wartawan singgalang

Jumat, 04 Desember 2015

Kesalahan Rekrutmen Pengawas TPS Bakal Mengurangi Partisipasi Pemilih

Kesalahan Rekrutmen Pengawas TPS Bakal Mengurangi Partisipasi Pemilih

Padang Pariaman--Kurang dari sepekan lagi, masyarakat Padang Pariaman dan Sumatera Barat menggelar Pilkada. Partisipasi permilih setiap momen Pilkada dan Pemilu jadi catatan tersendiri, karena selalu menurun, meskipun anggaran sosialisasinya selalu ditingkatkan.
    Ada satu hal lagi yang membuat berkurangnya jumlah pemilih; rekrutmen Pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dinilai tidak tepat sasaran, alias tidak menempatkan orang yang punya hak pilih pada TPS setempat. Seperti seseorang Pengawas TPS di salah satu TPS di nagari A, tetapi dia punya hak pilih di salah satu TPS di nagari B.
    "Ini tentunya ranah Panwaslu Padang Pariaman. Namun, selaku KPU yang menggelar Pilkada, saya kawatir hal yang seperti itu akan berdampak pada berkurangnya partisipasi pemilih," kata Vifner, Ketua KPU Padang Pariaman.
    Bayangkan! Pengawas TPS harus hadir pada saat petugas KPPS akan memulai. "Logikanya, dia akan lebih memilih mengawas, karena itu akan dapat uang, ketimbang memilih yang sama sekali tak dapat uang. Namun, sekali lagi itu ranahnya Panwaslu," ujar dia.
    Ketua KPU Vifner mengatakan, kerja keras pihaknya untuk mencapai target 78 persen partisipasi pemilih dalam Pilkada serentak pekan depan juga dipengaruhi segmentasi pemilih. Salah satunya pemilih pemula yang mencapai 7.900 di daerah ini.
    Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar, Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman menjadi pengalaman pertama bagi pemilih pemula yang telah berumur 17 tahun. Katanya, dengan minim pengalaman, pemilih pemula perlu dipandu atau diberikan sosialisasi tentang Pilkada.
    "Sosialisasi Pilkada terhadap siswa yang telah punya hak pilih, terus kita lakukan," kata dia. Belum adanya pengalaman serta pemahaman mereka tentang urgennya Pilkada ini, terkadang membuat sebahagian mereka tidak menggunakan hak pilihnya. Menimbulkan pemahaman pentingnya Pilkada dan rasionalisasi dalam menentukan pilihan.
    Vifner menjelaskan demikian, saat melakukan sosialiasi Pilkada serentak di SMA N 1 Enam Lingkung yang menggelar acara itu bersama Forum Masyarakat Peduli Sumatera Barat, Sabtu lalu.
    Sebelumnya, kata Vifner, KPU Padang Pariaman melakukan sosialisasi Pilkada ke seluruh sekolah SMA, SMK dan MA. "Mengambil jam Kultum dan menjadi pembina upacara, merupakan bagian penting sekalian dalam sosialiasi Pilkada kepada pemilih pemula disampaikan oleh penyelenggara," ungkap Vifner.
    Ketua Panwascam Kecamatan Lubuk Alung Ilhamsyah bersama anggotanya Yardi, mengakui ada segelintir Pengawas TPS yang beda tempat tugasnya dengan TPS tempat dia memilih. "Hanya sedikit persentasenya dari 95 Pengawas TPS yang kami rekrut. Itupun telah diantisipasi, dan dipastikan mereka tidak akan golput dalam Pilkada," ungkap mereka.
    "Meskipun tidak ada petunjuk tekhnis tertulis soal itu, kita telah mengantisipasinya dengan baik," ujar mereka lagi.
    Komesioner Panwaslu Padang Pariaman, Netti Nerawati menilai rekrut Pengawas TPS yang dilakukan Panwascam telah sesuai aturan main yang berlaku. "Insya Allah, adanya sebagian kecil kasus seperti itu tidak akan mengurangi partisipasi pemilih, khusus di kalangan internal Panwaslu itu sendiri," tegas dia.
    Netti Nerawi mengaku pihaknya tidak menurunkan surat edaran tertulis, terkait kebijakan demikian. "Secara tertulis tidak kami buat. Tetapi secara lisan, telah kami sampaikan, bahwa Pengawas TPS wajib bertugas sejak pagi di TPS, dan wajib pula melakukan pencoblosan, sebagai warga masyarakat yang telah punya hak pilih," ungkapnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar