wartawan singgalang

Rabu, 24 Desember 2014

Ali Mukhni di Tengah Kehebatan Anas Malik dan Muhammad Nur

Ali Mukhni Ditengah Kehebatan dan Nyentriknya Bupati Anas Malik dan Muhammad Nur

Padang Pariaman---Pujian dari banyak orang tak membuat dia tersanjung. Sementara, cacian dan cemoohan orang lain tidak pula membuat dia marah dan sakit hati. Barangkali ini yang tergambar dari seorang Bupati Ali Mukhni dalam menjalankan roda pemerintahan di Padang Pariaman. Sebagai orang nomor satu yang dipilih rakyat pada 2010 lalu, tentu dia tidak akan terlepas dari dua hal tersebut. Cacian dan pujian dari masyarakatnya sendiri.
    Dari sekian banyak bupati yang telah memerintah dan bertugas di daerah ini, Ali Mukhni termasuk bupati yang pantas dicatat sejarah, setelah Bupati Muhammad Nur dan Anas Malik. Dua nama tersebut, jauh menjabat sebelum Ali Mukhni; Anas Malik dan Muhammad Nur terkenal sangat nyentrik, dan dekat dengan masyarakat. Bupati Ali Mukhni yang akan menyelesaikan tugasnya pada periode pertama ini juga terkesan begitu.
    Bupati Ali Mukhni tampak sangat tidak berjarak dengan masyarakatnya. Bahkan, anggota DPR RI dari Partai Demokrat Mulyadi menilai Bupati Ali Mukhni lebih hebat dari Presiden Joko Widodo. Apa yang disebut Mulyadi, memang itu adanya. Ali Mukhni mampu bertugas dari pagi hingga larut malam. "Sejak pagi tagi, sudah 13 kali melakukan pertemuan dengan masyarakat. Membahas berbagai persoalan yang kita hadapi saat ini," kata dia suatu ketika.
    Bayangkanlah itu. Padang Pariaman hanya punya 17 kecamatan. Sementara, dalam hari yang sama Bupati Ali Mukhni bersua dengan masyarakat sebanyak 13 kali pertemuan. Artinya, nyaris semua kecamatan yang ada telah dikunjunginya dalam waktu sehari. Baginya, kepentingan masyarakat dan banyak orang sangat utama bila dibandingkan dengan kepentingan pribadi dan keluarganya.
    Tahun ini dan tahun depan merupakan tahun politik. Tak heran, dari berbagai tokoh adat, agama dan tokoh masyarakat Padang Pariaman mulai mengalir suara dukungan untuk Ali Mukhni agar bisa kembali maju menjadi orang nomor satu. Tetapi, bagi Ali Mukhni sendiri, dukungan itu dianggap sebagai apresiasi masyarakat kepada dirinya. Dia tak begitu terlonjak mendengarkan keinginan yang entah serius atau hanya sekedar basa-basi, karena memang momennya politik saat ini.
    Anas Malik terkenal sebagai bupati yang berhasil memberatas kebersihan, dengan menertibkan wc terpanjang di dunia. Biasa orang buang air besar di tepi pantai, sekarang sudah ada wc. Dia tak segan-segan menegur masyarakat yang berbuat semau gue, membuang sampah sembarangan. Sedangkan Bupati Muhammad Nur dinilai berhasil membuka jalan utama menembus Gunung Tigo yang tidak terbayangkan oleh banyak orang dulunya akan ada jalan di gunung itu. Bahkan, sebagian orang ada yang akan bersunat kembali, kalau jalan Gunung Tigo itu tembus. Bupati Muhammad Nur yang orang Padang Sago tak mempedulikan itu.
    Kesungguhannya membuahkan hasil. Jalan dari Padang Sago menuju Gunuang Padang Alai, dan bisa juga ke Malalak tembus sudah. Artinya, kebangkitan ekonomi masyarakat Nagari Gunuang Padang Alai, Tandikek dan Padang Sago terbuka lebar. Masyarakat Nagari Padang Alai tak perlu lagi ke Pariaman untuk menuju Tandikek dan Padang Sago. Begitu juga sebaliknya. Jalan lancar, ekonomi menggeliat, hasil pertanian dengan mudahnya diangkut ke pasar nagari masing-masing.
    Sedangkan Bupati Ali Mukhni yang sebelumnya menjabat Wakil Bupati Padang Pariaman mendampingi Muslim Kasim, tidak ingin yang muluk-muluk. Dia langsung membuktikan apa yang sudah direncanakan ditengah masyarakatnya sendiri. Apa yang menjadi wacana jauh sebelum dia jadi bupati, saat ini terwujud sudah. Sebut saja keberadaan jalan lingkar Duku-Sicincin, yang tahun depan mulai diaspal hotmix. Empat jembatan yang dibangun dengan anggaran pusat di sepanjang jalan lingkar itu telah hampir selesai dikerjakan.
    Sebagai pemimpin, Ali Mukhni tidak ingin pula hanya menerima laporan asal bapak senang dari banyak anak buahnya. Dia langsung terjun, berbaur dengan masyarakat setempat, saat meninjau pengerjaan yang sedang berjalan. Bahkan, hampir tiap sebentar dia memonitor para pekerja. Dia tanyakan, apa yang jadi kendala, kenapa kok masih begini atau begitu. Sedangkan terhadap proyek yang hampir gagal dilakukan, berkat kesungguhan dan kegigihan Ali Mukhni, akhirnya jebol. Seperti yang terjadi saat akan memulai pengerjaan MAN Insan Cendikia di Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang.
    Filosofi, dima langit dijujung, disitu bumi dipijak, disana pula aia disauak, agaknya menjadi senjata oleh Bupati Ali Mukhni dalam menghadapi masyarakat yang terdiri dari 60 nagari dan 17 kecamatan itu. "Kalau dengan kebersamaan, tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Semuanya bisa, dan harus bisa. Semua pejabat pada saat menjelang lebaran tidak lagi berani ke kantor, lantaran tak sanggup berhadapan dengan banyak wartawan, saya satu-satunya yang berani. Mobil saya tetap parkir di depan lobi saat menjelang lebaran," kata Bupati Ali Mukhni.
    Diakhir masa jabatannya, Bupati Ali Mukhni telah memperlihatkan banyak pretasi yang diraihnya. Tentunya prestasi demikian adalah buah manis dari kesungguhannya dalam memberikan pengabdian di tengah masyarakat. Dan hampir pula semua proyek besar selesai menjelang akhir tugasnya tahun depan tersebut. Banyak yang memujinya sebagai langkah bagus dan hebat. Tentu tak sedikit pula yang memberikan cibiran sekaligus cemoohan. Dasar orang Piaman, tentu tidak asing dengan persoalan cemooh itu. Tetapi Bupati Ali Mukhni tetap terus melangkah maju kedepan. Baginya, cemooh merupakan pelecut, sekaligus penyemangat dalam bertugas. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar