Pintar Membuat Kerupuk, Piak Kenek Dapat Upah Rp10 Ribu Sehari
Sintuak--Tangan
Piak Kenek begitu lincah membuat kerupuk ubi. Ubi kayu yang sudah
direbus lalu digiling dengan alat penggiling tradisional. Kemudian
setelah rata ditancapkan malnya, sehingga jadilah sebuah kerupuk. Dalam
waktu sekejap saja, ibu tua berusia sekitar 60 tahun ini bisa membuat
makanan demikian dengan banyaknya. Setiap hari dia bekerja membuat
kerupuk milik tetangganya itu.
Artinya, Piak Kenek diupah oleh
induk semangnya untuk membuat kerupuk. Kekuatan Piak Kenek lumayan.
Untuk sehari, dia mampu menyudahkan sekitar 1.000 kerupuk. Dengan
kekuatan seperti itu, dia mendapatkan upah dari induk semangnya sebanyak
Rp10 ribu sehari. Dia merasa bersyukur, kalau induk semangnya lagi
sedang banyak berproduksi.
Ketika bersua dengan Singgalang ditempat kerjanya di Korong Balai
Usang, Nagari Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Padang, Padang Pariaman
beberapa waktu lalu, Piak Kenek menceritakan kalau mengolah ubi kayu
untuk bisa menjadi kerupuk akan memakan waktu sedikitnya tiga hari.
Mulai direbus, lalu ditumbuk dan dikasih resep, diolah jadi kerupuk.
Kemudian dijemur sampai kering. Kalau sudah kering baru bisa dijual dan
digoreng. Kerupuk yang sudah kering itu dijual oleh induk semangnya
seharga Rp7.500 untuk 100 buah kerupuk.
Sedangkan harga ubi
mentah yang dibeli induk semangnya, dalam sekarung itu mencapai
Rp50-Rp75 ribu. "Kalau kerja ini yang diharapkan, tidak akan mampu
menutupi biaya harian. Tetapi ini hanya kerja sambilan. Untung saja lima
anak ambo sudah pada lepas. Yang perempuan sudah bersuami, dan yang
laki-laki sudah pula beristri, sehingga tidak lagi menggantungkan hidup
dengan ambo," kata Piak Kenek.
Bagi
Piak Kenek bekerja membuat kerupuk yang hampir setiap hari dia lakoni,
adalah mengisi waktu agar jangan terbuang sia-sia. Tak heran, nyaris
setiap rumah di Balai Usang, Sintuak banyak ditemukan sentra pengrajin
kerupuk ubi kayu. Kalau orang situ menyebutnya karupuak pancih. Malah
sekarang, ubi kayu tidak sekedar untuk dijadikan kerupuk saja. Banyak
makanan lainnya yang bisa dibuat dari ubi demikian. Bisa buat kue,
tepung, dan lain sebagainya.
Kerupuk yang banyak ditemukan di
Balai Usang ini pun banyak pula yang dikirim ke daerah tetangga, seperti
Pekanbaru, Provinsi Riau. Maklum, urang awak banyak yang merantau ke
Bumi Lancang Kuning itu. "Sebenarnya, untuk bisnis kerupuk ini yang
paling banyak dapat untung itu, ya si penjual kerupuk kuah yang kita
temukan di rumah sekolah, atau ditempat dimana anak-anak banyak bermain.
Sebab, untuk satu buah kerupuk, ditambah mienya, itu bisa seharga
seribu," ungkapnya
menceritakan.
Piak Kenek mengaku sudah lama bekerja membuat
kerupuk ini. Saking lamanya, untuk memcetak kerupuk yang banyak dia tak
butuh waktu lama. Bayangka saja, seusianya yang sudah kepala enam, mampu
menyudahkan 1.000 kerupuk dalam sehari. Menurut dia, pada umumnya kaum
perempuan Sintuak ini pandai membuat kerupuk. Lihatlah, hampir satu
kampung ini banyak ditemukan kerupuk yang sedang dijemur. (damanhuri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar