wartawan singgalang

Sabtu, 30 Agustus 2014

Koto Buruak Lubuk Alung Kembali Bergaya

Koto Buruak Lubuk Alung Kembali Bergaya

Lubuk Alung---Semasa era Orde Baru dulu, Koto Buruak dikenal dengan 'Desa Bergaya'. Dan itu dibunyikan dan ditulis gadang-gadang di gerbang masuk Koto Buruak dari arah Singguliang. Desa dihapuskan, dan berganti dengan pemeritahan nagari. Koto Buruak tentu kembali menjadi korong dalam Nagari Lubuk Alung. Tulisan Koto Buruak Desa Bergaya pun hilang, dan mungkin punah oleh zaman yang semakin kencang berjalannya.
    Koto Buruak sejarah Lubuk Alung, itu tak bisa pula ditanggalkan. Karena di Koto Buruak itulah terletak yang namanya lubuk dan bukik yang bernama Lubuk Alung. Lubuk dalam sungai Batang Anai itu merupakan tempat pemandian dan permainan anak nagari zaman saisuak. Nah, diatas Lubuk Alung itu saat ini sedang dibangun sebuah jembatan rancak. Satu dari empat jembatan yang nantinya menjadi lintasan jalan lingkar Duku-Sicincin.
    Khusus jembatan yang menghubungkan Gantiang dengan induknya, Koto Buruak tersebut terkesan paling fenomenal. Tak heran, Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni acap melihat dan memantau perusahaan yang tengah mengerjakannya. Dan dipangkal jembatan di seberang, tepatnya di Bukik Lubuk Alung juga tengah di bangun Kantor Walinagari Lubuk Alung yang representatif.
    Melihat kondisi yang ada saat ini, tahun depan jembatan demikian sudah bisa dilalui. Bahkan, lebaran nanti Pasar Lubuk Alung yang dikenal paling macet di Padang Pariaman, tidak akan lagi macet akibat berpindahnya jalan itu, sebagai alternatif dari kemacetan. Boleh dilihat, keberadaan jembatan Bukik Lubuk Alung menjadi pesona wisata baru di nagari yang terkenal dengan panasnya itu.
    Sepertinya, kehadiran jembatan yang dibangun dengan anggaran dari pusat itu mampu mengembalikan Koto Buruak untuk kembali bergaya, yang pernah dibuat semasa hidup berdesa dulunya. Kini saja belum sudah jembatan itu, hampir tiap sore anak-anak kampung dan masyarakat Lubuk Alung pergi bermain-main di lokasi itu. Bila kondisi di Pasar Lubuk Alung terasa angek disiang hari, pergilah ke Bukik Lubuk Alung, maka angek atau panasnya udara akan hilang oleh hembusan angin dari arah Salibutan. Jangan lupa, bawa sebungkus nasi, biar lengkap isi perut.
    Apalagi, warung kopi untuk nongkrong di malam hari sudah pula ada. Lekaplah suasanya untuk mengembalikan Koto Buruak untuk kembali bergaya, meninggalkan wilayah lainnya. Dan Koto Buruak memang korong yang paling besar pula dalam Nagari Lubuk Alung. Kampung ini punya tujuh jorong; Koto Buruak Mudiak, Gantiang, Padang Baru, Koto Buruak Hilia, Kayu Gadang, Surantiah, dan Kapalo Koto.
    Saking besarnya korong itu, Sikabu Lubuk Alung yang merupakan nagari pecahan dari Lubuk Alung berada di tengah Koto Buruak. Artinya, Nagari Sikabu semacam titik yang terletak dalam Korong Koto Buruak. Di Surantiah Koto Buruak saja banyak pusat-pusat wisata yang belum tergarap saat ini.
    Sebut saja Babang Indah, sebuah air terjun yang berdekatan dengan Air Terjun Nyarai di Salibutan. Alam Surantiah nan asri berada dibawah Bukik Barisan. Melahirkan sumber air bersih, lahan pertanian yang luas. Bisa dibilang, Surantiah Koto Buruak serpihan Surga yang belum banyak diketahui orang luar. (damanhuri-wartawan muda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar