wartawan singgalang

Minggu, 13 Desember 2015

Ali Mukhni Pantas Melanjutkan Pembangunan Padang Pariaman yang Terus Berlari Kencang

Ali Mukhni Pantas Melanjutkan
Pembangunan Padang Pariaman yang Terus Berlari Kencang

Padang Pariaman--Pascagempa akir 2009 silam hingga saat ini, Padang Pariaman tidak sekedar bangkit dari keterpurukannya. Lebih dari itu, daerah ini seolah-olah melaju dengan sangat kencangnya, meninggalkan status daerah tertinggalnya, dan boleh dibilang sebagai Sumatera Barat masa depan.
    "Di sini, saya menilai bahwa seorang Ali Mukhni itu lebih hebat dari seniornya Muslim Kasim," kata B. Rangkayo Rajo Sampono, saat diminta pendapatnya tentang dinamika pembangunan Padang Pariaman lima tahun terakhir. Jarang bupati sehebat Ali Mukhni itu memimpin daerah ini.
    Betapa dalam kurun lima tahun terakhir ini, bermuculan mega proyek pembangunan berskala nasional dan internasional. Dan itu tidak sekedar wacana. Tetapi dibuktikan langsung dengan tegaknya pembangunan itu. "BP2IP dan MAN IC hampir tuntas, pembangunan Main Stadion di Lubuk Alung segera pula di mulai. Bergeraknya pembangunan jalur rel kereta api dari Duku ke BIM, pembangunan Asrama Haji dan Islamit Centre juga akan dimulai," ulas Rajo Sampono.
    Sebagai penguasa Ulayat Nagari Ketaping, Kecamatan Batang Anai, dan pemimpin di antara sekian banyak rajo di Ulayat Nan Sabaris lama, Rajo Sampono melihat Ali Mukhni mampu menerapkan pemimpin yang membangun tiga hal. Mulai dari membangun kepala, dada dan perut masyarakat Padang Pariaman. Artinya, kepala masyarakatnya harus berisi, dengan di tandainya berbagai pembangunan berskala besar tersebut.
    Selanjutnya, kata dia, dada masyarakat juga harus diisi dengan ilmu pengetahuan. Itulah gunanya diwujudkan MAN IC, BP2IP, sebagai jawaban untuk pemenuhan ilmu pengetahuan bagi masyarakat Padang Pariaman. Soal perut, adalah hal yang paling esensial bagi masyarakat. "Dengan banyaknya pembangunan, dan bergeraknya segala macam jenis proyek, jelas akan mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat itu sendiri, buat pengisi perutnya," ungkap Rajo Sampono.
    "Selama ini saya hidup, dan sekian banyak pula kepala daerah yang saya kenal di Padang Pariaman ini, di masa kepemimpinan Ali Mukhni inilah terasanya pembangunan tiga hal yang dianggap penting tersebut," ujar Rajo Sampono. Bayangkan, manakala perut tak berisi, alias dapur di rumah tak mengepul, mana bisa dada akan diisi dengan ilmu pengetahuan, dan tak bisa pula kepala ini berpikir untuk kemajuan. Nah, sekarang tiga hal itu terwujud dengan baik. Tinggal lagi, bagaimana memanfaatkan pembangunan demikian.
    Dalam istilah niniak mamak, aku Rajo Sampono, Ali Mukhni seorang kepala daerah yang punya pucuak bulek dan urek tunggang. Artinya, ketika melakukan lobi-lobi pembangunan untuk daerah ini di pusat sana, dia pastikan bisa berhasil dengan kekuatan pucuak atau para pejabat di lingkungan Kementerian dan DPR RI. Kemudian disertai dengan urek tunggang. Punya modal kekuatan yang luar biasa, yang tak dipunyai oleh banyak orang. Dan pembangunan yang terwujud itu, tidak dibiarkan pula jalan sendirinya.
    Sekarang, yang belum terwujud itu adalah "Nagari Nasional". Dengan adanya bandara bertaraf internasional yang disebut BIM di Nagari Ketaping, tentu dibarengi pula dengan Nagari Nasional. Artinya, semua nagari yang ada harus tumbuh dan berkembang dengan berbagai dinamika kemajuan yang mampu menembus nasional. Tidak adalagi masyarakat yang berjalan kaki terlalu jauh untuk pergi sekolah, dan tidak adalagi kampung yang tidak bisa di tempuh dengan motor.
    Nagari nasional, tentu masyarakatnya tidak lagi merasakan kesulitan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, air bersih, dan lain sebagaiman dalam kebutuhan hidup. Tentu yang namanya pembangunan berjalan secara berkesinambungan. Tidak bisa semuanya sekali jadi. "Yang jelas, Ali Mukhni telah meletakkan dasar penting untuk meraih sebuah kemajuan masa depan masyarakatnya. Dia tidak berpikir sesaat atau hanya kepentingan politik dan kekuasaan. Melainkan, jauh jangkauannya di kemudian hari," sebutnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar