wartawan singgalang

Sabtu, 19 Juli 2014

Masjid Berkah Toboh Gadang Kesejukan dan Kenyamanan Beribadah

Masjid Berkah Toboh Gadang
Kesejukan dan Kenyamanan Beribadah Menjadi Faktor Utama

Toboh Gadang---Sore nan cerah, Kamis lalu mambuat banyak orang sibuk menuju pasar pabukoan di Pauh Kamba dan Lubuk Alung. Bagi masyarakat Sintuak dan Toboh Gadang, pasar yang dua itu tempat aternatif untuk mencari pabukoan nan enak.
Singgalang bersama Yardi, Sekretaris Nagari Lubuk Alung sengaja pergi ke Lubuak Pandan, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung sore itu untuk buka puasa. Sebelumnya, Shalat Asar di Masjid Berkah di Toboh Gadang. Pas sampai di masjid yang didirikan H. Jamaris Palapa itu, muazin tengah melakukan azan.
Motor langsung masuk halaman masjid, kami langsung pula ke tempat wuduk. Sore itu lumayan. Lebih satu saf laki-laki yang ikut melakukan kewajiban lima waktu sehari semalam demikian. Melihat masjidnya dari luar, terlihat nuasa perkotaan. Tapi, kalau kita masuk dan ikut shalat berjamaah, maka kebalikannya yang terasa. Nuansanya kampung sekali.
Tidak hanya shalatnya saja yang berjamaah, tetapi zikir, tasbih, takbir dan doa usai shalatpun juga dilakukan secara bersama, dimana tradisi itu hanya bersua dikalangan surau dan masjid kampung.
Memang, H. Jamaris mendirikan masjid itu tidak untuk tujuan menandingi tradisi beragama di kampungnya, Toboh Gadang yang sangat kental dengan tradisi orang tua-tua dulu, yang juga disebut sebagai kaum kuno. Kalau shalat Jumat, di Masjid Berkah azannya juga dua kali. Sebelum khatib naik mimbar baca khutbah, ada siraman rohani dari seorang ustadz. Sebab, khutbahnya dibaca sang khatib dengan bahasa Arab. Pakai tongkat membacanya. Di kampung itu lazim disebut dengan khutban ayam. Tarwihnya di malam hari bulan puasa dilakukan 23 rakaat dengan Witir. Selama bulan puasa, tampak keluarga H. Jamaris menyediakan menu buka puasa bagi musyafir yang berhenti dan Magrib disitu. Masjid yang didirikan sejak setahun yang lalu itu tak pernah sepi dari pengunjung.
Masjidnya selalu terbuka untuk siapa saja. Ingin tadarus usai sembahyang, ada banyak Quran di kiri kanan masjid untuk dibaca. Petugas kebersihan, imam, garin dan guru ngaji dalam masjid itu semuanya dalam tangguangan Jamaris, yang pengusaha kaya tersebut. Anda yang punya kendaraan roda empat pun tak dipungut parkirnya. Bahkan tukang parkir selalu mengawasi arus lalu lintas pada jalur Padang-Pariaman itu, manakala ada mobil yang akan masuk atau keluar dari masjid demkian.
Tentu sebuah pahala yang besar didapatkan Jamaris, karena keikhlasannya mendirikan masjid, sekalian menyediakan menu buka puasa selama Ramadhan. Sebagai masjid yang baru berdiri yang langsung diresmikan pemakaiannya oleh Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni, hingga kini selalu ramai tiap hari. Kalau shalat Jumat selalu penuh dengan jamaah. Mungkin keberkahan dari suasan baru itu barangkali.
Jamaris yang mempelopopri berdirinya masjid itu, mungkin terbilang atau termasuk ke dalam orang kaya yang pemurah. Masjidnya tak terlalu besar dan tak pula terlalu kecil. Sedang elok, sehingga mampu mengundang banyak orang yang sibuk di jalanan untuk berhenti manakala waktu shalat telah masuk. Kubah masjid yang diberi cat kuning, agak sedikit mirip dengan masjid kubah emas di Depok, Jawa Barat sana. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar