wartawan singgalang

Sabtu, 09 November 2013

Mengayuh Biduk Kehidupan Sendirian Kartini Tinggal di Pondok Darurat tak Pula Berlistrik

Mengayuh Biduk Kehidupan Sendirian
Kartini Tinggal di Pondok Darurat tak Pula Berlistrik

Kapalo Hilalang---Terlalu berat beban hidup yang ditanggung Kartini. Ibu beranak lima berusia sekitar 35 tahun ini mengayuh biduk kehidupan sendirian. Tiap hari dia pergi ke kebun getah milik orang lain, untuk mendapatkan uang guna menyambung hidup dia dan anak-anaknya. Sejak dua bulan belakangan, kerja menakiak getah itu tak lagi dilakukannya, lantaran musim hujan. Dan memang, kerja mengambil getah butuh musim kemarau.
    Bersama anaknya, Kartini tinggal di sebuah pondok darurat. Terbuat dari kayu yang sudah ditopang pula dengan sebuah tonggak, agar pondok demikian jangan rebah. Ingin sekali keluarga ini menonton tv dikalan malam atau di waktu istirahat, tapi tak bisa. Listrik belum masuk kerumahnya hingga saat ini. Rumah Kartini jauh terletak diujung Korong Tarok, Nagari Kapalo Hilalang, Kecamatan 2x11 Kayutanam, Kabupaten Padang Pariaman. Supaya rumah keluarga miskin itu bisa masuk listrik, butuh sekitar lima buah tiang lampu. Tentu sangat tidak memungkinkan bagi dia untuk membeli tiang sebanyak itu. Suaminya telah lama pergi meninggalkan dia.
    Otomatis, semua beban hidup sepenuhnya ditanggung Kartini. Dan sejak dua bulan belakangan pula, anaknya yang paling besar tidak lagi bersekolah di sebuah SMK di daerah itu, lantaran tak lagi punya biaya untuk melanjutkannya. Dengan demikian, terancamlah masa depan yang cerah bagi anak-anaknya. Kalau musim hujan seperti saat ini, Kartini mengaku bekerja di sawah orang lain. Dia diupah untuk mengerjakan sawah orang. "Kadang menyiangi sawah. Ada pula yang bertanam. Ya, tergantung apa yang musim di sawah tersebut," cerita Kartini.
    Rabu kemarin Kartini merasa terkejut dan terharu. Pondok daruratnya didatangi Aljufri, calon anggota DPRD Sumbar dari Partai Hanura di Dapil II, Padang Pariaman dan Kota Pariaman. Ketua FKPM Padang Pariaman itu datang bersama Afrizal, caleg Hanura untuk DPRD Padang Pariaman di Dapil III, dan Asrizal Rajo Sutan, seorang tokoh masyarakat Kapalo Hilalang. Aljufri merasa terenyuh melihat penderitaan yang ditanggung Kartini.
    Kepada mereka itu Kartini menceritakan, kalau dia sudah lama tak menakiak getah. Kekuatan Kartini dalam menakiak getah lumayan juga. "Manakala cuaca hari sedang rancak, itu bisa 15 kilogram terambilnya. Sebagai seorang pekerja, ambo dapat uang separoh dari hasil yang didapatkan. Artinya, hasil penjualan getah dibagi dua dengan sang pemilik. Ya, paling Rp40-50 dalam sehari," kata dia.
    Pada kesempatan itu, Aljufri menyerahkan sejumlah bantuan berupa indomie, dan sejumlah uang. "Ini bantuan spontanitas. Pemerintah perlu memikirkan hal ini. Apalagi kondisi rumahnya yang jauh dari pusat keramaian, sehingga acapkali terlupakan dalam soal bantuan, baik itu bantuan dari pusat maupun dari daerah," ujar Aljufri, caleg dengan nomor urut dua ini.
    Sebagai tokoh masyarakat Kapalo Hilalang, Asrizal Rajo Sutan mengakui kalau Kartini tak pernah tersentuh bantuan apapun jua. "Upaya menopang pondoknya dengan sebuah tonggak, adalah kebersamaan warga yang kita kerahkan beberapa waktu lalu. Saat itu rumahnya nyaris saja rebah. Terima kasih atas bantuan yang diberikan Aljufri dalam masalah ini. Semoga bantuan itu bermanfaat bagi Kartini," ungkapnya. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar