mengabdi kepada sang Khalik.
    Untuk pengabdian itu, tentu perlu belajar dan mengasah kembali kemampuan, terutama dalam bidang ibadah dan Quran. Karena melihat fenomena itulah, akhirnya muncul pemikiran dan ide dari Lismawati untuk menyatukan aktifitas para tukang ojek ini dalam sebuah organisasi yang diberi nama KPPO Kampung Ladang.
    Kegiatan pengajian dilaksanakan di masjid dan mushalla yang ada di sekitar kecamatan Lubuk Alung, sesuai dengan kesepakatan anggota sejak Juli 2015 lalu. Kegiatan  yang dilaksanakan dua kali sebulan. Diikuti anggota KPPO dari usia 35-65.
    "Dari sekian banyak anggota KPPO, hanya 10 persen yang mampu membaca Quran. Itupun masih belum begitu fasih. Sedangkan 90 persen lagi harus dibimbing dengan memulai lagi
dari Iqraq satu," kata Lismawati. 
    Kenyataan yang sangat memilukan. Tetapi, Alhamdulillah berkat semangat Lismawati yang selalu memotivasi anggota, akhirnya semua anggota yang belum mampu membaca Quran rela dan ikhlas kembali belajar Iqraq bersama penyuluh Agama.
    Terobosan lalinya juga dilakukan dengan menerbitkan kartu keanggotaan. Kartu ini
dibuat dalam rangka memberikan legalitas dan keamanan anggota. Apabila terjadi masalah di lapangan, anggota bisa memperlihatkan kartu ini untuk memperjelas identitasnya.
    "Selain itu, dengan bantuan donatur kita juga membuat jaket seragam untuk anggota. Tujuannya kembali memberikan kenyamanan untuk anggota dalam mencari nafkah, serta menyiarkan kelompok pengajian ini di tengah masyarakat," ujarnya.
    Selain itu, Lismawati juga mengidentifikasi kondisi ekonomi dan tempat tinggal anggota KPPO. Berdasarkan data, ternyata para tukang ojek masih hidup dibawah standar. "Kita telah ajukan proposal ke berbagai pihak, termasuk ke Baznas Padang Pariaman, agar rumah tempat tinggal tukang ojek ini layak untuk ditempati," katanya.
    Kepala KUA Lubuk Alung, Syafral Abdi menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap
semangat penyuluh agama yang mampu merambah binaannya, bahkan sampai ke pangkalan ojek sekalipun. "Semoga penyuluh selalu eksis menjadi garda terdepan dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat," harapnya.
    Syafral Abdi menyerahkan bantuan kitab suci Quran dan Ikraq kepada KPPO. "Ini bantuan dan kepedulian dari Kemenag Padang Pariaman, untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya," pinta dia.
    Kepala Kemenag Padang Pariaman, Masrican Tuanku Marajo Basa menyampaikan apresiasi atas hadirnya organisasi ini. Penyuluh agama harus mampu memberikan solusi dan penengah di setiap problem yang dihadapi masyarakat. Dia ingin, terobosan ini dapat pula dilakukan oleh penyuluh agama lainnya di daerah ini. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar