wartawan singgalang

Senin, 29 April 2013

14 Tahun Mustafa Kamal Tinggal di Pondok Buruak

14 Tahun Mustafa Kamal Tinggal di Pondok Buruak

Lubuak Aluang---Sudah 14 tahun Mustafa Kamal tinggal disebuah pondok. Layaknya pondok kayu darurat, lantaran tak pakai listrik. Hingga saat ini dia bersama tiga putra-putrinya dengan setianya menghuni pondok demikian. Sejak tiga tahun belakangan, bapak berusia sekitar 45 tahun ini sudah berpisah pula dengan istrinya, Mardiana.
    Mardiana, perempuan asli Kabupaten Kepulauan Mentawai berpisah dengannya, lantaran semakin kerasnya tuntutan hidup yang ditanggungnya dalam keseharian. Mak Etek, begitu dia sering disapa banyak orang di Lubuak Aluang kerja serabutan. Dulu, dia banyak menghabiskan waktunya ditepi Sungai Batang Anai yang melintasi kampungnya, Balah Hilia Utara, Lubuak Aluang, Kabupaten Padang Pariaman. Bersama kawan-kawannya dia mengeluarkan pasir dari dalam sungai, lalu menaikkannya keatas mobil.
    Dari kerja itulah dia menggantungkan hidupnya bersama keluarga tercintanya. Sejak berpisah dengan istrinya, tak banyak lagi kerja yang menghasilkan pitih yang bisa dia lakukan. "Pernah berladang ditanah pusako orangtua. Menanam bingkuang. Karena harga jual bingkuang sangat murah waktu itu, banyak mengalami kerugian. Bingkuang terbuang begitu saja. Sehabis itu tidak ada lagi kerja yang jelas," cerita dia saat bersua Singgalang, Senin kemarin.
    "Alhamdulillah, dengan tidak ada kepastian hidup, ketiga anak-anak pada sekolah. Yang paling besar duduk di kelas empat SD. Pondok ini sudah tiga kali berganti atap. Sebab, memakai atap rumbia, yang daya tahannya tak bisa diharapkan untuk lama. Sedangkan lantainya dibuat dari papan sibiran, yang harganya sama saja dengan dikasih oleh yang punya usaha sawmil," ungkapnya.
    Bila malam tiba, Mustafa Kamal hanya ditemani sebuah lampu togok. Soal nonton tv jangan tanya pada bapak ini. Tak ada peralatan elektronik dalam rumahnya. Padahal, anak-anak lain yang sebaya dengan anaknya itu sangat gemar sekali nonton tv. "Apa hendak dikata. Sebenarnya kita sangat ingin sekali punya tv, tinggal dalam rumah yang layak huni. Itu hanya bisa lewat mimpi," ulas dia lagi.
    Bagi dia yang penting saat ini bisa mencari kemasukan buat makan dan biaya sekolah anaknya. "biarlah awak yang tak cukup sekolah. Ditengah keterbatasan ini, hendaknya anak mampu melebihi diri saya yang tak lanjut sekolah, lantaran pahitnya kehidupan orangtua dulunya," katanya sedih.
    Belakangan, pondok yang didiami Mustafa Kamal sudah di survei oleh pihak-pihak dalam Kecamatan Lubuak Aluang, dan selanjutnya diajukan untuk dapat bantuan rumah layak huni dari pemerintah. Dia pun sangat berharap dan bermimpi, pondoknya bisa diganti dengan rumah sederhana. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar