wartawan singgalang

Minggu, 08 Februari 2015

Gemstone Lubuk Alung Rancak Bana

Gemstone Lubuk Alung Rancak Bana

Lubuk Alung--Melihat bule berkeliaran di Bukittinggi mungkin sudah tidak asing lagi, karena memang daerah itu Kota Wisata yang ada di Sumatera Barat. Tetapi, ketika bule masuk kampung dalam Nagari Lubuk Alung, baru menjadi luar biasa.
    Halo mester! Oi bule, dan segala macam bunyi sorak, ketika dua orang warga Wina, Austria; Andreas dan Anne diajak melihat keindahan alam Lubuk Alung, Rabu kemarin oleh Walinagari Harry Subrata.
    Andreas merupakan seorang dosen di kampungnya Austria. Dia punya grup musik yang cukup terkenal. Baginya, Lubuk Alung dan Sumatera Barat bukan lagi daerah baru yang pernah disingahinya. Dia pernah lama, dan sempat mengajar bahasa Ingris di salah satu lembaga kursus di nagari yang terkenal panasnya itu.
    "Lubuk Alung rancak bana," kata dia ketika melafaskan bahasa Minang dengan sedikit terbata-bata. Dimata dia, masyarakat Lubuk Alung terkenal ramah dan santun. Tak heran, ketika banyak orang menyoraki dia di tengah Pasar Lubuk Alung, dengan santunya dia ketawa dan mengangkat tangan.
    Sebagai seorang dosen dan pemain musik, Andreas dan Anne tak sungkan-sungkan naik mobil box terbuka. Dia santai dan gembira saja menikmati sejuknya hembusan angin di tengah panasnya udara Lubuk Alung dikala senja menjelang malam itu.
    Rupanya batu akiak (gemstone) Lubuk Alung yang sudah mulai naik daun tak luput dari amatan Andreas. Dia tahu banyak, karena seringnya dia berkomunikasi dengan Walinagari Lubuk Alung Harry Subrata lewat dunia maya. Walinagari yang alumni Universitas Bung Hatta Padang itu, rupanya pandai pula bercakap-cakap bahasa asing, meskipun sepotong-sepotong.
    Andreas ingin membawa batu akiak Lubuk Alung ke kampungnya, Wina, Austria. Lama dia melihat proses pembuatan batu permata di kediaman Walinagari Harry Subrata di Koto Buruak itu. "Gemstone Lubuk Alung rancak bana," kata dia.
    Dia lebih terpana lagi ketika diajak melihat indahnya jembatan Bukuk Lubuk Alung. Sore itu, jembatan jalan lingkar yang menghubungkan Koto Buruak dengan Gantiang itu menjadi pusat keramaian oleh anak muda kampung itu. Dengan senang hati, Andreas suka saja diajak berfoto ria oleh banyak orang.
    Walinagari Lubuk Alung Harry Subrata bersama Jhoni Efendi, guide Andreas dan Anne, kehadiran dua orang turis mancanegara itu tentu menjadi momen yang sangat luar biasa. Kepada Harry Subrata, Andreas ingin diajak ke Lubuk Nyarai, sebuah wisata pemandian alami nan rancak. "Ini saatnya Lubuk Alung dan batu akiaknya menjadi go internasinal. Alhamdulillah," katanya. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar