wartawan singgalang

Minggu, 07 Juni 2015

Menelusuri Kampung Tersuruk 5 Di 25 KK Belum Berlistrik, 69 KK Dibawah Garis Kemiskinan

Menelusuri Kampung Tersuruk 5
Di 25 KK Belum Berlistrik, 69 KK Dibawah Garis Kemiskinan

VII Koto--Gotong royong sepertinya sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Korong Guguak, Nagari Lurah Ampalu, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman. Minggu (31/5) lalu, empat dusun; Dusun Tigo Jurai, Padang Pauah, Tonyok, dan Guguak Tangah yang ada dalam korong yang berada di kampung tersuruk itu serentak melakukan gotong royong demikian.
    "Ini inisiatif yang kita ambil secara bersama, mengingat kondisi jalan dan rumah ibadah saatnya untuk dibersihkan. Apalagi bulan puasa akan masuk. Sebagai umat Islam tentu dituntut untuk membersihkan diri dan lingkungannya masing-masing," kata Walikorong Guguak Nazaruddin.
    Korong Guguak merupakan korong yang paling besar, dari sekian banyak korong yang ada di Nagari Lurah Ampalu. Minggu itu, Singgalang menelusuri kampung tersebut bersama Nazaruddin, yang saat ini dipercaya sebagai walikorong. Ada sekitar sekilo panjangnya jalan di korong itu yang belum disentuh aspal. Gotong royong mereka lakukan, sesuai kebutuhan. Tidak ada jadwal tertentu.
    Menurut Nazaruddin, jalan yang menghubungkan Padang Bungo, Nagari Koto Dalam, Kecamatan Padang Sago dengan Guguak melewati Dusun Tigo Jurai, sebagiannya telah dirabat beton oleh PNPM tahun lalu. Kondisi demikianlah, membuat jalan itu bisa dilalui kendaraan roda empat, sehingga kampung itu tidak terisolir benar.
    Dari 200 kepala keluarga (KK) yang ada di Guguak, 69 diantaranya masih berstatus KK miskin. 25 KK belum dapat aliran listrik. "Tentunya hal ini jadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. Mereka yang belum dapat listrik, telah kita ajukan permohonan melalui Nagari Lurah Ampalu ke Pemkab Padang Pariaman, lewat Koperindag tahun lalu. Namun, sampai sekarang belum ada kejelasannya," ungkap Nazaruddin.
    Nazaruddin yang juga guru mengaji di korong itu menyebutkan, bahwa KK yang sebanyak itu terdiri dari berbagai suku atau kaum, yang masing-masing kaum punya surau dan labai, sebagai tokoh yang menggerakkan masyarakatnya untuk beribadah ke surau. Dan di surau itu pula mereka membangun kaum dan dusunnya masing-masing, dalam hidup bermasyarakat.
    "Ada sembilan surau yang menampung kaum tersebut. Mulai dari Surau Koto Runciang, Toboh Binu Tangah, Toboh Binu Hilia, Padang Pauah, Jambak, Surau Kapeh, Ambiyo, Tonyok, Tungkuih Nasi, dan Surau Ulu Banda. Dari surau yang sebanyak itu, secara berkorongnya punya satu masjid. Masjid Raya Guguak namanya. Dengan itu, labainya tentu sembilan orang pula, dengan seorang labai nagari," Nazaruddin menjelaskan.
    Sekolah dasar, lanjut Nazaruddin, ada dua unit. SD 06 VII Koto Sungai Sariak yang terletak di Ulu Banda, Dusun Guguak Tangah, dan SD 33 VII Koto Sungai Sariak yang terletak di Dusun Padang Pauah. SMP belum ada. Bagi anak-anak kampung yang akan melanjutkan pendidikan menengah, ada yang ke Padang Sago, Lareh Nan Panjang, dan ada pula yang langsung ke Kota Pariaman.
    "Seperti masyarakat Tigo Jurai, mereka lebih dekat ke SMP Padang Sago dan SMP Ampalu di Nagari Lareh Nan Panjang. Sedangkan yang di Tonyok dan Guguak Tangah lebih dekat ke Kota Pariaman," kata dia. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar