wartawan singgalang

Senin, 22 Agustus 2016

Pesan Ulama dan Penghulu Sungai Buluah

Pesan Ulama dan Penghulu Sungai Buluah

Nagari Sungai Buluh di Kabupaten Padang Pariaman memiliki pemandangan alam yang indah. Hamparan sawah menghijau dengan sungai-sungai berair jernih seakan dipagari oleh jejeran Bukit Barisan yang memanjang dari utara ke selatan.

Udaranya bersih dan suasananya tenang jauh dari kebisingan seperti di perkotaan.  Padahal secara geografis Nagari Sungai Buluh berada sangat dekat dengan Kota Padang. Bahkan dapat ditempuh sekira 25 menit saja dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM).

Wali Nagari Sungai Buluh Saharuddin mengatakan, perilaku keseharian warga Nagari Sungai Buluh bersandar kepada petuah lama “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”. Karena itu setiap permasalahan yang terjadi di nagari dicarikan solusinya dengan bermusyawarah untuk mufakat di bawah bimbingan penghulu dan ulama.

Di Nagari Sungai Buluh telah dibuatkan kesepakatan para ulama dan kesepakatan para penghulu dalam bentuk prasasti atau tugu. Pertama, Tugu Pesan Ulama dan kedua, Tugu Pesan Penghulu yang terletak di Korong Salisikan.

Pesan Ulama berbunyi: “Sapancuang lihie ka putuih sadatiak nyawo ka malayang nan bana katokan juo. Tegakkan kebenaran, jalankan keadilan, amar makruf nahi mungkar è Sorga.  Ingat !!!   Terbuai rayuan dunia è Neraka.”

Sedangkan Pesan Penghulu berbunyi: “Tahun bialah batuka-musim bialah baganti-maso bialah barubah-zaman bialah baraliah-nan sandi adat jan dirusak-tiang agamo jan diruntuah-budi jan sampai tajua-paham jan sampai tagadai-jago harkat & martabat.  Sesungguhnyo manusia itu adolah talatak pado harago diri.”

Setiap Jumat laki-laki di Nagari Sungai Buluh melaksanakan ibadah salat Jumat di Masjid Raya Sungai Buluh yang terletak di Korong Salisikan. Masjid yang sudah berdiri sejak abad ke-18 ini kebanggaan masyarakat Sungai Buluh.

“Bahkan telah dijadikan tempat musyawarah masyarakat nagari sejak dulunya,” kata Saharuddin.

Selain tempat-tempat yang bersifat religi, Nagari Sungai Buluh juga kaya dengan pemandangan alam. Ini karena Sungai Buluh berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung Bukit Barisan I, sehingga hamparan perbukitan menghijau dengan sungai-sungai berair jernih begitu sedap dipandang mata.

Kawasan Hutan Nagari Sungai Buluh telah ditetapkan Menteri Kehutanan sebagai Hutan Nagari sejak 2 Desember 2013. Pengelolaannya diserahkan kepada Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN) Sungai Buluh.

Ketua LPHN Sungai Buluh A. Dt. Rajo Batuah mengatakan, saat ini LPHN fokus mengembangkan ekowisata di Sungai Buluh, antara lain Pemandian Lubuk Kandih, wisata ikan larangan, serta jalan kaki (tracking) menuju Air Terjun Sarasah. Pengembangan ekowisata ini ditangani Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Nagari Sungai Buluh.

“Animo masyarakat untuk menikmati tempat-tempat wisata di Sungai Buluh sangat tinggi, bahkan pada saat menyambut bulan suci Ramadan kemarin tidak kurang 4 ribu orang datang mengunjungi pemandian Lubuk Kandih di Korong Kuliek,” katanya.

Ketua Pokdarwis Sungai Buluh Hendra mengatakan, dalam waktu dekat akan dibuat wisata rumah pohon dengan pemandangan langsung mengarah ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM).  Program ini merupakan bantuan dari UNDP REDD+. Lokasi rumah pohon masih berada di sekitar Lubuk Kandis dan di jalur tracking Air Terjun Sarasah.

“Dengan objek ekowisata beragam tersebut diharapkan mengundang minat wisatawan untuk beramai-ramai datang ke Sungai Buluh, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, sebab pengunjung akan membutuhkan jasa parkir, makan-minum, pemandu, bahkan suatu saat mungkin ada yang butuh home stay dan sebagainya,” katanya.*

1 komentar:

  1. assalamu'alaikum pak... awak iman kawan 1 lokal jo apak di unitas fakultas hukum,, awak banyak suko pado postingan blog apak,, banyak yang menarik dan memberi pengetahuan yang bayak,, blog apak kren abis pak,,

    BalasHapus